Jumat, 06 November 2009

FAKTOR PENYEBAB BAYI PREMATUR

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya bayi premature dan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah adalah :
1) Faktor Ibu
a) Gizi saat hamil yang kurang atau malnutrisi
Jika gizi Ibu hamil kurang maka nutrisi untuk janin juga akan kurang. Hal ini akan mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan janin terhambat. Ibu dengan berat badan kurang sering kali melahirkan bayi yang berukuran lebih kecil dari pada yang dilahirkan oleh ibu dengan berat badan normal atau berlebih.
b) Umur ibu kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun
Hal ini berkaitan dengan organ reproduksi ibu. Bila usia ibu <> 35 tahun organ reproduksi sudah tidak berfungsi secara optimal.
c) Jarak antara kehamilan terlalu dekat
Jarak kehamilan yang Komplikasi
Contoh dari komplikasi perdarahan antepartum, pre-eklampsia/ eklamsia, KPD (Ketuban Pecah Dini)


Pada ibu hamil yang mengalami komplikasi seperti diatas, mempunyai potensi lebih besar terhadap proses pertumbuhan dan perkembangan janin yang mengalami gangguan, sehingga kebutuhan nutrisi dan oksigen bagi janin akan berkurang.
3) Faktor Janin
a) Cacat Bawaan
Pada janin yang mengalami cacat bawaan akan mengalami gangguan pada pertumbuahan dan perkembanganya, terutama pada cacat bawaan pada organ vital janin, seperti jantung, paru-paru, otak dan lain-lain.
b) Infeksi Intra Uteri
Dengan adanya infeksi intra uteri, janin yang masih dalam rahim akan mengalami kesulitan dalam penyerapan nutrisi sehingga pertumbuhan dan perkembangannya. Biasanya pada Ibu yang terinfeksi TORCH ( Toxoplasma, Other discase, Rubella, Clammidia, dan Herpes Simplex).
c) Prematur
Bayi prematur merupakan potensi sekali bayi lahir dengan BBLR, dikarenakan oleh masa gestasi yang rendah / kecil makin kecil bayi yang dilahirkan.
d) Hidramnion
e) Kehamilan kembar/ganda (Gemeli)
f) Kelainan kromosom
4) Faktor Lingkungan
Yang dapat berpengaruh antara lain : tempat tinggal di dataran tinggi, radiasi, sosial ekonomi, dan paparan zat racun.
a. Manifestasi Klinis
Pada bayi berat badan lahir rendah. Ada beberapa karakter yaitu :
1) Gejala klinis sebelum bayi dilahirkan.(1)
a) Pada anamnesa sering dijumpai adanya riwayat abortus, partus prematur dan lahir mati
b) Pembesaran uterus tidak sesuai tuanya kehamilan
c) Gerakan janin yang pertama (quikening) terjadi lebih lambat, gerakan janin lebih lambat, walaupun kehamilannya sudah agak lanjut.
d) Pertambahan berat badan Ibu lambat dan tidak sesuai menurut seharusnya
e) Sering dijumpai kehamilan dengan oligohidramnion atau bisa pula hidramnion, hiperemesis gravidarum dan pada hamil lanjut dengan toksemia gravidarum.
2) Gejala klinis setelah bayi lahir dibedakan antara bayi dengan retardasi pertumbuhan intrauterin, bayi premature dan bayi KMK. (1,9,10)
a) Bayi Prematur
- Vernik kaseosa sedikit / tidak ada
- Jaringan lemak bawah kulit sedikit
- Tulang tengkorak lunak, mudah bergerak
- Menangis lemah
- Kulit tipis, merah dan transparan
- Tonus otot hipotonik
- Rambut lanugo masih banyak
b) Bayi dengan retardasi pertumbuhan intra uterin dan bayi KMK (Kecil Masa Kehamilan)
- Tengkorak kepala keras
- Kulit tipis, kering, berlipat-lipat, mudah diangkat
- Abdomen cekung atau rata.
- Tali pusat tipis, lembek dan berwarna kehijauan
Selain dari berbagai karakter diatas gejala klinis bayi bayi lahir dengan berat badan lahir rendah ditinjau dari fungsi organ tubuhnya adalah sebagai berikut (15)
a) Pernapasan
- Pusat pengatur pernapasan belum sempurna
- Perkembangan paru-paru belum sempurna
- Otot pernapasan dan tulang iga lemah
b) Alat pencernaan makanan
- Belum berfungsi sempurna, sehingga penyerapan makanan lemah
- Mudah terjadi regurgitasi isi lambung dan dapat menimbulkan aspirasi pneumonia.
c) Hepar yang belum matang (immature)
Mudah menimbulkan gangguan pemecahan bilirubin, sehingga mudah terjadi hiperbilirubinemia (kuning) sampai kern ikterus.
d) Ginjal masih belum matang
Kemampuan mengatur pembuangan sisa metabolisme dan air masih belum sempurna sehingga mudah terjadi edema.
b. Gambaran klinik bayi berat badan lahir rendah
Gambaran bayi berat badan lahir rendah tergantung dari umur kehamilan sehingga dapat dikatakan bahwa makin kecil atau makin muda kehamilan maka nyata. Sebagai gambaran umum dapat dikemukakan bahwa bayi berat badan lahir rendah mempunyai kerakteristik. (9,10)
1. Berat badan kurang dari 2500 gram
2. Panjang badan kurang dari 45 cm
3. Lingkaran dada kurang dari 30 cm
4. Lingkar kepala kurang dari 33 cm
5. Umur kehamilan kurang dari 37 minggu
6. Kepala relatif lebih besar
7. Kulit : tipis transparan, rambut lanugo banyak, lemak kulit kurang
8. Otot hipotonik lemah
9. Pernafasan tak terukur dapat terjadi apnea (gagal napas)
10. Ekstremitas : paha abduksi, sendi lutut / kaki fleksi-lurus
11. Kepala tidak mampu tegak
12. Pernapasan sekitar 45 sampai 50 kali per menit
13. Frekuensi nadi 100 sampai 140 kali per menit
f. Komplikasi pada bayi dengan berat badan lahir rendah
Komplikasi yang terjadi pada berat badan lahir rendah antara lain:(1,9,15,16)
1) Aspirasi mekonium yang diikuti pneumothorax, disebakan oleh distress pada persalinan
2) Pada bayi KMK mempunyai hubungan yang tinggi yang mungkin disebabkan hipoksia di dalam uterus. Pada keadaan ini harus dilakukan partial plasma dengan segera, bila tidak akan timbul gejala kejang hipotonik.
3) Hipoglikemi, karena berkurangannya cadangan glikogen hati dan meningkatkan metabolisme.
4) Asfiksis, perdarahan paru pasif, hipotermia, cacat bawaan, akibat kelainan kromosom.
5) Hipotermia
Suhu tubuh stabil yaitu, kurang dari suhu normalnya yaitu 36,5°C oleh karena kesulitan mempertahankan suhu tubuh yang disebabkan oleh penguapan yang bertambah akibat dari kurangnya jaringan lemak dibawah kulit , permukaan tubuh yang relatif lebih luas dibandingkan dengan berat badan, otot yang tidak aktif, produksi panas yang berkurang oleh karena lemak coklat (brown fat) yang belum cukup serta pusat pengaturan suhu yang belum berfungsi sebagaimana mestinya.
6) Ikterus pada neonatus
Ikterus pada neonatus dapat fisiologis maupun patologis, ikerus fisiologis terjadi sekitar hari ketiga atau keempat sesudah kelahiran dan membaik pada usia 7 sampai 10 hari. Ikterus patologis terjadi pada 24 jam pertama setelah bayi dilahirkan dapat terjadi karena infeksi atau intoksikasi obat. Ikterus karena ASI umumnya terjadi pada usia bayi 4 hari atau lebih dan dapat berlangsung lama. Bayi dapat tetap sehat tetapi kadar bilirubin darahnya perlu dipantau.
ASI (Air Susu Ibu) tetap dapat diberikan bila :
a) Kadar bilirubin darah bayi kurang atau sama dengan 15 mg/ 100 ml dalam minggu pertama
b) Kadar bilirubin darah kurang atau sama dengan 18 mg/ 100 ml dalam minggu kedua
c) Kadar bilirubin darah kurang atau sama dengan 20 mg/ 100 ml dalam minggu-minggu selanjutnya.
Bila kadar bilirubin lebih dari yang tersebut di atas pemberian ASI dihentikan sementara (24 sampai 36 jam), kemudian bayi disusukan kembali. Selama menyusui dihentikan, ASI (Air Susu Ibu) tetap dikeluarkan dengan manual atau pompa untuk mempertahankan produksinya.
7) Sindrom gawat napas
Gangguan pernapasan yang sering timbul pada bayi BBLR. Hal ini disebabkan oleh kekurangan surfaktan, pertumbuhan dan pengembangan paru yang belum sempurna, otot pernapasan yang masih lemah dan tulang iga yang mudah melengkung. Penyakit gangguan pernapasan yang sering diderita bayi prematur adalah penyakit membran hialin dan aspirasi pneumoni. Disamping itu sering timbul pernapasan periodik (periodic breathing) dan apnea yang disebabkan oleh pusat pernapasan di medulla belum matur.
8) Infeksi
Mudah terjadi sepsis dan meningitis karena kulit dan selaput lendir membran tidak mempunyai perlindungan yang sempurna seperti pada bayi cukup bulan.
g. Pencegahan Kejadian BLLR
Pada kasus bayi lahir dengan berat badan lahir rendah pencegahan/ upaya preventif adalah langkah yang penting hal-hal yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut. (1,15)
1) Meningkatkan pemeriksaan kehamilan secara berkala minimal 4 kali selama kurun kehamilan dan dimulai sejak umur kehamilan muda. Ibu hamil yang diduga berisiko, terutama faktor risiko yang mengarah melahirkan bayi BBL harus cepat dilaporkan, dipantau dan dirujuk pada istitusi pelayanan kesehatan yang lebih mampu.
2) Penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim, tanda bahaya selama kehamilan dan perawatan diri selama kehamilan agar mereka dapat menjaga kesehatan dan janin yang dikandung dengan baik.
3) Hendaknya Ibu dapat merencanakan persalinannya pada kurun umur reproduksi sehat (20-34 tahun).
4) Perlu dukungan sektor lain yang terkait untuk turut berperan dalam meningkatkan pendidikan Ibu dan status ekonomi keluarga agar mereka dapat meningkatkan akses terhadap pemanfaatan antenatal dan status gizi Ibu selama hamil.
5) Meningkatkan gizi masyarakat sehingga dapat mencegah terjadinya persalinan dengan BBLR.
6) Tingkat penerimaan gerakan KB ( Keluarga Berencana ).
7) Anjurkan lebih banyak istirahat, bila kehamilan mendekati aterm atau istirahat baring bila terjadi keadaan yang menyimpang dari partus normal kehamilan.
8) Tingkatkan kerja sama dengan dukun beranak yang masih mendapat kepercayaan masyarakat.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar