Minggu, 27 Desember 2009

PLASENTA PREVIA PARSIAL

1. Pengertian
Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi di sekitar segmen bawah rahim sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh osteum uteri internum.
(Dikutip dari : Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal.2005.Jakarta)

Secara klinis ada empat derajat abnormalitas plasenta yang diketahui, yaitu :
a. Plasenta previa totalis adalah plasenta menutupi seluruh osteum uteri internum.
b. Plasenta previa parsialis adalah osteum uteri internum tertutup sebagian oleh jaringan plasenta.
c. Plasenta previa marginalis adalah tepi plasenta berada disekitar pinggir osteum uteri internum.
d. Plasenta letak rendah adalah plasenta tertanam dalam segmen bawah uterus sehingga tepi plasenta sebenarnya tidak mencapai osteum uteri internum tetapi terletak sangat berdekatan dengan osteum tersebut.
(Dikutip dari : Buku Obstetri Williams edisi 18)
2. Etilologi
Implantasi plasenta di segmen bawah rahim dapat disebabkan oleh :
a. Endometrium difundus uteri belum siap menerima implantasi
b. Endometrium yang tipis sehingga diperlukan perluasan plasenta untuk mampu memberikan nutrisi ke janin.
c. Vili korealis pada khoiron leave yang persisten
Mengapa plasenta bertumbuh pada segmen bawah uterus tidak selalu jelas dapat diterangkan. Bahwasanya vaskularisasi yang berkurang, atau perubahan atrofi padaa desidua akibat persalinan yang lampau dapat menyebabkan plasenta previa, tidaklah selalu benar, karena tidak nyata dengan jelas bahwa plasenta previa di dapati untuk sebagian besar pada penderita dengan paritas tinggi.
Menurut Singh, dkk (1981), misalnya menemukan plasenta previa pada 3,9% wanita yang pernah mengalami persalinan sesarea bila dibandingkan dengan angka 1,9% untuk keseluruhan populasi obstetrik. Faktor lainnya adalah plasenta yang besar sehingga membentang dan meliputi daerah uterus yang luas sebagaimana terlihat pada eritoblastosis fetalis dan pada janin yang lebih dari satu.
(Dikutip dari buku Obstetri Williams edisi 18)
Kloosterman di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (1973), mengatakan frekuensi plasenta previa pada primigravida yang berumur lebih dari 35 tahun kira-kira 10 kali lebih sering dibandingkan dengan primigravida yang berumur kurang dari 25 tahun, pada grande multipara yang berumur lebih dari 35 tahun kira-kira empat kali lebih sering dibandingkan dengan grande multipara yang berumur kurang dari 25 tahun.
(Dikutip dari buku Ilmu Kebidanan edisi 3)

3. Gejala dan Tanda
Gejala utama dan pertama dari plasenta previa adalah perdarahan tanpa alasan dan tanpa rasa nyeri, dan biasa terjadi pada kehamilan usia sekitar 28 minggu atau mendekati akhir trimester kedua atau sesudahnya. Perdarahan ini biasanya terjadi selagi penderita tidur atau bekerja biasa. Perdarahan pertama biasanya tidak banyak, sehingga tidak akan berakibat faal. Akan tetapi, perdarahan berikutnya hampir-hampir selalu lebih banyak daripada sebelumnya, apalagi kalau sebelumnya telah dilakukan pemeriksaan dalam.
Darahnya berwarna merah segar, berlainan dengan darah yang disebabkan oleh solusio plasenta yang berwarna kehitam-hitamaan. Sumber perdarahannya ada sinus uterus yang terobek karana terlepasnya plasenta dari dinding uterus.
(Dikutip dari buku Obstetri Williams edisi 18)



4. Penatalaksanaan
Plasenta dengan plasenra previa dapat digolongkan ke dalam beberapa kelompok, yaitu :
1. Kelompok dengan janin prematur tetapi tidak terdapat kebutuhan yang mendesak untuk melahirkan janin tersebut.
2. Kelompok dengan janin dalam waktu 3 minggu menjelang aterm
3. Kelompok yang berada dalam proses persalinan
4. Kelompok dengan perdarahan yang begitu hebat sehingga uterus harus dikosongkan meskipun janin masih imatur.
Penatalaksanaan kehamilan yang disertai komplikasi plasenta previa dan janin prematur tetapi tahap perdarahan aktif, terdiri atas penundaan persalinan dengan menciptakan suasana yang memberikan keamanan sebesar-besarnya bagi ibu maupun bayinya. Pada penundaan persalinan, salah satu keuntungan yang kadang kala dapat diperoleh meskipun relatif terjadi kemudian dalam kehamilan adalah migrasi. Plasenta yang cukup jauh dari serviks, sehingga plasenta previa tidak lagi menjadi permasalahan utama. Prosedur yang dapat dilakukan untuk melahirkan janin bisa digolongkan ke dalam dua kategori, yaitu persalinan sesarea dan pervaginam. Logika untuk melahirkan lewat bedah sesarea ada dua :
1. Persalinan segera janin serta plasenta yang memungkinkan uterus untuk berkontraksi sehingga perdarahan berhenti.
2. Persalinan sesarea akan meniadakan kemungkinan terjadinya laserasi serviks yang merupakan komplikasi serius persalinan pervaginam pada plasenta previa totalis serta parsialis.
Logika untuk melahirkan pervaginam adalah dengan harapan cara ini dapat menekan plasenta yang lepas pada tempat implantasi yang mengalami perdarahan selama persalinan dan dengan demikian menjadi tampan yang cukup baik bagi pembuluh darah yan ruptur sehingga perdarahan hebat bisa dicegah.
Ada empat metode kompresi atau penamponan untuk persalinan pervaginam, meskipun hanya pemecahan ketuban secara sederhana pada kasus plasenta previa parsialis yang kini digunakan secara luas.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar