Sabtu, 21 Mei 2011

KTI 2011 NEW : TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI PRIMIPARA TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DI KLINIK BERSALIN

MAU KTI lENGKAP SEGERA HUB 081 225 300 100
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan salah satu aspek dari kehidupan masyarakat, dalam pembangunan bangsa, peningkatan kualitas manusia harus dimulai sedini mungkin yaitu sejak masih bayi, salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas manusia adalah pemberian Air Susu Ibu (ASI).

Pemberian ASI sendiri terhambat oleh beberapa hal yang salah satunya adalah teknik pemberian ASI yang salah, yang bisa mengakibatkan puting lecet, payudara bengkak, saluran susu tersumbat, mastitis, abses payudara dan bayi enggan menyusu (Dinkes Surabaya, 2010).
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI ) tahun 2009 ada beberapa hal yang menghambat pemberian ASI Ekslusif, diantaranya adalah karena rendahnya pengetahuan para ibu mengenai manfaat ASI dan cara menyusui yang benar yaitu sebesar 19,07%, kurangnya pelayanan konseling laktasi dan dukungan dari petugas kesehatan sebesar 15,23%, persepsi masyarakat yang salah kaprah mengartikan tentang ASI sebesar 20,40%, prilaku bagi para ibu bekerja yang tidak memberikan ASI Eksklusif sebesar 21,12%, dan pemasaran agresif oleh perusahaan-perusahaan pembuat susu bayi yang tidak hanya mempengaruhi para ibu, namun juga para petugas kesehatan sebesar 24,18% (Winoto & Assefa, 2003). Pada tahun 2006 cakupan standar nasional pemberian ASI Eksklusif telah di tetapkan yaitu 80% (Amirudin, 2007). Dari hasil rekap laporan ASI Eksklusif di seluruh Puskesmas Kota Surabaya tahun 2008 jumlah bayi yang mendapatkan ASI Eksklusif yaitu 40,07%. Dengan teknik menyusui yang benar yang hanya 22% dari ibu yang memberikan ASI eksklusif, Namun pada tahun 2007 jumlah bayi yang mendapatkan ASI Eksklusif menurun menjadi 38,44% (Dinkes Surabaya 2008 – 2009).
Dinas kesehatan Kabupaten Mojokerto tahun 2008 sasaran bayi 0-6 bulan jumlah 12.731 yang diberi ASI hanya 1.732, dengan teknik menyusui yang benar yang hanya 17,2% (Profil Dinkes,2008).



Tidak ada komentar:

Posting Komentar