Jumat, 09 Oktober 2009

GIZI IBU HAMIL

Ibu hamil membutuhkan energi dan zat-zat gizi lebih banyak dari pada wanita yang tidak hamil. Pertambahan energi dan zat-zat gizi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan ibu sendiri maupun kebutuhan janin yang dikandungnya.
Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, pertambahan besarnya organ kandungan, perubahan komposisi dan metabolisme tubuh ibu. Sehingga kekurangan zat gizi tertentu yang diperlukan saat hamil dapat menyebabkan janin tumbuh tidak sempurna. (Lubis, 2003).

Menurut Nasution (dikutip oleh Lubis, 2003) kebutuhan energi untuk kehamilan yang normal perlu tambahan kira-kira 80.000 kalori selama masa kurang lebih 280 hari. Hal ini perlu tambahan ekstra sebanyak kurang lebih 300 kkal setiap hari selama hamil.

Tujuan penataan gizi selama hamil adalah untuk menyiapkan :
a.Cukup kalori, protein yang bernilai biologi tinggi, vitamin, mineral dan cairan untuk memenuhi kebutuhan zat gizi ibu, janin serta plasenta.
b.Makanan padat gizi dapat membentuk lebih banyak jaringan tubuh bukan lemak.
c.Cukup kalori dan zat gizi untuk memenuhi pertambahan berat baku saat hamil.
d.Perencanaan perawatan gizi yang memungkinkan ibu hamil untuk memperoleh dan mempertahankan status gizi optimal sehingga dapat menjalani kehamilan dengan aman dan berhasil, melahirkan bayi dengan potensi fisik dan mental yang baik, dan memperoleh cukup energi untuk menyusui serta merawat bayi kelak.
e.Perawatan gizi yang dapat mengurangi atau menghilangkan reaksi yang tidak diinginkan, seperti mual dan muntah.
f.Perawatan gizi yang dapat membantu pengobatan penyulit yang terjadi selama kehamilan (diabetes melitus).
g.Mendorong ibu hamil sepanjang waktu untuk mengembangkan kebiasaan makan yang baik yang dapat diajarkan kepada anaknya selama hidup.
Bila ibu mengalami kekurangan gizi selama hamil akan menimbulkan masalah, baik pada ibu maupun janin, seperti diuraikan berikut ini.

a.Terhadap Ibu
Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu antara lain: anemia, pendarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal, dan terkena penyakit infeksi
b.Terhadap Persalinan
Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya (prematur), perdarahan setelah persalinan, serta persalinan dengan operasi cenderung meningkat.
c.Terhadap Janin
Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra partum (mati dalam kandungan), lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR)

Beberapa penyebab tejadinya kurang gizi pada seorang ibu hamil antara lain: kurangnya pengetahuan ibu tentang gizi ibu hamil, misalnya: sumber-sumber zat gizi, peranan zat gizi selama hamil, kecukupan gizi yang dianjurkan selama hamil, cara mengolah dan menyajikan dan makanan apa saja yang harus dihindari oleh seorang ibu hamil (Krisnatuti, 2000).

Kebutuhan gizi ibu hamil upaya untuk mempertahankan gizi dengan baik dan seimbang selama kehamilan adalah suatu solusi efektif untuk menjaga kesehatan. Bagi seorang ibu hamil tidak dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang berlebihan ataupun berdiet. Sebaliknya dianjurkan untuk menciptakan pola makan yang sehat dan benar (Krisnatuti, 2000).

Pada saat hamil seorang perempuan akan mengalami perubahan secara fisik yang cukup drastis. Kehamilan menyebabkan berat badan naik dan laju metabolisme tubuh (BMR atau Basal Metabolisme Rate) meningkat. Artinya energi yang dibutuhkan untuk metabolisme tubuh juga meningkat. Karena itu ibu hamil memerlukan gizi yang lebih banyak, baik untuk dirinya sendiri maupun bayinya. Asupan gizi pun harus seimbang. (Wibisono dan Ayu bulan, 2009)

Seiring dengan membesarnya janin, komposisi dan metabolisme tubuh ibu terus berubah. Pada trimester pertama, terjadi pembentukan organ-organ vital janin. Pada trimester kedua, janin mengalami pertumbuhan. Selanjutnya, pada trimester ketiga, semua fungsi tubuhnya mengalami pematangan dan pertumbuhan sangat pesat. (Wibisono dan Ayu bulan, 2009)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar