Rabu, 04 November 2009

BAYI PREMATUR

a) Pengertian
Sampai sekarang belum ada penyelesaian diantara para ahli mengenai definisi prematuritas yaitu
1) Bayi prematur adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan kurang dr 38 minggu. (Hamilton, 1999 : 234)
2) Bayi prematur adalah bayi yang lahir dengan berat badan (BB) kurang dari 2500 gram. (Greenhill dalam Mochtar, 2002 : 218)
3) Bayi prematur adalah bayi yang lahir dengan berat badan lahir 1000 sampai 2499 gram. (eastment dalam Mochtar, 2002 : 218)
Keterbatasan terhadap definisi diatas
1) Anak yang lahir dengan BB lebih dari 2500 gram adalah prematur atau dianggap prematur misalnya ada ibu dengan penyakit DM bila dilahirkan sebelum kehamilan 37 minggu
2) Sesudah kehamilan 280 hari sering dijumpai anak lahir dengan BB kurang dari 2500 gram pada pre-eklamsi dan eklamsi
3) Pada penyesuaian anak di luar uterus bergantung pada lamanya kehamilan dan tidak pada berat badan lahir
4) Pada beberapa suku bangsa, BB kurang dari 2500 gram adalah normal

b) Etiologi
Bayi prematur sulit dicari penyebabnya , sehingga pengobatannya sukar dapat diterapkan dengan psti. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan persalinan rpeterm :
1) Kondisi umum
• Keadaan sosial kondisi rendah
- Kurang gizi
- Perokok berat dengan lebih dari 10 batangg per hari
- Umur hamil terlalu muda kurang dari atau terlalu tua diatas 35 tahun
• Penyakit ibu yang menyertai kehamilan
- Tekanan darah tinggi penyakit kencing gula
- Penyakit jantung atau paru
- Penyakit endokrin
- Terdapat faktor rhesus
2) Penyakit kebidanan
Perkembangan dan keadaan hamil dapat meningkatkan terjadinya persalinan preterm diantaranya
• Kehamilan dengan hidramnion, preeklamsi – eklamsi, ganda
• Kehamilan dengan perdarahan antepartum pada solusio placenta, plasenta previa, pecahnya sinus marginalis
• Kehamilan dengan ketuban pecah dini : terjadi gawat janin, temperatur tinggi
3) Kelahiran rahim
• Kelainan anatomi rahim
- Keadaan rahim yang sering menimbulkan kontraksi dini
- Serviks inkompeten karena kondisi serviks
• Kelainan konggenital rahim
- Uterus arkuatus yaitu keadaan uterus dimana hanya terjadi cekungan di fundus uteri saja
- Uterus septus yaitu keadaan uterus dimana rahim rongganya bersekat
• Inveksi pada vagina senden (naik menjadi amnionitis)

c) Jenis
1) Bayi yang sangat prematur (ekstremely prematur) umur kehamilan antara 24 – 30 minggu. Bayi dengan mas gestasi 24 – 27 minggu masih sangat sukar hidup terutama dinegara yang belum atau seddang berkembang. Bayi dengan masa gestasi 28 – 30 minggu masih mungkin dapat hidup dengan perawatan yang sangat intensif (perawatan yang terlatih dengan menggunakan alat-alat yang canggih) agar dapat dicapai hasil yang optimum.
2) Bayi dengan derajat prematur yang sedang (moderateyl premature) umur gestasi 31 – 36 minggu. Pada golongan ini kesanggupan untuk hidup jauh lebih baik dari golongan pertama dan gejala sisa yang dihadapinya dikemudian hari juga lebiih ringan asal saja pengelolaan pada bayi ini betul-betul intensi.
3) Boderline prematur masa gestasi 37 – 38 minggu bayi ini mempunkyai siat prematur dan matur, biasanya seperti bayi matur dan dikelola seperti bayi matur, akan tetapi sering timbul problematik seperti yang dialami bayi prematur misalnya sindroma gangguan pernafasan, hiperbilirubinmia, daya isap yang lemah dan sebagainya, sehingga bayi ini harus diawasi dengan seksama

d) Problematik bayi prematur
Alat tubuh bayi prematur belum berfungsi seperti pada bayi matur. Oleh sebab itu ia mengalami lebih banyak kesulitan untuk hidup diluara uterus ibunya. Makin pendek masa kehamilannya makin kurang sempurna pertumbuhan alat-alat tubuhnya dengan akibat makin mudahnya telah komplikasi dan makin tingginya angka kematiannya. Dalam hubungan ini sebagian besar kematian perinatal terjadi pada bayi prematur.
Bersangkutan dengan kurang sempurnanya alat-alat dalam tubuhnya baik anatomik maupun fisiologiknya maka mudah timbul beberapa kelainan seperti berikut :
1) Suhu tubuh yang tidak stabil karena kesulitan mempertahankan suhu tubuh yang disebabkan oleh penguapan yang bertambah akibat dari kurangnyajaringan dibawah kulit, permukaan tubuh yang relatif lebih luas dibandingkan dengan berat badan, otot yang tidak aktif, produksi panas yang berkurang oleh karena lemak coklat (brown fat) yang belum cukup serta pusat pengaturan suhu yang belum berfungsi sebagaimana mestinya.
2) Gangguan nafas yang sering menimbulkan penyakit berat pada BBLR. Penyebabnya adalah kurangnya surfaktan (rasio lesitin/ spingomielin kurang dari 2), pertrumbuhan paru yang belum sempurna, otot pernafasan yang masih lemah dan tulang iga yang mudah melengkung (pliable thorax).
3) Gangguan pencernaan dan problema nutrisi yaitu distensi abdomen akibat dari mortilitas usus berkurang sehingga pengosongan lambung bertambah, daya untuk mengabsorsi lemak, laktosa, vitamin yang larut dalam lemak dan bebrapa mineral tertentu berkurang, kerja dari sfingter kardio – esfagus yang belum sempurna memudahkan mudahnya regurgitasi isi lambung ke esofagus dan mudah terjadi aspirasi.
4) Imaturus hati memudahkan terjadinya hiuperbili rubinemia dan defisiensi vitamin K.
5) Ginjal yang imatur baik secara anatomis maupun fungsinya. Produksi urin yang sedikit, urea clearance yang rendah, tidak sanggup mengurangi kelebihan air tubuh dan elektrolit dari badan dengan mudahnya terjadi edema dan asidosis metabolik.
6) Perdarahan mudah terjadi karena pembuluh darah yang rapuh (fregile) kekurangan faktor pembekuan seperti protombin, faktor VII, dan faktor Christmas.
7) Gangguan imunologik yaitu daya tahan tubuh terhadap infeksi berkurang karena berkurangnya kadar IgG gamma glubolin. Bayi prematur relatif belum sanggup membentuk antibodi dan daya fagositsis serta reaksi terhadap peradangan masih belum baik.
8) Perdarahan intraventikuler yaitu lebih 50% bayi prematur menderita perdarahan intraventikuler. Hal ini disebabkan oleh karena bayi prematur sering menderita apnea, asfiksia berat dan sindroma gangguan pernafasan
9) Rertolentar fibroplasia yaitu dengan menggunakan oksigen, dengan konsenstrasi tinggi (P202 lebih dari 115 mm = 15 kPa) maka akan terjadi vasokontriksi pembuluh darah retina yang dikuti oleh poliferasi kapiler-kapiler baru ke daerah yang iskemia sehingga terjadi perdarahan, fibriosis, distorsi dan parut retina sehingga bayi menjadi buta. Untuk menghindari retrolental fibroplasik maka oksigen yang diberikan pada bayi prematur tidak lebih dari 40%. Hal ini dapat dicapai dengan memberikan oksigen dengan kecepatan 2 liter permenit.
e) Gambaran klinik
Karakteristik
1) Berat lahir atau sama dengan 2500 gram
2) Lingkar dada kurang dari 30 cm
3) Lingkar kepala kurang dari 37 cm
4) Umur kehamilan kurang dari 37 minggu
Pada pemeriksaan fisik kepala relatif besar dari badannya, kulit tipis, transparan, lanuago banyak, lemak subkutan kurang, sering tampak peristaltik usus. Tangisnya lemah dan jarang, pernafasan tidak teratur dan sering timbul apnea. Bila hal ini sering terjadi dan tiap serangan lebih dari 20 detik maka kemungkinan timbulnya kerusakan tak yang permanen lebih besar. Otot-otot hipotonik, sehingga sikap selalu dalam abduksi, sendi lutut dan pergelangankaki dalam refleksi atau lurus dan kepala mengarah ke satu sisi reflek tonick leher lemah dan morro reflek positif. Gerakan otot jarang akan tetapi lebih baik dari bayi cukup bulan daya hisap lemah terutama pada hari-hari pertama. Bayi yang lapar akan menangis, gelisah dan akan menggerakkan tangan-tangannya. Bila tanda-tanda lapar tidak tampak dalam waktu 96 jam harus curiga akan adanya perdarahan intravetikular atau inveksi.
f) Penatalaksanaan
1) Pengaturan suhu badan bayi prematuritas
Bayi prematuritas dengan cepat akan kehilangan panas badan dan menjadi hipotermia, karena pusat pengaturan panas badan belum berfingsi dengan baik, metabelismenya rendah dan permukaan badab relatif luas. Oleh karena itu bayi prematur harus dirawat dalam inkobator sehingga panas badannya mendekati dalam rahim.
Bila belum memiliki inkubator bayi prematur dapat dibungkus dengan kain dan disampingnya ditaruh botol yang berisi air panas sehingga panas badannya dapat dipertahankan
2) Makanan bayi prematur
Alat pencernaan bayi masih belum sempurna, lambung kecil, enzim pencernaan belum matang, sedangkan kebutuhan protein 3 sampai 5 gram per kg BB dan kalori 110 kal / kg BB, sehingga pertumbuhannya dapat meningkat. Pemberian minum bayi per 3 jam setelah lahir dan didahului dengan menghisap cairan lambung. Reflek menghisap masih lemah, sebaiknya pemberian minum sedikit demi sedikit, tetapi dengan frekuansi yang lebih sering.
ASI merupakan makanan yang paling utama, sehingga ASI lah yang lebih dahulu diberikan. Bila faktor menghisapnya kurang maka ASI dapat diperas dan diminumkan dengan sendok perlahan-lahan atau dengan memasang sonde ke dalam lambung. Permulaan cairan yang diberikan sekitar 50 sampai 60 cc/ kg BB/ hari dan terus dinaikkan terus sampai mencapai sekitar 200 cc/ kg BB/ hari.
3) Menghindari infeksi
Bayi prematuritas mudah sekali terkena infeksi, karena daya tahan tubuh yang masih lemah, kemampuan leuksit masih kurang, dan pembentukan antibody belum sempurna. Oleh karena itu upaya preventif sudah dilakukan sejak pengawasan antenatal sehingga tidak terjadi persalinan prematuritas (BBLR). Dengan demikian perawatan dan pengawasan bayi prematuritas secara khusus dan terisolasi dengan baik.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar