Minggu, 06 Desember 2009

KEPUTIHAN (LEUKOREA)

Definisi Keputihan
Menurut Wiknjosastro (1999) Leukorea (whiete discharge, fluor albus, keputihan) adalah nama gejala yang diberikan kepada cairan yang dikeluarkan dari alat-alat genitalia yang tidak berupa darah.
Keputihan adalah semua pengeluaran cairan alat genitalia yang bukan darah. Keputihan bukan penyakit tersendiri, tetapi merupakan manifestasi gejala dari hampir semua penyakit kandungan (Manuaba, 1999).
Keputihan (leukorea atau flour albus) adalah cairan yang keluar dari vagina. Dalam keadaan biasa, cairan ini tidak sampai keluar, namun belum tentu bersifaat patologis. Pengertian lain dari leukorea atau flour albus, yaitu:
- Setiap cairan yang keluar dari vagina selain darah. Dapat berupa sekret, transudasi, atau eksudat dari organ atau lesi di saluran genital.
- Cairan normal vagina yang berlebih, jadi hanya meliputi sekreasi dan transudasi yang berlebih , tidak termasuk eksudat.
Sumber cairan ini dapat berasal dari sekreasi vulva, cairan vagina, sekresi serviks, sekresi uterus, atau sekresi tuba falopii, yang dipengaruhi fungsi ovarium (Mansjoer, dkk, 2001).

Keputihan didefinisikan sebagai keluarnya cairan dari vagina. Cairan tersebut bervariasi dalam konsistensi (padat, cair, kental), dalam warna (jernih, putih, kuning, hijau) dan bau (normal, berbau) (www.sinarharapan.co.id/iptek/kesehatan/2004/05).
Keluarnya cairan dianggap tidak normal kalau cairan yang keluar tidak berwarna jernih, tetapi berwarna putih kekuning-kuningan atau hijau, bahkan sering disertai dengan darah. Keluarnya pun tidak pada saat sebelum atau sesu- dah menstruasi, tetapi sepanjang waktu. Kadang-kadang cairan yang keluar memberikan bau yang khas, bahkan bau sangat amis atau menyengat. Kalau kondisinya sudah demikian, pada wanita yang menderita keputihan akan merasakan gatal dan agak panas atau perih di daerah vagina (www.indomedia.com.2005).
2.3.2 Jenis, Tanda-tanda dan Penyebab Keputihan (Leukorea)
2.3.2.1 Jenis dan tanda-tanda keputihan (leukorea)
Keputihan dapat dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu keputihan normal (fisiologis) dan keputihan penyakit abnormal (patologis). Keputihan yang fisiologis terjadi pada saat menjelang, sesudah, atau di tengah-tengah siklus menstruasi. Jumlahnya tidak terlalu banyak, jernih/putih, tidak biasanya keputihan fisiologis ini disebabkan oleh hormon yang ada di dalam tubuh kita. Keputihan patologis ditandai dengan jumlahnya yang amat banyak, berwarna, berbau, dan disertai keluhan-keluhan seperti gatal, nyeri, terjadi pembengkakan, panas dan pedih ketika buang air kecil, serta dan nyeri di perut bagian bawah (www.kompas.com.2005).
Wiknjosastro, dkk (1999) mengatakan leukorea dapat dibedakan menjadi dua, yaitu fisiologik dan patologik. Leukorea fisiologik terdiri atas cairan yang kadang-kadang berupa mukus yang mengandung banyak epitel dengan leukosit yang jarang, sedang pada leukorea patologik terdapat banyak leukosit.
Manuaba (1999) mengatakan bahwa keputihan fisiologis dijumpai pada keadaan menjelang menstruasi, pada saat keinginan seks meningkat, dan pada waktu hamil. Keputihan bukan penyakit, tetapi gejala dari berbagai penyakit sehingga memerlukan tindak lanjut untuk menegakkan diagnosis.
Jenis keputihan lain yang agak jarang terjadi adalah keputihan karena tumor terutama tumor ganas. Keputihan yang seperti nanah, berbau dan kadang- kadang bercampur darah serta sakit waktu berhubungan badan, selain disebabkan oleh bakteri-bakteri di atas bisa juga disebabkan karena tumor ganas (www.indomedia.com.2005).
2.3.2.2 Penyebab keputihan (leukorea)
Penyebab paling penting dari leukorea patologik ialah infeksi. Di sini cairan mengandung banyak leukosit dan warnanya agak kekuning-kuningan sampai hijau, seringkali lebih kental dan berbau. Radang vulva, vagina, serviks dan kavum uteri dapat menyebabkan leukorea patologik; pada adneksitis gejala tersebut dapat pula timbul. Selanjutnya leukorea ditemukanpada neoplasma jinak atau ganas, apabila tumor itu dengan permukaannya yang sebagian atau seluruhnya memasuki lumen saluran alat-alat genital (Wiknjosastro, 1999).
Penyebab utama dari keputihan adalah suatu jenis binatang satu sel yang disebut Trichomonas vaginalis. Keputihan karena kuman ini akan menimbulkan cairan putih, sebagian merasa gatal dan panas. Datangnya infeksi kuman ini bisa datang sendiri, misalnya dari tangan atau celana tanpa sengaja, atau saling menukar pakaian. Namun menurut pene- litian, sebagian besar Trichomonas menular melalui hubungan seks. Untungnya, keputihan jenis ini tidak terlalu berbahaya dan mudah disembuhkan.
Penyebab lain yang sering timbul adalah sebangsa jamur. Beda keputihan jenis ini adalah gatalnya yang luar biasa dan bisa timbul setiap saat. Akibat- nya, si penderita menggaruk-garuk terus organ seksnya. Tetapi jenis inipun cukup mudah disembuhkan, karena obat-obat anti jamur sangat ampuh terhadap keputihan ini.
Penyebab lain dari keputihan adalah bakteri-bakteri yang banyak sekali jenisnya. Tetapi yang terpenting adalah menular melalui hubungan seks. Ada dua bakteri yang sangat sering menimbulkan keputihan dan tertular melalui hubungan seks yang disebut Gonorhoe (GO) dan Chlamydia. Kedua penyakit ini hampir sama gejalanya yakni menimbulkan keputihan yang berat dan warna cairan umumnya putih kuning dengan bau yang cukup menyengat. Pada GO sering disertai rasa perih waktu buang air kecil. Pada Chlamydia hal itu tidak begitu terasa.
Keputihan lain karena bakteri mungkin saja terjadi walaupun tidak melalui hubungan seks. Karena berbagai perubahan dalam vagina serta masuknya kuman-kuman baru, maka timbul infeksi bakteri-bakteri tertentu. Ada wanita yang cebok di WC umum jadi keputihan. Bisanya bakteri ini juga menimbulkan gejala yang hampir sama dengan penyakit kelamin, yaitu keputihan berupa keluarnya nanah dan berbau sangat menyengat.
Wanita sebaiknya tidak terlalu sering dan terlalu lama memakai celana jins ketat dan tebal. Ditambah dengan udara yang semakin panas, maka udara di daerah vagina pun menjadi tambah panas. Dari situlah penyakit keputihan bisa menyerang wanita (www.indomedia.com.2005)
Leukorea fisiologik ditemukan pada:
1) Bayi yang baru lahir sampai umur kira-kira 10 hari; penyebabnya ialah pengaruh estrogen dari placenta terhadap uterus dan vagina janin;
2) Waktu di sekitar menarche karena mulai terdapat pengaruh estrogen; leukorea di sini hilang sendiri, akan tetapi dapat menimbulkan keresahan pada orang tuanya;
3) Wanita dewasa apabila ia dirangsang sebelum dan pada waktu koitus, disebabkan oleh pengeluaran transudasi dari dinding vagina;
4) Waktu di sekitar ovulasi, dengan sekret dari kelenjar-kelenjaar serviks uteris menjadi lebih encer;
5) Pengeluaran sekret dari kelenjar-kelenjar serviks uteri juga bertambah pada wanita dengan penyakit menahun, dengan neurosis dan pada wanita dengan ektropion porsionis uteri (Wiknjosastro, dkk, 1999)
Keputihan apabila tidak segera diobati dapat berakibat lebih parah dan bukan tidak mungkin menjadi penyebab kemandulan. Penyebab keputihan berlebihan terkait dengan cara kita merawat organ reproduksi. Misalnya, mencucinya dengan air kotor, memakai pembilas secara berlebihan, menggunakan celana yang tidak menyerap keringat, jarang mengganti celana dalam, tak sering mengganti pembalut (www.kompas.com.2005).
Keputihan patologis biasanya disebabkan oleh infeksi atau peradangan yang terjadi karena beberapa sebab. Misalnya, gejala keganasan organ reproduksi atau adanya benda asing dalam rahim atau saluran kemaluan (www.kompas.com.2005)
Sifat dan banyaknya keputihan dapat memberi petunjuk ke arah penyebab. Demikian pula halnya dengan indikasi lain seperti lama keluhan, terus menerus atau pada waktu tertentu saja, warna, bau disertai rasa gatal atau tidak.
Beberapa penyebab keputihan yang abnormal:
1) Infeksi jamur, keluarnya keputihan yang berwarna putih atau kekuningan, konsistensi seperti keju disertai rasa gatal, biasanya disebabkan oleh jamur candida atau monillia
2) Infeksi kuman trichomonas, jenis ini ditandai dengan keluarnya cairan yang berwarna kehijauan, berbusa disertai rasa gatal
3) Infeksi bakteri vaginosis, ditandai dengan keluarnya cairan berwarna keabu-abuan dan berbau
4) Penyakit menular seksual, ditandai dengan keluarnya cairan yang bersifat ‘cheesy’, berbau dan bercampur darah
5) Kanker leher rahim, ditandai dengan keluarnya cairan yang tidak disertai gatal, biasanya disertai bau busuk


Beberapa penyebab keputihan lainnya:
1) Vaginitis atropik, timbul pada usia lanjut (menopause), biasanya disertai rasa nyeri akibat kurangnya hormon estrogen
2) Obat-obatan, seperti: antibiotika, obat kontrasepsi yang mengandung estrogen
3) Radiasi pada organ reproduksi, penyinaran pada organ reproduksi dapat menyebab rangsangan pengeluaran cairan keputihan
4) Adanya benda asing seperti adanya benang, kasa tampon atau benda lain yang secara sengaja/tidak sengaja ada di dalam jalan lahir (vagina) (www.sinarharapan.co.id/iptek/kesehatan/2004/05).
2.3.3 Perawatan dan Hal-hal Yang Perlu di Perhatikan saat Keputihan
Bila mengalami gejala keputihan yang tidak normal, kita perlu segera pergi ke dokter untuk dilakukan pengetesan, agar segera diketahui penyebabnya. Sambil menunggu hasil pemeriksaan laboratorium, kita juga bisa menggunakan vaginal toilet atau vaginal douche Keduanya untuk menguras vagina dengan larutan antijamur dan antiseptik, sehingga lendir dapat dibersihkan. Tindakan ini akan sangat membantu penyembuhan dan pencegahan kambuhnya penyakit. Hanya saja, tindakan ini tidak boleh dilakukan terlalu sering karena bisa membunuh bakteri-bakteri yang dibutuhkan untuk menjaga keasaman daerah tersebut.
Pada masyarakat kita, keputihan paling banyak disebabkan oleh jamur dan bakteri yang hobi bersarang di daerah lembap. Wilayah sensitif kita itu memang semestinya selalu kering, baik dari keringat maupun air. Jadi, disarankan apabila selesai buang air kecil kita mengeringkannya dengan tisu atau handuk bersih dan kering (www.kompas.com.2005).
Hal-hal yang perlu diketahui/diperhatikan :
1) Jagalah kebersihan daerah organ reproduksi untuk mencegah beberapa penyakit / penyebab keputihan
2) Jangan menggunakan obat-obatan untuk pembilasan vagina secara rutin dan berlebihan. Hal ini dapat menyebabkan hilangnya flora normal yang ada di vagina yang bertugas melindungi terhadap kuman dari luar
3) Hindari stress yang berlebihan
4) Pada penderita diabetes usahakan kadar gula yang stabil
5) Segera ke dokter bila keputihan berlebihan
(www.sinarharapan.co.id/iptek/kesehatan/2004/05)
Untuk mengantisipasi munculnya keputihan, seorang wanita harus rajin membersihkan daerah vaginanya, dan rajin mengganti celana dalam- minimal tiga kali sehari. Kalau ada tanda-tanda keputihan, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter untuk menghindari akibat yang lebih parah



1 komentar: