A. Keluarga Berencana
1. Pengertian Keluarga Berencana
Keluarga berencana menurut WHO (1970) adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk :
a. Mengatahui kelahiran yang tidak diinginkan.
b. Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan.
c. Mengatur interval di antara kehamilan.
d. Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami-isteri.
e. Menentukan jumlah anak dalam keluarga.
(Hartanto, 2004).
2. Tujuan Keluarga Berencana
Tujuan keluarga berecana menurut BKKBN adalah :
1) Meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan ibu dan anak serta keluarga dan bangsa pada umumnya.
2) Meningkatkan martabat kehidupan rakyat dengan cara menurunkan angka kelahiran sehingga pertambahan penduduk tidak melebihi kemampuan untuk meningkatkan reproduksi.
3. Kontrasepsi
a. Pengertian Kontrasepsi
Kontrasepsi sesuai dengan makna asal katanya dapat didefinisikan sebagai tindakan atau usaha yang bertujuan untuk mencegah terjadinya konsepsi atau pembuahan.
Pembuahan dapat terjadi bila beberapa syarat berikut terpenuhi yaitu adanya sel telur dan sel sperma yang subur, kemudian cairan sperma harus ada di dalam vagina, sehingga sel sperma yang ada di dalam vagina dapat berenang menuju ke serviks kemudian ke rahim lalu ke saluran oviduk untuk membuahi sel telur. Sel telur yang telah dibuahi harus mampu bergerak dan turun ke rahim yang akan melakukan nidasi, endometrium atau dinding rahim harus dalam keadaan siap untuk menerima nidasi.
b. Cara Kerja Kontrasepsi
Cara kerja dari alat kontrasepsi adalah untuk :
1) Mengusahakan agar tidak terjadi ovulasi.
2) Melumpuhkan sperma.
3) Menghalangi pertemuan sel telur dengan sperma.
(BKKBN, 2001).
c. Efektifitas Kontrasepsi
Suatu metode kontrasepsi dikatakan efektif bila memang mampu menghalangi terjadinya pembuahan.
Ada dua cara untuk mengukur efektifitas suatu kontrasepsi, yaitu :
1) Efektifitas Teoritis
Efektifitas teoritis adalah suatu alat kontrasepsi atau metode kontasepsi jika kontrasepsi tersebut dipakai secara tepat sesuai dengan petunjuknya selama produk tersebut sesuai dengan standar yang ditetapkan, maka variasi efektifitas uatu kontrasepsi hanyalah karena perberdaan fisiologis dari para penggunaanya, misalnya berbedaan umur.
2) Efektifitas Pengguna
Efektifitas pengguna ini memperhitungkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh para pengguna kontrasepsi tesebut dan angkanya menjadi sangat bervariasi, tergantung banyak faktor, seperti tingkat pendidikan dan informasi yang di dapatkan oleh pengguna. Semua kontrasepsi kecuali sterilisasi dan IUD, efektifitas keberhasilannya sangat tergantung pada para penggunanya, efektifitas pengguna biasanya dihitung berdasarkan angka kegagalan per 100 wanita yang memakai pertahun.
4. Metode atau Alat Kontrasepsi Pria
Dari bermacam-macam kontrasepsi yang ada, yang dapat digunakan oleh pria adalah kondom dan metode vasektomi ( BKKBN).
a. Pengertian Vasektomi
Vasektomi adalah pemotongan sebagian (0,5 cm – 1 cm) saluran benih sehingga terdapat jarak diantara ujung saluran benih bagian sisi testis dan saluran benih bagian sisi lainnya yang masih tersisa dan pada masing-masing kedua ujung saluran yang tersisa tersebut dilakukan pengikatan sehingga saluran menjadi buntu/tersumbat.
(http://www.bkkbn.go.id)
b. Cara Kerja Vasektomi
Cara kontrasepsi ini dipersiapkan melalui tindakan operasi ringan dengan cara mengikat dan memotong saluran sperma (vas deferens) sehingga sperma tidak dapat lewat dan air mani tidak mengandung spermatozoa dengan demikian tidak terjadi pembuahan. Operasi hanya berlangsung kurang lebih 15 menit, pasien tidak perlu dirawat. (Hartanto, 2004)
c. Keuntungan Vasektomi
1) Efektif.
2) Aman, morbiditas rendah dan hampir tidak ada mortalitas.
3) Sederhana.
4) Cepat hanya memerlukan waktu 5 -10 menit.
5) Menyenangkan bagi akseptor karena memerlukan anestesi lokal saja.
6) Biaya rendah.
7) Secara kultural, sangat dianjurkan di negara-negara dimana wanita merasa malu untuk ditangani oleh dokter pria atau kurang tersedia dokter wanita dan paramedis wanita. (Hartanto, 2004)
d. Kerugian Vasektomi
1) Diperlukan suatu tindakan operatif.
2) Kadang-kadang menyebabkan komplikasi seperti perdarahan atau infeksi.
3) Kontraspesi pria belum memberikan perlindungan total sampai semua spermatozoa, yang sudah ada di dalam sistem reproduksi distal dari tempat oklusi vas deferens dikeluarkan.
4) Problem psikologis yang berhubungan dengan prilaku seksual mungkin bertambah parah setelah tindakan operatif yang menyangkut sistem reproduksi pria. (Hartanto, 2004)
e. Efektifitas Vasektomi
1) Angka kegagalan 0 – 2,2%, umumnya < 1%
2) Kegagalan kontap-pria, umunnya disebabkan oleh:
a) Sanggama yang tidak terlindung sebelum semen/ejakulat bebas sama sekali dari spermatozoa.
b) Rekanalisasi spontan dari vas deferens, umumnya terjadi setelah pembentukan granuloma spermatozoa.
c) Pemotongan dan oklusi struktur jaringan lain selama operasi
d) Jarang : duplikasi congenital dari vas deferens (terdapat lebih dari 1 vas deferens pada satu sisi).
f. Efek Samping
Efek samping yang umum diketemukan adalah kulit membiru atau lecet pembengkakan dan rasa sakit keadaan ini merupakan hal yang ringan dan akan hilang sendiri tanpa atau dengan pengobatan sederhana, efek samping lainnya tetapi jarang diketemukan antara lain adalah hematoma granuloma, radang setempat, radang epididimis, timbulnya antibodi dan masalah-masalah psikologis.
Gejala-gejala sampingan tersebut di atas, pada umumnya disebabkan oleh persiapan, teknik dan perawatan yang kurang sempurna, disamping faktor penderita sendiri.
Minggu, 06 Desember 2009
KB (KELUARGA BERENCANA) DAN TUJUANNYA
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar