DAPATKAN REFERENSI LENGKAP BAB 1-5 HUB : YUYUN : 081 225 300 100
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan survey demografi kesehatan Indonesia tahun 2002 – 2003 hanya ada 4% bayi yang mendapat ASI dalam satu jam pertama kelahirannya dan hanya 8% bayi di Indonesia yang mendapat ASI eksklusif 6 bulan, sedangkan pemberian susu formula terus meningkat hingga tiga kali lipat dalam kurun waktu 5 tahun terakhir (DKK Surabaya, 2008).
Sedangkan pada tahun 2003cakupan ASI eksklusif baru mencapai 17,60%, masih sangat rendah dibandingkan denga target yang diharapkan (profil kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2003). Program pembangunan nasional (propenas) tahun 2000 – 2004 yang mencantumkan tingkat pencapaian pemberian ASI eksklusif ibu kepada bayi yang harus dicapai sekitar 80% (Saifuddin, 2008). Hal yang mempengaruhi yaitu ibu kurang percaya diri bahwa ASI nya cukup untuk bayinya, kurangnya pengetahuan ibu tentang cara menyusui yang benar, kurangnya pengertian dan keterampilan petugas kesehatan tentang keunggulan ASI dan manfaat menyusui menyebabkan mereka mudah terpengaruh oleh promosi susu formula (Depks RI, 2001).
Sistem rawat gabung merupakan sistem perawatan bayi yang disatukan dengan post partum sehingga ibu dapat melakukan semua perawatan pada bayinya. Dengan rawat gabung diharapkan dapat terjalin hubungan attachment yang semakin erat dengan antara ibu dan bayi serta melatih keterampilan ibu khususnya primipara dalam menyusui dan merawat bayinya. Konsep rawat gabung ini sering mengalami kegagalan karena ibu sering menganggap sebagai suatu paksaan atau rekayasa dari perawat untuk meringankan tugas mereka, disamping itu keengganan ibu sendiri dengan berbagai macam alasan (tabloid_nikita, 2009)
Minggu, 07 November 2010
KTI KEBIDANAN NEW : GAMBARAN PELAKSANAAN RAWAT GABUNG TERHADAP KEMANDIRIAN IBU PRIMIPARA TENTANG TEHNIK MENYUSUI DI RSUD
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar