Rabu, 12 Januari 2011

KTI KEBIDANAN NEW : HUBUNGAN UMUR DAN LAMA PEMAKAIAN IUD DENGAN RESIKO PID (PELVIC INFLAMMATORY DISEASE)

REFERENSI KTI KEBIDANAN LENGKAP BAB 1 - 5 HUB : 081 225 300 100
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah
Rahim yang terjaga kesehatannya merupakan aset penting dalam kehidupan wanita, karena berkaitan langsung dengan kelangsungan proses reproduksi wanita. Bila rahim tidak dijaga dengan baik oleh pemiliknya, maka sekelompok mikroba akan bersarang disana yang menimbulkan penyakit yang bisa mengancam fungsi rahim dan kesehatan wanita itu sendiri.

Salah satu dari penyakit tersebut adalah radang panggul atau disebut juga pelvic inflammatory disease (PID). Radang panggul/PID adalah infeksi saluran repdoduksi bagian atas yaitu rahim, saluran tuba, ovarium, miometrium (otot rahim), parametrium, dan rongga panggul (Anonim, 2008). Yang termasuk radang panggul PID adalah endometritis, salpingitis salpingo-oophoritis, piosalping, abses tubo-ovarial dan pelvioperitonitis (Moegni, 2001). Menurut Gay Benrunbi, M.D., professor pada Division of Gynegology Oncology, University of Florida di Jacksonville Amerika, satu dari 7 wanita Amerika telah menjalani perawatan karena penyakit ini dan kurang lebih 1 juta kasus baru terjadi setiap tahun. Kurang lebih 150 wanita meninggal per tahun sehingga cukup beralasan untuk memperhatikan gangguan medis ini secara lebih serius (Dynamic, 2008). Penyakit radang panggul/PID disebabkan oleh infeksi bakteri yang juga menyebabkan penyakit menular seksual lainnya, seperti klamidia, gonore, mikoplasma, stafilakokus, serta streptokokus. Bakteri penyebab masuk melalui vagina dan bergerak naik menuju rahim melalui mulut rahim lalu ke tuba falopii dan sekitarnya. Beberapa faktor penyebab dari penyakit ini adalah umur, penderita PMS, penggunaan kontrasepsi IUD, perilaku seksual, personal hygiene, dan riwayat PID sebelumnya. Pada 85% kasus PID disebabkan oleh bakteri yang ditularkan melalui hubungan seksual, maupun bakteri servikovagina endogen yang tidak ditularkan melalui hubungan seksual. Sedangkan 15% kasus yang lain terjadi setelah diadakan tindakan kebidanan seperti biopsy endometrium, kuret, dan pemasangan IUD (Anonim, 2008).
Radang panggul (PID) merupakan salah satu efek samping pada penggunaan IUD, selain beberapa efek samping yang lain seperti kejang perut setelah pemasangan, perdarahan haid yang lebih banyak, nyeri saat haid, ekspulsi, dan perforasi (Saifuddin, 2003). Hartanto (2004) menyebutkan resiko mendapatkan infeksi daerah panggul pada pengguna IUD meningkat 2x lebih tinggi dibandingkan non akseptor IUD. Resiko infeksi ini timbul terutama pada 4 bulan pertama setelah insersi, dan meningkat lagi dengan makin lamanya pemakaian, disebutkan pemakaian 5 tahun atau lebih resiko infeksi ini meningkat 5 kali. Glassier (2006) menyebutkan angka kejadian infeksi panggul pada pemakai IUD adalah sekitar 1,4 sampai 1,6 kasus per 100 wanita selama pemakaian. Infeksi terjadi pada saat insersi IUD, ada kuman-kuman yang masuk kemudian mempertahankan diri dalam satu “kepompong” dan pada suatu saat dapat menimbulkan infeksi. Selain itu, kuman dapat naik ke dalam uterus melalui benang ekor IUD dan hal ini ditunjang oleh perdarahan haid yang menjadi lebih banyak (Hartanto, 2004).
Faktor lain yang mempengaruhi kejadian PID pada pengguna IUD adalah umur. Hal ini terkait dengan perilaku seksual.dari wanita pengguna IUD. Wanita umur 20-35 berisiko lebih tinggi karena menurut Zali (2007) pada usia ini wanita lebih sering melakukan hubungan seksual dibandingkan dengan wanita yang berumur > 35 tahun.kebiasaan berganti-ganti pasangan juga lebih tinggi pada wanita umur 20-35 tahun karena pada usia ini mereka masih suka mencoba-coba dalam kegiatan seksual. Hal ini memperbesar resiko terpapar oleh bakteri penyebab PMS yang bisa berkembang menjadi PID. Di negara berkembang risikonya sama untuk wanita usia muda maupun tua sedangkan di negara maju risiko lebih besar pada wanita kurun reproduksi sehat.
Pada survey awal yang dilakukan peneliti, di RSUD dr. Sayidiman Magetan didapatkan data pada tahun 2008 jumlah kasus radang panggul (PID) sejumlah 77 kasus. Yang merupakan pengguna IUD sejumlah 44 (57,14%) orang, yang hampir 50% lama pemakaiannya lebih dari 5 tahun.dari 77 kasus PID yang berumur 25-35 tahun sebanyak 17 (22,07%) orang, 60 (77,92%) orang lainnya berumur > 35 tahun.
Penyebab PID pada pengguna IUD bermacam-macam, dimulai dari sebelum pemasangan IUD. Skrining yang kurang teliti pada calon akseptor yang sudah mempunyai riwayat infeksi panggul dan penyakit menular seksual mempertinggi resiko infeksi panggul. Insersi IUD yang tidak menjaga sterilitas, perilaku seksual dari pengguna IUD dan pasangannya, lama pemakaian IUD, kurangnya kesadaran untuk kontrol secara rutin pada petugas kesehatan, personal hygiene dan umur dari pengguna IUD juga mempengaruhi terjadinya PID pada pengguna IUD. Dampak dari PID ini umumnya berat, terutama bila tidak mendapat perawatan yang tidak tepat, yaitu dapat menyebabkan sumbatan partial atau pun total pada satu atau kedua tuba falopi, dengan bertambahnya kemungkinan insidens kehamilan ektopik dan infertilitas (Hartanto, 2004). Radang panggul bila sudah parah dapat berkembang menjadi sepsis yang bisa menyebabkan kematian.
Untuk mencegah terjadinya PID pada pengguna IUD, adalah dengan skrining calon peserta dengan cermat, melakukan pemasangan IUD sesuai standar dan menjaga sterilitas, pemeriksaan rutin kepada petugas kesehatan, menjaga personal hygiene dan berpartner seksual satu saja. Petugas juga perlu memberikan informasi yang jelas tentang efek samping, komplikasi dan tanda bahaya. Hal yang sering tidak diperhatikan adalah jangka waktu pemakaian IUD. Sering IUD tetap dipakai melewati batas waktu pemakaian. Padahal lama pemakaian IUD mempengaruhi insidensi penyakit radang panggul selain ada pengaruh dari faktor umur. Berdasarkan uraian di atas, peneliti merasa tertarik untuk meneliti adanya hubungan antara umur dan lama pemakaian IUD dengan kejadian PID.
1.2 Identifikasi faktor penyebab masalah
PID merupakan efek samping yang berat/komplikasi pemakaian IUD. Yang termasuk radang panggul PID adalah endometritis, salpingitis salpingo-oophoritis, piosalping, abses tubo-ovarial dan pelvioperitonitis (Moegni, 2001). Komplikasi ini disebabkan oleh : skrining calon pengguna IUD kurang seksama, insersi IUD yang tidak steril, perilaku seksual dari wanita pemakai IUD dan pasangannya, dan lama pemakaian IUD (Hartanto, 2004). Sedangkan umur, terinfeksi PMS, dan personal hygiene dari pengguna merupakan faktor yang juga mempengaruhi terjadinya infeksi pada pengguna IUD (Beus, 2002).
1.3 Pembatasan masalah
Karena banyaknya faktor yang menyebabkan PID pada pengguna IUD maka penelitian ini hanya dibatasi pada umur dan lama pemakaian IUD.
1.4 Rumusan masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan antara umur dan lama pemakaian IUD dengan resiko PID?”
1.5 Tujuan penelitian
1.5.1 Tujuan umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah diketahuinya hubungan antara umur dan lama pemakaian IUD dengan resiko PID.
1.5.2 Tujuan khusus
Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah;
1. Mengidentifikasi umur pengguna KB IUD
2. Mengidentifikasi resiko PID pada pengguna KB IUD
3. Mengidentifikasi lama pemakaian IUD
4. Menganalisis hubungan umur dengan resiko PID.
5. Menganalisis hubungan lama pemakaian kontrasepsi IUD dengan resiko PID.
1.6 Manfaat penelitian
1.6.1 Manfaat teoritis
Menambah perbendaharaan pengetahuan dalam ilmu kebidanan khususnya dalam KB IUD sebagai metode kontraseptif yang efektif.
1.6.2 Manfaat praktis
1. Bagi tempat pelayanan
Memberi masukan bagi tempat pelayanan kesehatan tentang hubungan umur dan lama pemakaian IUD dengan resiko PID, sehingga mampu meningkatkan pengetahuan dan mutu pelayanan.
2. Bagi pengguna IUD
Meningkatkan pengetahuan IUD tentang kontrasepsi IUD.
3. Bagi peneliti
Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman terjadinya hubungan umur dan lama pemakaian kontrasepsi IUD terhadap resiko radang panggul.
4. Bagi peneliti lain
Sebagai dasar atau rujukan dalam melakukan penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan umur dan lama pemakaian IUD dengan resiko PID.








BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian terdahulu
Menurut penelitian Dinamika C. Bimantara (2003) dengan judul Hubungan infeksi dan displasia serviks uteri dengan pemakaian AKDR Cu T 380 A jangka panjang, jenis penelitian survey analitik , dengan desain penelitan croos sectional. Populasi akseptor IUD dan wanita subur sebagai kontrol di poli KB dan Ginekologi RSUD dr. Pirngadi Medan, jumlah sampel 120 untuk kasus dan 120 kontrol, instrument pengumpulan data kuesioner dan observasi dan analisis data dengan chi-square menunjukkan ada hubungan antara infeksi dan displasia serviks uteri dengan pemakaian IUD jangka panjang, didapatkan angka resiko relative 95 % dibandingkan non akseptor IUD.
2.2 Radang panggul/PID
2.2.1 Pengertian
Penyakit radang panggul adalah suatu istilah umum bagi infeksi genital yang telah menyebar ke dalam bagian-bagian yang lebih dalam dari alat reproduksi wanita, seperti rahim, tubafalopi dan ovarium (Dynamic, 2008). Sedangkan dalam Anonim (2008) menyebutkan yang dimaksud penyakit radang panggul adalah infeksi saluran reproduksi bagian atas, yang merupakan komplikasi umum dari penyakit menular seksual.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar