Senin, 14 Februari 2011

KTI KEBIDANAN 2011 : PENGARUH RELAKSASI PERNAPASAN TERHADAP INTENSITAS NYERI PADA PERSALINAN KALA I DI KLINIK BERSALIN

BUTUH KTI INI LENGKAP HUB : 081 225 300 100
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.
Persalinan adalah saat yang sangat dinanti-nantikan ibu hamil untuk dapat marasakan kebahagiaan melihat dan memeluk bayinya. Tetapi, persalinan juga disertai rasa nyeri yang membuat kebahagiaan yang didambakan diliputi oleh rasa takut dan cemas. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pada masyarakat primitif, persalinannya lebih lama dan nyeri, sedangkan masyarakat yang telah maju 7-14% bersalin tanpa rasa nyeri dan sebagian besar (90%) persalinan disertai rasa nyeri. Nyeri dalam kebidanan adalah sesuatu yang dikatakan oleh pasien, kapan saja adanya nyeri tersebut. Nyeri adalah masalah yang alamiah dalam menghadapi persalinan. Apabila tidak diatasi maka menimbulkan masalah lain yaitu meningkatkan rasa khawatir (Wiknjosastro, 2002).
Berbagai upaya dilakukan untuk menurunkan nyeri pada persalinan, baik secara farmakologi maupun nonfarmakologi. Manajemen nyeri secara farmakologi lebih efektif dibanding dengan metode nonfarmakologi namun metode farmakologi lebih mahal, dan berpotensi mempunyai efek yang kurang baik. Sedangkan metode nonfarmakologi bersifat murah, simpel, efektif, dan tanpa efek yang merugikan. Metode nonfarmakologi juga dapat meningkatkan kepuasan selama persalinan karena ibu dapat mengontrol perasaannya dan kekuatannya. Relaksasi, teknik pernapasan, pergerakan dan perubahan posisi, massage, hidroterapi, terapi panas/dingin, musik, guided imagery, akupresur, aromaterapi merupakan beberapa teknik nonfarmakologi yang dapat meningkatkan kenyamanan ibu saat bersalin dan mempunyai pengaruh yang efektif terhadap pengalaman persalinan (Handerson., Jones. 2006). Penatalaksanaan kebidanan terhadap nyeri persalinan digali dengan menggunakan sampel sebanyak 4171 pasien yang mengalami kelahiran di rumah sakit yang ditolong oleh perawat-bidan pada sembilan rumah sakit di Amerika Serikat tahun 1996. Kira-kira 90% dari wanita yang bersalin yang dipilih menggunakan beberapa tipe penatalaksanaan nyeri untuk persalinan. Banyak memilih melalui susunan methode nonfarmakologis dengan atau tanpa farmakologis. Sesuai harapan, metode nonfarmakologis adalah pilihan yang disukai (Patree., Walsh. 2007). Berdasarkan pendapat Steer dikutip dari (Mander, 2003). Relaksasi adalah metode pengendalian nyeri nonfarmakologi yang paling sering digunakan di Inggris. Steer melaporkan bahwa 34 % ibu menggunakan metode relaksasi. Frekuensi ini sedikit ketinggalan dengan penggunaan Etonox (60%). tetapi tidak terlalu jauh berada di belakang metode yang kedua yang paling sering digunakan, yaitu petidin (36,9%). Teknik pengendalian nyeri yang termasuk relaksasi mengajarkan ibu untuk meminimalkan aktivitas simpatis dan sistem saraf otonom. Dengan menekan aktifitas saraf simpatis, ibu mampu memecahkan siklus ketegangan (Mander, 2003).
Nyeri dan ketegangan emosional meningkatkan kadar kortisol dan katekolamin, yang dapat mempengaruhi lama dan intensitas persalinan. Rasa nyeri saat persalinan bisa meningkatkan tekanan darah, denyut jantung janin meningkat dan konsentrasi ibu selama persalinan menjadi terganggu. Semua itu akan berefek buruk terhadap kelancaran persalinan (Indriati, 2009). Ketika ibu sangat takut menghadapi persalinan secara otomatis otak mengatur dan mempersiapkan tubuh untuk merasa sakit, akibatnya rasa sakit saat persalinan semakin terasa akhirnya sakit semakin parah dan akhirnya ibu semakin takut. Metode penghilang rasa sakit persalinan dibutuhkan karena pada dasarnya persalinan bukanlah siksaan, bahkan hukuman dan bukan ajang uji ketakutan atau daya tahan wanita. Persalinan adalah tugas reproduksi untuk melanjutkan kehidupan dimuka bumi ini. Untuk meringankan tugas ini ibu berhak atas upaya untuk mengurangi pederitaan apalagi rasa sakit yang dialami sepanjang persalinan dapat beresiko bagi keselamatan ibu dan janin (Danuatmaja., Meiliasari. 2004). Keterampilan mengatasi rasa nyeri ini dapat digunakan selama persalinan, mengatasi persalinan dengan baik berarti tidak kewalahan atau panik saat menghadapi rangkaian kontraksi. Keterampilan yang paling bermanfaat untuk mengatasi rasa nyeri bersalin mencakup relaksasi pernapasan. Para wanita yang menggunakan keterampilan ini biasanya tidak merasa begitu sakit dibandingkan para wanita yang tidak menggunakannya (Whalley., Simkin., & Keppler. 2008).
Relaksasi merupakan proses mengistirahatkan tubuh dan pikiran dari segala beban fisik dan kejiwaan, sehingga ibu menjadi lebih tenang. Di samping itu, relaksasi juga membuat sirkulasi darah rahim, plasenta, dan janin menjadi lancar sehingga kebutuhan oksigen dan makanan si kecil terpenuhi. Sirkulasi darah yang lancar juga akan membuat otot-otot yang berhubungan dengan kandungan dan janin seperti otot panggul, punggung dan perut, menjadi lemas dan kedur. Sedang ketika persalinan, relaksasi membuat proses kontraksi berlangusung aman, alami, dan lancar. Di samping menjadi rileks, pengetahuan tentang cara bernapas yang baik juga dapat mengatasi beberapa kesulitan bernapas yang biasa dialami ibu hamil ( Indriati, 2009). Teknik relaksasi merupakan teknik pereda nyeri yang banyak memberikan masukan terbesar karena teknik relaksasi dalam persalinan dapat mencegah kesalahan yang berlebihan pasca-persalinan. Ada pun relaksasi bernapas selama proses persalinan dapat mempertahankan komponen sistem sarap simpatis dalam keadaan homeostatis sehingga tidak terjadi peningkatan suplai darah, menguragi kecemasan dan ketakutan agar ibu dapat beradapatasi dengan nyeri selama proses persalinan ( Mander, 2003). Relaksasi telah terbukti meningkatkan kemampuan individu untuk menoleransi nyeri. Relaksasi dan pernapasan yang terkontrol dapat meningkatkan kemampuan mereka mengatasi kecemasan dan meningkatkan rasa mampu mengendalikan yang menimbulkan stres dan nyeri (Schott., Priest. 2008). Survey pendahuluan peneliti pada tanggal 11 November 2009 di Klinik Bersalin Xxx I dan II Marindal Xxx didapat bahwa belum pernah melakukan relaksasi pernapasan untuk mengurangi nyeri pada ibu bersalin sedang diketahui bahwa peranan relaksasi pernapasan sangat penting saat melahirkan. Berdasarkan data tersebbut, peneliti tertarik untuk meneliti tentang pengaruh relaksasi pernapasan terhadap intensitas nyeri pada persalinan kala I di Klinik Bersalin Xxx I dan II Marindal Xxx
.
B. RUMUSAN MASALAH

Ada pun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah” Adakah PENGARUH RELAKSASI PERNAPASAN TERHADAP INTENSITAS NYERI PADA PERSALINAN KALA I DI KLINIK BERSALIN Xxx I dan II Marindal Xxx tahun 2010”.
C. TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan Umum


Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh relaksasi pernapasan terhadap intensitas nyeri pada persalinan kala I di Klinik Bersalin Xxx I dan II Marindal Xxx tahun 2010.
2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi karakteristik responden
b. Mengidentifikasi intensitas nyeri pada persalinan kala I sebelum dilakukan intervensi.
c. Mengidentifikasi pengaruh relaksasi pernapasan terhadap intensitas nyeri pada persalinan kala I sesudah dilakukan intervensi


D. MANFAAT PENELITIAN 1. Bagi Praktek Kebidanan


Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai alternatif penurunan rasa nyeri pada persalinan yang dengan mudah dilakukan tanpa efek yang membahayakan dalam memberikan intervensi pada ibu selama persalinan kala I. 2. Bagi pendidikan kebidananan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan data dasar untuk
penelitian selanjutnya mengenai pengaruh relaksasi pernapasan terhadap intensitas nyeri pada persalinan kala I 3. Bagi Peneliti Hasil ini diharapkan dapat menambah pengetahuan peneliti tentang pengaruh relaksasi pernapasan terhadap intensitas nyeri pada persalinan kala I.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Nyeri Persalinan

Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan yang tidak menyenangkan. Sifatnya sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialami. Berikut ini pengertian nyeri :
1. Wolf Weifsel Feurst (1974), mengatakan nyeri merupakan suatu perasaan menderita secara fisik dan mental atau perasaan yang bisa menimbulkan ketegangan.
2. Secara umum, nyeri diartikan sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan akibat terjadinya rangsangan fisik maupun dari serabut dalam serabut saraf dalam tubuh ke otak dan diikuti oleh reaksi fisik, fisiologis, maupun emosional (Musrifatul., Hidayat. 2008).



Tidak ada komentar:

Posting Komentar