Jumat, 18 Februari 2011

KTI D4 BIDAN PENDIDIK : TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PENYEMBUHAN LUKA EPISIOTOMI DI RB.

DAPATKAN KTI INI SEGERA LENGKAP BAB 1- 5 + KUESIONER HUB : 081 225 300 100
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa nifas merupakan masa kritis dalam kehidupan ibu dan bayi karena 60% kematian ibu terjadi segera setelah kelahiran dan kematian tersebut terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan.
Untuk mencegah kematian tersebut, perlu dilakukan pemeriksaan, perawatan pada ibu nifas, serta penyuluhan kepada ibu dan keluarganya agar komplikasi nifas tidak terjadi, serta ibu dan bayinya tetap sehat sebagaimana mestinya.
Ibu lebih rentan terkena infeksi selama masa postnatal. Ibu yang mengalami episiotomi pada saat persalinan, luka membutuhkan perawatan untuk penyembuhan, tetapi kadangkala sebagian besar ibu lebih memprioritaskan bayinya dan mengabaikan kesehatannya (Boyle, 2009, hlm. 85).

Masa nifas (puerperium) berlangsung selama 6 minggu, dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. (Mochtar, 2002, hlm. 115 ). Perawatan masa nifas dimulai sejak kala uri dengan menghindarkan adanya kemungkinan-kemungkinan perdarahan postpartum, perlukaan jalan lahir, atau luka episiotomi.
Episiotomi merupakan prosedur umum yang diberikan untuk menghindari perobekan perinium secara alamiah. Episiotomi juga diberikan jika kulit tidak cukup meregang sehingga kepala bayi tidak dapat melewati vagina. Proses ini episiotomi akan meninggalkan rasa nyeri sehingga masa pemulihannya biasanya membutuhkan waktu selama seminggu bahkan lebih (Andi, 2007, http://www.pos kupang.comTeknologi ini dikembangkan di Inggris pada tahun 1970 dan awal 1980-an, di mana saat itu tindakan episiotomi pada sekitar 50% persalinan dan dianggap perlu ketimbang pembukaan secara alami. Namun setelah itu ada juga periode ketika episiotomi ditinggalkan dan para ibu memilih melahirkan secara natural. Dengan informasi yang cukup dan ahli persalinan yang tepat, sebenarnya episiotomi tidak perlu menjadi momok bagi para ibu (Arya, 2008, hlm. 7) , diperoleh tanggal 16 Oktober 2009).
Gracia et al, menemukan bahwa dari total 1951 kelahiran spontan pervaginam, 57% ibu mendapat mendapat jahitan (28% karena episiotomi dan 29% karena robekan). Oleh karena itu perawatan luka ini merupakan bagian umum asuhan postnatal (Boyle,
2009, hlm. 85).
Pada survei awal yang dilakukan peneliti pada tgl 26 September 2009 di dapatkan data pada Juli-September 2009 bahwa dari 82 persalinan terdapat 46 (56,1%)
persalinan dengan episiotomi. Pada tanggal 3-10 Oktober 2009 dilakukan wawancara
kepada 7 orang ibu dengan episiotomi, 5 diantaranya tidak tahu cara penyembuhan luka
episiotomi. Berdasarkan data diatas peneliti tertarik untuk meneliti Pengetahuan Ibu Nifas
tentang Penyembuhan Luka Episiotomi di Rumah Bersalin Xxx Xxx Tahun 2010 .

B. Perumusan Masalah
Dari uraian pada latar belakang tersebut di atas, perumusan masalah penelitian ini
adalah bagaimanakah Pengetahuan Ibu Nifas tentang Penyembuhan Luka Episiotomi di
Rumah Bersalin Xxx Xxx Tahun 2010?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengidentifikasi Pengetahuan Ibu Nifas tentang Penyembuhan Luka Episiotomi di Rumah Bersalin Xxx Xxx Tahun 2010 .
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengidentifikasi Pengetahuan Ibu Nifas tentang Penyembuhan Luka Episiotomi di Rumah Bersalin Xxx Xxx Tahun 2010 berdasarkan karakteristik (umur , pendidikan, pekerjaan, sumber informasi, paritas) .
b. Untuk mengidentifikasi Pengetahuan Ibu Nifas tentang Penyembuhan Luka Episiotomi di Rumah Bersalin Xxx Xxx tahun 2010 berdasarkan definisi, tujuan, penyebab, penyembuhan luka, dan faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka episiotomi.

D. Manfaaf Penelitian
1. Manfaat bagi masyarakat
Sebagai sumber informasi kesehatan khususnya kepada ibu nifas agar dapat menjaga kesehatan.
2. Manfaat bagi tempat penelitian
Sebagai masukan dalam meningkatkan pelayanan kesehatan dan memberikan asuhan kebidanan kepada masyarakat.
3. Manfaat bagi inst itusi pendidikan
Dapat dijadikan sebagai bahan bacaan di perpustakaan untuk menambah wawasan.
4. Manfaat bagi peneliti selanjutnya
Sebagai bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya.
5. Manfaat bagi peneliti
Untuk penerapan ilmu pengetahuan dalam membuat karya tulis dan sebagai salah satu pengalaman belajar di D



Tidak ada komentar:

Posting Komentar