BUTUH KTI INI HUB : Hp. 081 225 300 100 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kanker dapat menyerang semua lapisan masyarakat tanpa mengenal status sosial, umur dan jenis kelamin. Penyakit ini dapat menyerang orang kaya, miskin, berpendidikan tinggi, maupun orang-orang yang sama sekali tidak berpendidikan. Anak-anak, remaja, dan orang dewasa juga tidak luput dari serangan kanker.1 Berdasarkan data diperkirakan 60% penderita kanker di Indonesia adalah wanita.1 Kanker ganas yang paling banyak menyerang wanita adalah kanker serviks, yang merupakan penyakit keganasan yang menimbulkan masalah kesehatan terutama di negara yang sedang berkembang, termasuk indonesia.2 Saat ini kanker serviks masih menempati urutan pertama penyakit yang paling banyak terjadi pada wanita di Indonesia, di dunia penderita kanker servik terbanyak kedua setelah kanker payudara.1 Data Word Health Organization (WHO) tahun 2003 menyebutkan, sekitar 500.000 perempuan setiap tahunnya didiagnosis menderita kanker serviks dan hampir 60 persen di antaranya meninggal dunia.3 Berdasarkan laporan dari American Cancer Society, kematian akibat kanker serviks sekitar 6000-7000 orang/tahun. Indonesia sekitar 90-100 orang/tahun.3 Data dari Yayasan Kanker Indonesia pada tahun 2007 menyebutkan setiap tahun sekitar 500.000 perempuan didiagnosa menderita kanker serviks dan lebih dari 250.000 meninggal dunia.1 Di Indonesia, diperkirakan dalam setiap hari terjadi 41 kasus baru kanker serviks. Dan sekitar 20 orang setiap hari meninggal dunia.1 Berdasarkan Profil Dinas Kesehatan Kota Sukabumi kejadian kanker serviks mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2008 kejadian kanker serviks adalah 5.939 kasus dan pada tahun 2009 mencapai 6.003 kasus.4, 5 Salah satu cara untuk menghindari kanker servik adalah melakukan pemeriksaan pap smear. Pap smear merupakan pemeriksaan aman dan murah. Wanita yang sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan pap smear adalah mereka yang aktivitas seksualnya tinggi.¹ Kanker serviks ini terjadi pada wanita karena tidak pernah melakukan pemeriksaan sejak dini, terutama bagi mereka yang memiliki resiko tinggi untuk terkena penyakit ini.¹ Penyebab rendahnya kesadaran wanita melakukan deteksi dini adalah rasa takut jika hasil pemeriksaan pap smear menyatakan bahwa mereka menderita kanker serviks sehingga mereka lebih memilih untuk menghindarinya. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengertian, pendidikan atau penerangan mengenai bahaya kanker pada umumnya dan kanker serviks pada khususnya. Selain itu penderita tidak dapat pergi ke dokter karena persoalan biaya, sehingga keterlambatan diagnosa kanker serviks sering terjadi.6 Penyebab lain rendahnya pemeriksaan pap smear adalah perasaan malu, khawatir atau cemas untuk menjalani pemeriksaan pap smear, karena adanya pikiran bahwa ada orang lain selain pasangan yang memasukkan sesuatu ke dalam dirinya, selain itu anggapan dari pasangan yang menyatakan bahwa telah melakukan persetubuhan dengan orang lain, sehingga mempengaruhi wanita tidak melakukan pemeriksaan pap smear.6 Data dari Dinas Kesehatan Kota Sukabumi pada bulan April sampai Agustus tahun 2009 tercatat hanya 1.777 (0,69 %) wanita yang melakukan pemeriksaan pap smear dari 256.446 Pasangan Usia Subur (PUS).5 Berdasarkan hasil survey yang dilakukan pada bulan Februari 2011 di bagian Tata Usaha Puskesmas Cisolok Sukabumi didapatkan hasil jumlah tenaga kesehatan sebanyak 39 orang. Jumlah wanita sebanyak 34 orang dan laki-laki sebanyak 5 orang. Dari jumlah wanita yang ada, 1 wanita belum menikah dan yang sudah melakukan pemeriksaan pap smear rutin sebanyak 3 orang. Berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap 5 tenaga kesehatan tentang alasan tidak melakukan pap smear, diperoleh penjelasan bahwa 2 orang menyatakan baru menikah dan sedang hamil, 1 orang menyatakan belum menikah, dan 2 orang menyatakan tidak perlu karena beranggapan dirinya sehat. Hal ini menunjukkan masih rendahnya kesadaran tenaga kesehatan untuk melakukan pemeriksaan pap smear. Tenaga kesehatan merupakan bagian dari Sumber Daya Manusia (SDM) yang sangat penting perannya dalam perubahan perilaku kesehatan masyarakat. Tenaga kesehatan diharapkan mampu memberikan contoh kepada masyarakat dalam meningkatkan kesadaran diri untuk melakukan pemeriksaan pap smear, sehingga perlu dilakukan penelitian tentang “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Tenaga Kesehatan Melakukan Pemeriksaan Pap Smear di Puskesmas Cisolok Kecamatan Pelabuhan ratu ”. B. Rumusan Masalah Jumlah penderita kanker serviks selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Menurut American Cancer Society, kematian akibat kanker serviks sekitar 6000-7000 orang/tahun. Angka kematian di Indonesia akibat kanker serviks sekitar 90-100 orang/tahun. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Sukabumi tahun 2009 dari 256.446 PUS, hanya sekitar 0,69% yang bersedia untuk melakukan pemeriksaan pap smear. Jumlah peningkatan penderita kanker serviks dapat dicegah bila wanita sejak dini melakukan pemeriksaan pap smear. Peran tenaga kesehatan diperlukan untuk meningkatkan kesadaran wanita agar bersedia melakukan pemeriksaan pap smear, karena tenaga kesehatan merupakan role model bagi masyarakat, untuk itu peneliti merumuskan masalah “Faktor-Faktor Apakah yang Mempengaruhi Rendahnya Tenaga Kesehatan Melakukan Pemeriksaan Pap Smear di Puskesmas Cisolok Kecamatan Pelabuhan ratu?” C. Tujuan 1. Tujuan Umum Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya tenaga kesehatan melakukan pemeriksaan pap smear di Puskesmas Cisolok Kecamatan Pelabuhan ratu Sukabumi. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui frekuensi faktor usia pada tenaga kesehatan wanita yang melakukan pemeriksaan pap smear maupun tidak di Puskesmas Cisolok Kecamatan Pelabuhan ratu Sukabumi. b. Mengetahui frekuensi faktor pendidikan pada tenaga kesehatan wanita yang melakukan pemeriksaan pap smear maupun tidak di Puskesmas Cisolok Kecamatan Pelabuhan ratu Sukabumi. c. Mengetahui frekuensi faktor ekonomi pada tenaga kesehatan wanita yang melakukan pemeriksaan pap smear maupun tidak di Puskesmas Cisolok Kecamatan Pelabuhan ratu Sukabumi. d. Mengetahui frekuensi faktor paritas pada tenaga kesehatan wanita yang melakukan pemeriksaan pap smear maupun tidak di Puskesmas Cisolok Kecamatan Pelabuhan ratu Sukabumi.. e. Mengetahui frekuensi faktor pengetahuan pada tenaga kesehatan wanita yang melakukan pemeriksaan pap smear maupun tidak di Puskesmas Cisolok Kecamatan Pelabuhan ratu Sukabumi. f. Mengetahui frekuensi faktor sikap pada tenaga kesehatan wanita yang melakukan pemeriksaan pap smear maupun tidak di Puskesmas Cisolok Kecamatan Pelabuhan ratu Sukabumi. D. Manfaat 1. Bagi responden / tenaga kesehatan Hasil penelitian ini akan memberikan gambaran nyata tentang faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya tenaga kesehatan melakukan pemeriksaan pap smear di Puskesmas Cisolok Sukabumi sehingga dapat dijadikan kajian/masukan kepada tenaga kesehatan untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya melakukan pemeriksaan pap smear secara dini. 2. Bagi tempat penelitian Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi bagi pengelola Puskesmas Cisolok Sukabumi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya tenaga kesehatan melakukan pemeriksaan pap smear di Puskesmas Cisolok Sukabumi, sehingga dapat dijadikan bukti dasar dalam memberikan penyuluhan bagi tenaga kesehatan tersebut. 3. Bagi peneliti berikutnya Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat khususnya untuk menambah referensi atau kajian untuk peneliti yang akan datang tentang faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya tenaga kesehatan melakukan pemeriksaan pap smear di Puskesmas Cisolok Sukabumi. E. Keaslian Penelitian Dibawah ini merupakan beberapa penelitian yang terdapat kesamaan dengan penelitian yang peneliti teliti tentang pap smear diantaranya sebagai berikut: Tabel 1.1 Tabel Keaslian Penelitian No Peneliti Judul Sampel Hasil 1 Sylvia Yuovella dari Universitas Sumatra Utara Gambaran pengetahuan ibu tentang pap smear di kelurahan Sei Kera Hilir II medan tahun 2010 97 orang Menggunakan metode penelitian diskriptif dengan pendekatan cross sectional Pengetahuan ibu di kelurahan Sei Kera Hilir II yang berusia 21-55 tahun tentang pap smear berada pada kategori sedang (83,5%) 2 Yayuk Agustin Hapsari dari Universitas Diponegoro Gambaran karakteristik wanita dan beberapa faktor yang terkait dengan praktik wanita melakukan pemeriksaan pap smear (studi di yayasan kanker Indonesia Jawa Tengah) 50 orang Menggunakan metode penelitian kualitatif dan kuantitatif a) Mayoritas responden berumur 40-50 tahun (52,0%), lulus SMA (62,0%), bekerja (62,0%), penghasilan 2-3 juta per bulan (48%0,) etnis pribumi (80,0%). b) Motivasi wanita melakukan pap smear karena mendapat informasi (40,0%), penyuluhan tenaga kesehtan (34,0%), gejala (26,0%) c) Informasi pap smear dari tugas kesehatan (44,0%), tetangga/teman/keluarga (32,0%), televisi (12,0%), buku (12,0%) d) Responden yang melakukan pap smear rutin 55,6% Adapun perbedaan penelitian diatas dengan proposal yang peneliti teliti adalah peneliti menggunakan pendekatan survey, teknik sampling yang digunakan adalah total sampling, responden yang digunakan adalah tenaga kesehatan, tahun pelaksanaan tahun 2011 dan lokasi penelitian di Puskesmas Cisolok Sukabumi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kanker serviks a. Pengertian Kanker serviks adalah suatu proses keganasan yang terjadi pada serviks, sehingga jaringan disekitarnya tidak dapat melaksanakan fungsi sebagaimana mestinya. Keadaan tersebut biasanya disertai dengan adanya perdarahan dan pengeluaran cairan vagina yang abnormal, penyakit ini dapat terjadi berulang-ulang.1 b. Penyebab Gejala umum kanker serviks timbul dikarenakan adanya pertumbuhan sel yang tidak normal dalam tubuh. Namun sebelum sel-sel tersebut menjadi kanker terjadi perubahan bentuk yang dialami oleh sel-sel tersebut. Perubahan itu tidak hanya satu atau dua tahun saja. Perubahan itu memakan waktu hingga bertahun-tahun sebelum menjadi kanker. Sebab kanker ini ditularkan melalui Human Pappiloma Virus (HPV). HPV ini mulai menyerang adanya kematangan seksual, mulai anak umur 9 tahun hingga lansia umur 70 tahun.1 c. Faktor risiko Faktor risiko adalah faktor yang mempermudah timbulnya penyakit kanker serviks. Adapun yang menjadi faktor risiko terjadinya kanker serviks antara lain: 1) Umur Menopause akan dialami semua wanita. Pada masa itu sering terjadi perubahan sel-sel abnormal pada mulut rahim. Pada usia 35-55 tahun memiliki risiko 1-3 kali lipat untuk menderita kanker mulut rahim (serviks). Semakin tua umur seseorang akan mengalami proses kemunduran itu tidak terjadi pada suatu organ saja tetapi pada seluruh organ tubuh. Semua bagian tubuh mengalami kemunduran, sehingga pada usia lanjut lebih banyak kemungkinan jatuh sakit, atau mudah mengalami infeksi.1 2) Pernikahan dan aktivitas seksual pada usia muda Umur pertama kali hubungan seksual merupakan salah satu faktor yang cukup penting. Makin muda seorang perempuan melakukan hubungan seksual, makin besar risiko yang harus ditanggung untuk mendapatkan kanker serviks dalam kehidupan selanjutnya.9 Hal ini terjadi karena pada saat usia muda, sel-sel rahim masih belum matang. Sel-sel tersebut rentan terhadap zat-zat kimia yang dibawa oleh sperma. Dan segala macam perubahanya. Jika belum matang, bisa saja ketika ada rangsangan sel yang tumbuh tidak seimbang dengan sel yang mati. Dengan begitu maka kelebihan sel ini bisa berubah sifat menjadi sel kanker.1 3) Pasangan seksual lebih dari satu (multipatner sex) Banyak faktor penyebab perkembangan kanker serviks. Diantaranya adalah perilaku berganti ganti pasangan akan meningkatkan penularan penyakit kelamin. Penyakit yang ditularkan seperti infeksi Human Pailloma Virus (HPV) telah terbukti dapat meningkatkan timbulnya kanker serviks. Risiko terkena kanker serviks menjadi 10 kali lipat pada wanita yang mempunyai teman seksual 6 orang atau lebih. Di samping itu, virus herpes simpleks tipe-¹ dapat menjadi faktor pendamping.1
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar