MAU LEBIH LENGKAP BAB 12345 + DAFTAR PUSTAKA BERGUNA UNTUK REFERENSI HUB: 081225300100
BAB I
PENDAHULUAN
Diera globalisasi ini banyak Perubahan yang menuju ke arah masyarakat industri memberi andil terhadap perubahan pola fertilitas, gaya hidup, dapat memacu meningkatnya penyakit tidak menular seperti hipertensi (Bustan, 2007). Perubahan dalam pola gaya hidup dari epidemiologi penyakit yang beralih ke peningkatan tekanan darah. Prevalensi penyakit non infeksi atau degeneratif seperti hipertensi, stroke, kanker dan sebagainya, meningkat yang ditunjukkan dengan adanya kecenderungan perubahan pola kesakitan dan pola penyakit utama penyebab kematian, dimana terdapat penurunan prevalensi penyakit infeksi (Bustan, 2007). Tekanan Darah yaitu tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri ketika darah dipompa oleh jantung keseluruhan anggota tubuh manusia. Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya terdapat dan angka yang akan muncul. Contohnya, 140/90, maka artinya 140/90 mmHg (Corwin, 2009). Hipertensi merupakan penyakit degeneratif yang banyak diderita bukan hanya oleh usia lanjut saja, bahkan saat ini juga menyerang orang dewasa muda (Darmojo, 2001). Hipertensi merupakan penyakit yang paling sering diderita oleh banyak orang khususnya masyarakat. Hipertensi merupakan akibat dari pola hidup yang salah dan beban fikiran yang semakin meningkat. Hipertensi tidak lagi diderita dari kaum lanjut usia, namun juga telah diderita usia dewasa bahkan usia remaja. Dari hasil Riskedas 2013 lebihdari 25% orang Indonesia yang berusia di atas 18 tahun menderita penyakit darah tinggi (hipertensi). Namun, yang mengkhawatirkan, dari jumlah tersebut, yang menyadari menderita hipertensi (melalui diagnosis tenaga kesehatan dan atau meminum obat) tidak sampai 10%. Berdasarkan laporan dari Dinas Kesehatan Propinsi JawaTengah, tahun 2014 sebesar 1,96% menurun bila dibanding dengan tahun 2015 sebesar 2,00%. Penderita hipertensi kebanyakan itu berada di daerah pedesaan dibandingkan daerah perkotaan dengan prevelensi 31% vs 23,75, kenaikan prevelensi tersebut mungkin disebabkan kurangnya kesadaran, pengetahuan masyarakat untuk menjaga kesehatan dan prilaku hidup yang tidak sehat.Jumlah penderita hipertensi diseluruh dunia mencapai 972 juta jiwa pada tahun 2011. Sebanyak 330 juta, sisanya kurang dari 600 juta berada di Negara yang sedang berkembang termasik Indonesia. Data WHO dalam 2010 dari 50% penderita hipertensi yang diketahui hanya 225 mendapatkan pengobatan, dan hanya 12,5% yang diobati dengan baik. Tahun 2011 di Indonesia banyaknya penderita hipertensi 15 juta orang dewasa dan lansia, tetapi hanya 4% yang merupakan hipertensi terkontrol. Kerusakan yang disebabkan dari hipertensi dapat berakibat fatal yang menimbulkan kompikasi berupa serangan jantung, stroke, perdarahan dan gangguan ginjal. Prevelensi hipertensi di Indonesia pada daerah urban dan rural berkisar antara 17-21%. Data secara nasional yang belum lengkap , sebagian besar pendererita hipertensi di Indonesia yang belum terdeteksi, sementara mereka tidak terdeteksi umunmnya tidak menyadari kondisi penyakitnya ( Depkes RI, 2007 ). Penyakit hipertensi terjadi penurunan dari 31,7persentahun 2007 menjadi 25,8 persentahun 2013. Asumsi terjadi penurunan bisa bermacam-macam mulai dari alat penguku rtensi yang berbeda sampai pada kemungkinan masyarakat sudah mulai datang berobat kefasilitas kesehatan. Terjadi peningkatan prevalensi hipertensi berdasarkan wawancara (apakah pernah di diagnosisnakes dan minum obat hipertensi) dari 7,6persentahun 2007 menjadi 9,5 persentahun 2013. Berdasarkan hasil (90%) kasus hipertensi merupakan hipertensi primer, yang tidak diketahui penyebabnya Akibat dari hal tersebut tidak semua penderita hipertensi memerlukan obat anti hipertensi. Upaya pengobatan yang lebih penting dilakukan adalah mengeliminasi faktor risiko yang diduga berhubungan dengan kejadian hipertensi tersebut. prinsipnya ada dua macam terapi yang bisa dilakukan untuk mengobati penyakit hipertensi, yaitu terapi farmakologi dengan menggunakan obat, dan terapi nonfarmakologi yaitu dengan modifikasi pola hidup sehari-haridan kembali keproduk alami(back to nature). Mengacu pada konsep back to nature yaitu dengan menggunakan bahan lokal yang banyak terdapat di masyarakat, karena bahan tersebut kaya akan antioksidan dan kalium dalam bentuk jus buah sebagai upaya menurunkan tekanan darah penderita hipertensi yang ditunjukkan dengan grafik penurunan tekanan darah (Bangun,2003). Ramuan tradisional yang sangat popular dimasyarakat Indonesia sangat banyak. Masing-masing daerah memiliki ramuan-ramuan khusus untuk pengobatan tradisional, sesuai dengan lingkungan alamnya yang memiliki berbagia kekayaan alam yang sangat melimpah. Salah satu produk alami tersebut adalah buah sirsak dan mentimun yang banyak terdapat di masyarakat. mentimun sudah sejak dulu digunakan sebagai obat tradisional yang bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah tinggi. Buah ini mengandung kadar kalium tinggi dan natrium rendah, sehingga sesuai dikonsumsi oleh penderitahi pertensi ( Wulandari 2012 ). Pengobatan hipertensi ada dua jenis yaitu non farmokologi dan farmokologi, salah satu pengobatan non farmokologi yaitu jus buah sirsak dan jus mentimun. Sirsak adalah buah yang memiliki banyak sekali kandungan penting di dalamnya. Buah sirsak terdiri dari 67,5 persen daging buah, 20 persen kulit buah, 8,5 persen biji buah , dan empat persen inti buah. Ia juga mengandung gizi yang tinggi,annonaine,serta asimilobine. Sirsak terbukti mampu menurunkan tekanan darah tinggi. Mentimun ( Cucumis sativus) sejak dulu di kenal oleh masyarakat Indonesia sebagai pelengkap bahan makanan yang berupa; lalapan, campuran pecel, bahan acar, ataupun juga diolah menjadi minuman segar. Kadungan mentimun adalah; protein, lemak, karbohidrat. Buah tanaman merambat ini juga mengandung kalsium, zat besi, magnesium, fosforus, vitamin A, vitamin B1, vitamin B2 dan vitamin C. Biji timun sendiri mengandung racun alkoloid jenis hipoxanti, yang berfungsi untuk mengobati cacingan. Mentimun dapat bermanfaat bagi kesehatan yang penggunaannya bisa dariluar maupun dari dalam dimakan atau diminum (Kholis, 2011). Dari hasil data dipuskesmas kedung mundu kelurahan sambiroto didapatkan jumlah penderita hipertensi pada bulan Januari 2013 sampai Mei 2014 adalah laki – laki dan perempuan jumlah total 585 orang yang menderita hiperteni. Peneliti akan mengambil responden dari RT 07 RW 02 sejumlah 30 responden. Melihat potensi dari kalangan masyarakat umum, buah sirsak dan buah mentimun sudah lazim dikomsumsi untuk sekedar pelengkap hidangan dan dimanfaatkan untuk pengobatan alternative pengobatan penurunan darah. Berdasarkan permasalahan diatas, maka penelitian ini dilakukan untuk menganalisis efektivitas pemberian jus buah mentimun dan jus buah sirsak terhadap penurunan tekanan darah. G. Rumusan Masalah Rumusan masalah dari penelitian ini adalah “Apakah ada perbedaan efektifitas antara jus buah mentimun dan jus buah sirsak terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi H. TujuanPenelitian 1. TujuanUmum Mengetahui Efektifitas jus buah mentimun dan jus buah sirsak terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi. 2. TujuanKhusus a. Mendiskripsikan tekanan darah sebelum dan sesudah pemberian jus buah mentimun pada pasien hipertensi di kelurahan sambiroto RT 07 RW 02 Semarang. b. Mendiskripsikan tekanan darah sebelum dan sesudah pemberian jus buah sirsak pada pasien hipertensi di kelurahan sambiroto RT 07 RW 02 Semarang. c. Menganalisis perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah pemberian jus buah mentimun pada pasien hipertensi di kelurahan sambiroto RT 07 RW 02 Semarang. d. Menganalisis perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah pemberian jus buah Sirsak pada pasien hipertensi di kelurahan sambiroto RT 07 RW 02 Semarang. e. Menganalisis perbedaan tekanan darah antara pemberian jus buah mentimun dan jus buah sirsak pada pasien hipertensi di kelurahan sambirotoRT 07 RW 02 Semarang. f. Menganalisis efektifitas tekanan darah antara pemberian jus buah mentimun dan jus buah Sirsak pada pasien hipertensi di kelurahan sambirotoRT 07 RW 02 Semarang. I. Manfaat Penelitian Diharapkan hasil penelitian ini memberikan manfaat pada : 1. Bagi Tenaga kesehatan Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan Terapi Herbal bagi tenaga kesehatan tentang efektifitas jus buah mentimun dan jus buah sirsak terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi. 2. Bagi peneliti Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan dan pengalaman yang berharga bagi peneliti terutama efektifitas jus buah mentimun dan jus buah sirsak terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi. 3. Bagi penelitian berikutnya Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan referensi atau informasi bagi peneliti berikutnya yang terkait dengan efektifitas jus buah mentimun dan jus buah sirsak terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi. J. Originalitas Penelitian Tabel 1.1 Originalitas penelitian NO Nama peneliti Judul peneliti Metode Hasil Perbedaan 1 Chandrawijaya, (2010) Pengaruh jus buahsirsak terhadap penurunan tekanan darah tinggi Penelitian ini menggunakan prospektif eksperimental Menggunakan randomized pretest-posttest control group design Ada perbedaan Setelah minum jus sirsak menunjukkanhasil rerata sebesar 109,31/71,46 mmhg, lebih rendah di bandingkan sebelum minum jus sirsak sebesar 116,65/77,00 mmHg Variable dulu : Pengaruh jus buah sirsak terhadap penurunan tekanan darah tinggi Variable sekarang : Efektifitas jus siirsak dan jus mentimun terhadap tekanan darah Teknik sampling : Menggunakan purposesive sampling 2 Lailatul muniroh (2005) Pengaruhpemberian jus buah belimbing dan mentimunterhadap penurunan tekanan darah sistolik dan diastolic penderita hipertensi Penelitian ini menggunakan quasi eksperimental Menggunakan randomized pretest-posttest control group design Ada perbedaan tekanan darah sistolik dan diastolic awala ntara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol Variabel dulu : Pengaruh pemberian jus buah belimbing dan mentimun terhadap penurunan tekanan darah sistolik dan diastolic penderita hipertensi Variable sekarang : Efektifitas jus siirsak dan jus mentimun terhadap tekanan darah Teknik sampling : Teknik acak sederhana 3 4 Zauhani kusnul (2011) Dendy Kharisna ( 2012 ) Efek pemberian jus mentimun terhadap penurunan darah tinggi Efektifitas komsumsi jus mentimun terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental Menggunakan randomized pretest-posttest control group design Penelitian ini menggunakan desain penelitian Quasy eksperiment dengan rancangan Non-equivalent control group” Penelitian ini menunjukkanada pengaruh bermakna dari pemberian jus mentimun terhadap penurunan darah, Hal ini menunjukkan terjadi penurunan tekanan darah setelah diberikan intervensi, Variabel dulu : Efek pemberian jus mentimun terhadap penurunan darah tinggi Variable sekarang : Efektifitas jus siirsak dan jus mentimun terhadap tekanan darah Teknik sampling : Menggunakan purposive sampling Variabel dulu : Efektifitas komsumsi jus mentimun terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi Variable sekarang : Efektifitas jus siirsak dan jus mentimun terhadap tekanan darah Teknik sampling : Menggunakan purposive sampling BAB II TINJAUAN PUSTAKA F. Tinjauan Teori 1. Hipertensi a. Pengertian Hipertensi didefinisikan sebagai TD persisten diaman tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya di atas 90 mmHg (Smeltzer & Bare, 2011). Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah tinggi persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg (Brunner & suddarth, 2005).Seseorang dikatakan terkena hipertensi mempunyai tekanan dara sistolik ≥140mmHg dan tekanan darah diastoltik ≥90mmHg. Seseorang dikatakan terkena hipertensi tidak hanya dengan 1 kali pengukuran, tetapi 2 kali atau lebih pada waktu yang berbeda. Waktu yang paling baik saat melakukan tekanan darah adalah saat istirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring. b. Klasifikasihipertensi 1) Klasifikasi berdasarkan etiologi a) Hipertensi Esensial ( primer ) Merupakan 90% dari kasus penderita hipertensi. dimana sampai saat ini belum diketahui penyebabnya secara pasti. Beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu: faktor genetic, stress dan psikologis,serta factor lingkungan dan diet. b) Hipertensi sekunder Pada hipertensi sekunder, penyebab dan patofisiologi dapat diketahui dengan jelas sehingga lebih mudah untuj dikendalikan dengan obat-obatan.penyebab hipertensi sekunder diantaranya berupa kelainan ginjal seperti tumor, diabetes, kelainan adrenal, kelaianan aorta, kelaianan endokrin lainnya seperti obesitas. 2) Klasifikasi berdasarkan derajat hipertensi a) Berdasarkan JNC VII Derajat Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg) Normal <120 <80 Pre-hipertensi 120-139 80-89 Hipertensi derajat I 140-159 90-99 Hipertensi derajat II >160 >100 Tabel 2.2 klasifikasi berdasarkan derajat hipertensi ((sumber : JNI VII, 2003) b) Menurut European society of cardiology Tabel 2.3 Klasifikasi berdasarkan derajat hipertensi menurut European society of cardiology Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg) Optimal <120 Dan <80 Normal 120-129 dan/atau 80-84 Normal tinggi 130-139 dan/atau 85-89 Hipertensi derajat I 140-159 dan/atau 90-99 Hipertensi derajat II 160-179 dan/atau 100-109 Hipertensi derajat III >180 dan/atau >110 Hipertensi sistolik terisolasi >190 Dan <90 ( sumber: ESC, 2007 ) c. Gejala hipertensi Pada sebagian besar penderita hipertensi tidak menimbulkan gejala. Meskipun demikian secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan hipertensi (padahal sebenarnya tidak). Gejala yang di maksud adalah sakit kepala,pendarahan dari hidung,pusing,wajah kemerahan dan kelelahan. Menurut William, 2009 Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati bisa timbul gejala berikut : a. Kelelahan b. Keturunan c. Stress d. Proses penuaan e. Diet yang tidak seimbang f. Sosial budaya d. Faktor Resiko Faktor resiko adalah sesuatu yang dapat meningkatkan peluang terjadinya hipertensi. menurut (Casey & Benson, 2012)faktor resiko tersebut dapat dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu: 1) Faktor risiko yang tidak dapat diubah a) Genetik (Riwayat keluarga) Hipertensi merupakan salah satu penyakit keturunan, jika orang tua atau saudara kandung kita ada yang menderita hipertensi maka ada kemungkinan besar kita akan menderita hipertensi juga. Pada penelitian menunjukkan 25% dari kasus hipertensi esensial dalam keluarga mempunyai dasar genetis. Namun hal ini bukan merupakan hal yang pasti, terkadang ada orang tua yang memiliki riwayat hipertensi namun anaknya tidak menderita hipertensi. Beberapa kesamaan yang tampak pada banyak keluaraga justru mungkin merupakan dampak pengaruh lingkungan, pola makan anak, mekanisme koping seseorang dalam menghadapi masalah dan kebiasaan sehat maupun tidak sehat sering dibentuk oleh perilaku orang tua mereka dan iklim sosial tempat mereka dibesarkan. b) Usia Walaupun penuaan tidak selalu memicu hipertensi, namun pada umumnya hipertensi terjadi pada usia lebih tua. Karena pada usia 30 dan 60 tahun terjadi peningkatan tekanan sistolik, meningkat rata-rata sebanyak 20 mm/Hg dan terus meningkat pada usia 70 tahun. Hal itu merupakan pengaruh degenerasi yang terjadi pada orang yang bertambah usianya. c) Jenis kelamin Pada dasarnya wanita memang mempunyai risiko lebih tinggi untuk menderita hipertensi. Salah satu penyebabnya adalah perbedaan hormon kedua jenis kelamin. Produksi hormon estrogen menurun saat menopause, wanita kehilangan efek menguntungkannya sehingga tekanan darah meningkat. d) Ras Orang Afrika-Amerika menunjukkan tingkat hipertensi lebih tinggi dibanding populasi lain, dan cenderung berkembang lebih awal dan agresif. Mereka memiliki peluang hampir dua kali lebih besar untuk mengalami stroke fatal, satu setengah kali lebih mungkin untuk mengalami gagal ginjal dibandingkan dengan ras Kaukasia. 2) Faktor risiko yang dapat diubah a) Merokok Disebabkan karena kandungan nikotin dalam rokok yang dapat membuat penyempitan pembuluh darah sehingga memaksa jantung untuk bekerja lebih keras. Sebagai hasilnya, kecepatan jantung dan tekan darah meningkat. b) Obesitas Kelebihan berat badan dan hipertensi sering berjalan beriringan, karena tambahan berat badan beberapa kilogram membuat jantung anda bekerja lebih keras, sehingga dapat menyebabkan tekanan darah meningkat. c) Gaya hidup malas (kurang gerak) Dibandingkan dengan mereka yang aktif secara fisik, orang yang sering duduk secara signifikan lebih mungkin mengalami hipertensi dan serangan jantung.seperti otot yang lain, jantung anda akan semakin kuat dengan berolahraga. Jantung yang kuat akan memompa darah lebih efesien
Tidak ada komentar:
Posting Komentar