1. Akseptor KB
Akseptor KB yaitu pasangan usia subur yang telah memilih dan menggunakan suatu metode kontrasepsi tertentu. Akseptor KB merupakan Pasangan Usia Subur (PUS) karena mempunyai kesempatan lebih banyak untuk reproduksi (Hartanto, 2003).
2. Kontrasepsi
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya itu dapat bersifat sementara dapat pula bersifat permanent. Penggunaan kontrasepsi merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi fertilitas (Wiknjosastro, 2005). Metode kontrasepsi yang ada di Indonesia diantaranya adalah Metode Kontrasepsi Sederhana (Kondom, Coitus interuptus, KB alami, Diafragma, Kontrasepsi kimiawi), Metode Kontrasepsi Efektif (Pil KB, Suntikan KB, AKBK, AKDR), Metode Kontrasepsi Mantap (MOP dan MOW) (Suratun, 2008).
Pelayanan kontrasepsi diupayakan untuk menurunkan angka kelahiran. Untuk mencapai tujuan tersebut maka ditempuh kebijaksanaan mengkategorikan menjadi tiga fase sasaran yaitu fase menunda kehamilan, fase menjarangkan kehamilan dan fase menghentikan atau mengakhiri kehamilan (Hartanto, 2003).
Daya guna kontrasepsi dapat dinilai dari daya guna teoritis yaitu kemampuan suatu cara kontrasepsi untuk mengurangi terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan dan daya guna pemakaian yaitu kemampuan suatu cara kontrasepsi dalam keadaan sehari-hari dimana pemakaiannya dipengaruhi oleh faktor – faktor seperti pemakai tidak hati – hati atau kurang taat pada peraturan (Roslaini, 2007)
Syarat kontrasepsi yang ideal adalah dapat dipercaya, tidak menimbulkan gangguan sewaktu melakukan coitus, mudah pelaksanaannya, murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, dapat diterima penggunaanya oleh pasangan yang bersangkutan (Roslaini, 2007).
3. Kontrasepsi Suntik
a. Pengertian
Kontrasepsi suntik merupakan suatu metode kontrasepsi yang berdaya kerja lama dan tidak membutuhkan pemakaian setiap hari atau setiap akan bersenggama tetapi tetap bersifat reversibel (Hartanto, 2003).
b. Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja kontrasepsi suntik yaitu mencegah lepasnya sel telur dari indung telur wanita, mengentalkan lendir mulut rahim sehingga menghambat spermatozoa masuk ke dalam rahim dan menipiskan endometrium sehingga tidak siap untuk kehamilan (Suratun, 2008).
c. Jenis Kontrasepsi Suntik
1) Cycloprovera
Cycloprovera adalah kontrasepsi suntikan sekali dalam sebulan dengan nama dagang cyclofem, dalam kemasan 0,5 ml suspensi aqueous steril yang berisi 25 mg Medroxyprogesteron Asetat dan 5 mg Estrandiol cypionate (Varney, 2007).
Kontrasepsi suntik Cycloprovera memiliki banyak kelebihan diantaranya yaitu menimbulkan perdarahan teratur setiap bulan, kurang menimbulkan perdarahan bercak atau perdarahan ireguler lainnya dan efek samping lebih cepat menghilang setelah suntikan dihilangkan. Adapun kerugian dari kontrasepsi Cycloprovera yaitu penyuntikan lebih sering, biaya keseluruhan lebih tinggi dan kemungkinan terjadi efek samping karena estrogennya (Hartanto, 2003).
Efek samping dari Cycloprovera adalah nyeri tekan pada payudara, timbulnya jerawat dan peningkatan berat badan (Hartanto, 2003).
2) Noristerat
Noristerat adalah kontrasepsi suntikan yang diberikan setiap 2 bulan sekali dengan dosis 200mg, berisi progestin yang berasal dari testosterone (Varney, 2007).
Efek samping dari Noristerat adalah gangguan haid, peningkatan berat badan dan sakit kepala (Hartanto, 2003)
Kamis, 29 Oktober 2009
AKSEPTOR KB
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar