Senin, 02 November 2009

HUBUNGAN SEKSUAL PRANIKAH

a. Pengertian
Seks mempunyai arti jenis kelamin, sesuatu yang dapat ditunjukkan. Jenis kelamin ini mempunyai pengertian tentang suatu sifat atau ciri yang membedakan laki-laki dan perempuan secara biologis (Ingrid, 2004).
Seksualitas merupakan suatu proses yang terjadi sepanjang kehidupan manusia lahir sebagai bayi hingga secara fisik menjadi mandiri, lepas dari ibunya dan akan berakhir ketika seseorang meninggal (Ingrid, 2004).
Hubungan seksual pranikah adalah melakukan hubungan seksual sebelum adanya ikatan perkawinan yang sah, baik hubungan sek yang penetratif (penis dimasukkan kedalam vagina, anus atau mulut), maupun non penetratif (penis tidak dimasukkan ke dalam vagina). Oral atau anal seks termasuk dalam hubungan yang penetratif (PKBI.DIT, 2000).
b. Tujuan seksualitas
Tujuan seksualitas secara umum adalah meningkatkan kesejahteraan kehidupan manusia sedangkan secara khusus ada dua yaitu :
1) Prokreasi : menciptakan atau meneruskan keturunan
2) Rekreasi : memperoleh kenikmatan biologis atau seksual
Seksual menyangkut dimensi biologis, psikologis, sosial dan kultural. Dilihat dari dimensi biologis, seksualitas berkaitan dengan organ reproduksi, menggunakan secara optimal sebagai alat untuk bereproduksi dan berkreasi dalam mengekspresikan dengan seksual. (Ingrid, 2004).
Dari dimensi psikologi, seksualitas berhubungan erat dengan identitas peran jenis, perasaan terhadap seksualitas sendiri dan bagaimana menjalankan fungsi sebagai makhluk sosial dan dari dimensi sosial berkaitan dengan bagaimana seksualitas muncul dalam relasi antar manusia bagaimana lingkungan berpengaruh dalam relasi antara manusia bagaimana lingkungan yang berpengaruh dalam relasi, bagaimana lingkungan berpengaruh dalam pembentukan pandangan mengenai seksualitas dan perilaku seks. Sedangkan dari dimensi kultural menerangkan bagaimana perilaku seks menjadi bagian dari budaya yang ada di masyarakat.
c. Perilaku seksual remaja
Perilaku seksual ialah perilaku yang melibatkan sentuhan secara fisik anggota badan antar pria dan wanita yang telah mencapai pada tahap hubungan intim, yang biasanya dilakukan oleh pasangan suami istri. Sedangkan perilaku seks pranikah merupakan perilaku seks yang dilakukan tanpa melalui proses pernikahan yang resmi menurut hukum maupun menurut agama dan kepercayaan masing-masing individu.
Perilaku seksual yang sehat yaitu perilaku seksual yang dilakukan pada usia reproduksi sehat (lebih dari 19 tahun), dilakukan dengan pasangan yang sah, tidak berganti-ganti pasangan.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Remaja Melakukan Hubungan Seksual Pranikah
a. Penyebab
Kejadian seks pranikah bisa terjadi dan dilakukan pasangan insan, karena adanya faktor-faktor penyebab terjadinya penyimpangan. Baik penyimpangan emosional, etika kemasyarakatan, moral, maupun agama. Secara umum, faktor penyebab perilaku seks pranikah ada dua, yaitu sebagai berikut :
1) Faktor penyebab internal
Yang dimaksud penyabab internal adalah dorongan yang berasal dari dalam diri remaja itu sendiri. Seperti dorongan yang dikarenakan faktor psikologis, emosional maupun disebabkan hal-hal yang bersifat jasmani.
Secara intern, dorongan yang menjadi faktor penyebab seorang remaja sampai berani melakukan perilaku seks pranikah adalah :
a) Kematangan organ-organ reproduksi, menyebabkan adanya hormon-hormon tertentu didalam tubuh yang menjadi pendorong alamiah agar seseorang memfungsikan organ intimnya.
b) Secara psikologi, seorang remaja yang jiwanya labil, jika “pagar agama” kurang kuat, ia cenderung ingin melakukan perbuatan seks pranikah (Kusuma, 2007).
c) Faktor lingkungan keluarga yang dapat mempengaruhi psikologi remaja seperti :
(1) Keluarga atau orang tua yang tidak mampu menjadi filter dari remaja
(2) Adanya pertentangan dan perselisihan antara kedua orang tua
(3) Perceraian
(4) Hubunagn buruk antara kedua orang tua dan anaknya
(5) Tidak ada peran orang tua dalam mendidik anak-anaknya
(6) Rendahnya kontrol orang tua
(Salim, 2006)
2) Faktor penyebab eksternal
Penyebab penyimpangan perilaku seks pranikah yang datangnya dari luar lebih banyak berasal dari faktor pergaulan remaja itu sendiri. Baik pergaulan di sekitar rumah, pergaulan disekitar bangku sekolah ataupun perkuliahan. Faktor penyebab eksternal seorang remaja sampai berani melakukan hubungan seks pranikah ialah :
a) Perilaku karena ikut-ikutan teman
b) Adanya perilaku mencontoh teman
c) Perilaku di jebak teman
(Kusuma, 2007)
d) Norma masyarakat antara hubungan laki-laki dan perempuan yang belum menikah cenderung lebih longgar pada masa ini
e) Perkembangan teknologi yang canggih, sehingga semakin mudah remaja untuk mengakses informasi termasuk tentang seks secara tidak tepat
f) Nilai-nilai tentang “cinta” yang sering digunakan penempatannya
g) Kurangnya pemahaman remaja tentang dampak dari perilaku seks bebas termasuk didalam bahaya PMS
h) Berlakunya nilai ganda atau inkonsistensi nilai-nilai di dalam masyarakat. Tidak mengijinkan seks pranikah akan tetapi membiarkan saja pornografi beredar luas dimasyarakat (PKBI, 2007)
i) Pengangguran atau banyaknya waktu luang yang dapat memberikan kesempatan pada remaja untuk melakukan hubungan seks pranikah
j) Kurikulum pendidikan
k) Merebaknya kejahatan dimasyarakat
l) Minimnya hubungan para ulama dengan generasi muda terutama remaja (Salim, 2006)
m) Faktor ekonomi
Perilaku penyimpangan seksual yang dilakukan remaja biasanya terjadi pada kehidupan remaja putri yang keluarganya kurang mampu, sementara dirinya terjerumus kedalam kehidupan glamor dengan teman-teman sepergaulan yang suka berhura-hura, sehingga ada putri yang rela menjadi pelayan kebutuhan biologis laki-laki dengan mendapat imbalan (Kusuma, 2007).

Penyakit-penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual terutama hubungan seksual pranikah yaitu :
a) Gonore
Penyebab utama penyakit gonore ini adalah seksual bebas dengan gonta-ganti pasangan. Penyakit gonore yang oleh orang awam disebut penyakit kencing nanah. Penyebaran penyakit ini umumnya ditularkan melalui hubungan seksual. Selain itu, dapat juga akibat kontak dengan tangan, alat-alat, pakaian atau air mandi yang terkontaminasi (tercemar) oleh kuman tersebut.
Pada laki-laki mudah dikenal sebagai “kencing nanah” penyebab bakteri yang disebut Niesseria gonorrheae. Gejala-gejala muncul antara 2 minggu hingga 10 hari setelah terjadi hubungan seksual. Gejala pada perempuan antara lain keluar cairan kental berwarna kekuningan, nyeri diperut bagian bawah dan bisa muncul tanpa gejala. Komplikasi yang mungkin terjadi antara lain penyakit radang panggul, kemandulan, infeksi mata pada bayi baru lahir dan memudahkan penularan infeksi HIV.
b) Syphilis
Syphilis adalah suatu penyakit yang ditularkan secara seksual yang disebabkan oleh bakteri Treponema palidum yang dikenal sebagai treponema. Kemunculan penuh dari penyakit ini terjadi dalam tiga tahap dan perlu berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun untuk berkembang.
Bakteri masuk kedalam tubuh melalui lubang-lubang kecil di dalam membran-membran lendir dan ditularkan selama hubungan seksual yang terlindungi dengan seseorang yang terinfeksi. Membran-membran yang melapisi dubur adalah tipis dan mudah rusak sehingga orang yang melakukan anal seks (seks dubur) bisa mengalami resiko lebih besar untuk terinfeksi. Pada laki-laki, tempat infeksi tersebut biasanya adalah penis dan dubur dan pada perempuan, mulut vagina dan saluran kencing, klitoris dan kadang-kadang mulut rahim. Mulut bisa saja terinfeksi jika bakteri telah masuk melalui anal seks. Gejala pertama adalah munculnya luka bernanah yang disebut chancre pada tempat infeksi, yang biasanya muncul setelah kira-kira dua minggu tetapi bisa butuh sampai tiga bulan untuk berkembang (Nash, dkk, 2006).
c) Ulcus Molle (chancroid)
Ulcus Molle penyakit kelamin yang menimbulkan perlukaan. Penyakit ini dapat juga disertai pembengkakan kelenjar-kelenjar getah bening. Menurut Dr. Kusnadi (1990), penyebab penyakit kelamin ini adalah kuman haemophilus ducrey. Pembengkakan kelenjar getah bening di pelipatan paha yang timbul pada hampir sebagian kasus-kasus yang belum diobati.
d) Limfogranuloma Venereum
Jenis penyakit kelamin lain adalah Limfogranuloma Venereum. Penyakit ini menjalar melalui sistem getah bening.
e) Granuloma Inguinale
Menurut Dr. Kusnadi, (1990) penyakit kelamin Granuloma Inguinale yang boleh dikatakan tidak begitu menular (Tanjung, 2007).
f) Herpes Genetalis
Herpes genetalis merupakan penyakit menular seksual yang paling banyak terjadi didunia terutama di kalangan orang muda. Herpes genetalis merupakan PMS (di tularkan melalui hubungan seksual) berbeda dengan herpes zoster, yang bukan golongan PMS (Suhanda, 2006).
g) AIDS
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) dan Human Immuneodeficiency Virus (HIV), sudah merupakan ancaman bagi kehidupan manusia saat ini.
Faktor-faktor yang menyebabkan penularan HIV/AIDS yaitu :
(1) Industri seks yang luas
(2) Prevalensi penyakit kelamin yang tinggi
(3) Pemakaian kondom yang rendah
(4) Urbanisasi dan migrasi penduduk yang tinggi
(5) Peningkatan hubungan seks pre-marital (sebelum menikah) dan ekstra marital (di luar nikah)
(6) Praktek injeksi dan sterilisasi alat kedokteran yang tidak memenuhi persyaratan. Lalu lintas dari dan keluar negeri yang bebas (PKBI, 2000).
b. Pencegahan
1) Mendekatkan diri pada Tuhan atau mengisi hari-hari dengan banyak beribadah puasa karena puasa dapat menghindarkan diri dari perbuatan-perbuatan yang tidak baik.
2) Menjauhkan diri dari rangsangan seksual
Hal ini dilakukan dengan cara menjauhkan diri dari cerita-cerita yang tidak punya rasa moral, atau tidak suka membolak-balik gambar-gambar yang punya orientasi negatif atau mendengar lagu-lagu yang mendorong seseorang mengumbar nafsu.
3) Menyibukkan diri dengan melakukan hobi-hobi yang bermanfaat dan mengalihkan semangat atau keinginan terhadap hal-hal yang telah dilarang oleh agama.
4) Pergaulan yang baik
Memilih teman yang baik sangat membantu untuk memadamkan hawa nafsu dengan jalan menyibukkan diri terhadap hal-hal yang bermanfaat, sengan mengisi waktu senggang dengan hal-hal yang berguna
5) Mengambil ajaran-ajaran maupun nasehat-nasehat yang disberikan oleh para dokter guna mengurangi hawa nafsu yang sulit dikendalikan
Hal ini bisa dilakukan dengan memperbanyak latihan-latihan jasmani, mengurangi minuman yang dapat mengubah rangsangan saraf, mengurangi mengkonsumsi makanan yang mengandung rempah-rempah.
6) Memaksakan diri untuk menjalankan ibadah pada waktu senggang secara khusuk dan melakukan shalat malam.
7) Menikah secara premature atau pernikahan dini
Pernikahan yang dini sesungguhnya juga akan menempatkan tanggung jawab yang banyak sekali ke pundak generasi muda dan upaya untuk melimpahkan tanggung jawab yang bermacam-macam bentuknya oleh masyarakat kepada generasi muda akan tetapi tanpa ragu sedikitpun, pernikahan prematur ini lebih bermanfaat bagi generasi muda dan juga masyarakat. (Salim, 2006).



Tidak ada komentar:

Posting Komentar