UNTUK BAHAN REFERENSI BAB 1 - 5 MURAH HUB: 081225300100
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
AKI saat ini Indonesia mengalami peningkatan. Hal ini berdasarkan data penelitian Word Bank/Bank Dunia tahun 2008 ini. Direktur Women Research Institute, Sita Ari Purnami, mengatakan angka kematian ibu saat melahirkan dari 302/100 ribu ibu melahirkan menjadi 420/100 ribu ibu melahirkan (Trijaya, 2008).
Menurut menteri kesehatan, sampai tahun 2007 Angka Kematian Ibu (AKI) berhasil diturunkan, pada tahun 2004 dari 207 per 100.000 kelahiran hidup tahun 2005 menjadi 262, tahun 2006 sebesar 255 dan tahun 2007 sebesar 248 (Fadilah, 2008).
Sedangkan Angka Kematian Ibu (AKI) profinsi Jawa Tengah tahun 2005 sebesar 252/100.000 kelahiran hidup. Urutan penyebab kematian ibu dari yang terbanyak adalah perdarahan, eklampsia, perdarahan sebelum persalinan, dan infeksi. Kejadian ibu maternal paling banyak adalah waktu bersalin sebesar 49,90 %, kemudian disusul waktu nifas sebesar 30,02 % dan pada waktu hamil 20,08 % (Dinkes Provinsi Jawa Tengah, 2005). Angka Kematian Ibu (AKI) di kota Semarang tahun 2006 sebanyak 15 orang (0,61 %) dari 24498 kelahiran hidup, tahun ilah, 2008).007 sebanyak 20 orang (0,81 %) dari 24936 kelahiran hidup, tahun 2008 sebanyak 27 orang (0,107 %) dari 25160 kelahiran hidup (DKK kota Semarang, 2008).
Berbagai upaya telah dilaksanakan untuk menurunkan AKI, termasuk diantara Program Safe Motherhood yang telah dilaksakan Indonesia. Upaya ini telah berhasil menurunkan AKI. Walaupun menunjukan penurunan yang bermakna, namun target Nasional untuk menurunkan AKI menjadi 125 per 100.000 kelahiran hidup bukan merupakan tanpa perhitungan, akan tetapi target AKI tersebut merupakan satu target dalam global yang tertuang dalam Millenium Development Goals (MDGs) (Trijaya, 2008).
.............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
Menurut hasil penelitian Zuspan FP dan Arulkumaran (1999) melaporkan angka kejadian pre-eklampsia di dunia sebesar 0-13%, dan di Singapura 0,13-6,6%, sedangkan di Indonesia 3,4-8,5%. Dari penelitian Soejoesnoes di 12 rumah sakit rujukan di dapatkan kasus pre-eklampsia 4,78% dan kasus eklampsia 0,15% (Tempo, 2005).
Pre-eklampsia adalah kondisi khusus dalam kehamilan, ditandai dengan peningkatan tekanan darah (TD) dan proteinuria. Bisa berhubungan dengan kejang (eklampsia) dan gagal organ ganda pada ibu, sementara komplikasi pada janin meliputi restriksi pertumbuhan dan abropsio plasenta (Shennan & Chappell, 2001)
Oleh karena itu, diagnosa dini preeklmpsia yang merupakan tingkat pendahuluan eklampsia serta penanganannya. Tanpa disadari, dalam waktu singkat dapat timbul preeclampsia berat, bahkan eklampsia. Dengan pengetahuan ini, menjadi jelas bahwa pemeriksaan antenatal yang teratur dan secara rutin mencari tanda-tanda pre-eklampsia, sangat penting dalam usaha pencegahan pre-eklampsia berat dan eklampsia, di samping pengendalian terhadap faktor-faktor predisposisi yang lain (Medika, 2005) .
Dari data yang penulis dapat di Ruang Kebidanan RSUD XXXX pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2009 jumlah ibu hamil dengan preeklampsia adalah pada tahun 2007 sampai dengan 2009 mengalami peningkatan. Pada tahun 2007 terdapat 73 orang, tahun 2008 111 orang dan tahun 2009 118 orang. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti karakteristik ibu hamil dengan pre-eklampsia di RSUD XXXX khususnya yang terjadi pada tahun 2009. Dikarenakan tiap tahunnya ibu hamil dengan pre-eklampsai semakin meningkat.
Dengan ditemukannya peningkatan kasus pre-eklampsia di RSU dr. XXXX maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “GAMBARAN KEJADIAN IBU HAMIL DENGAN PRE-EKLAMSIA DI RSU DR. XXXX”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil survey dengan ditemukannya kasus pre-eklampsia di RSU dr. XXXX dalam penelitian ini didapatkan rumusan masalah “Bagaimanakah Gambaran Kejadian Pre Eklampsi pada ibu hamil ?”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui Gambaran Kejadian ibu hamil dengan pre-eklampsia.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran umur ibu hamil dengan pre-eklamsia.
b. Mengetahui gambaran paritas ibu hamil dengan pre-eklamsi.
c. Mengetahui gambaran umur kehamilan dengan pre-eklamsi.
d. Mengetahui gambaran sosial ekonomi.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi pihak institusi pendidikan
Sebagai bahan tambahan informasi ilmiah mengenai gambaran kejadian ibu hamil dengan pre-eklampsia.
2. Bagi masyarakat
Manfaat penelitian bagi masyarakat khususnya ibu hamil, yaitu untuk memberikan informasi tentang pre-eklampsia, sehingga masyarakat dapat memahami dan mengerti gambaran kejadian ibu hamil dengan pre-eklampsia.
3. Bagi peneliti lainnya
Dapat menjadi bahan pertimbangan untuk melakukan penelitian-penelitian di tempat lain.
E. KEASLIAN PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan terdahulu oleh Dwi Tunggal pada tahun 2008 dengan judul Karakteristik Ibu dengan Pre Eklampsia Pada Ibu Hamil di RSUD xxxx, menggunakan metode penelitian deskriptif, teknik yang digunakan Purposive Sampling dengan hasil Pre Eklampsia terjadi pada primigravida muda. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Putu Ayu Meitriani (2009), Gambaran kejadian Ibu Hamil dengan Pre Eklampsia di RSU dr. xxxxx. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan peneliti adalah Teknik sampling yaitu menggunakan teknik sampling jenuh.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Definisi Kehamilan
Kehamilan (pregnancy) adalah suatu masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin (Wiknjosastro,2005).
Kehamilan adalah masa dimulai konsepsi sampai lahirnya bayi. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu / 9 bulan / 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Prawirohardjo, 2001).
Kehamilan adalah masa di mana seorang wanita membawa embrio atau fetus di dalam tubuhnya (Wikipedia, 2008)
Tujuan ANC (Ante Natal Care) menurut (Mochtar, 1999) adalah :
a. Memantau kemajuan kehamilan dan untuk memastikan kesehatan ibu, pertumbuhan dan perkembangan bayi.
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, sosial dan bayi.
c. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan/komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.
d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan.
e. Melahirkan dengan selamat ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
f. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif (Asi yang diberikan selama 6 bulan tanpa makanan pendamping).
g. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.
2. Pre-eklampsia
a. Definisi Pre-eklampsia
Pre-eklamsia-eklamsia adalah penyakit pada wanita hamil yang secara langsung disebabkan oleh kehamilan. Definisi pre-eklampsia adalah hipertensi disertai proteinuri dan edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan (Chapman, 2006).
b. Etiologi
Apa yang menjadi penyebab pre-eklamsia dan eklampsia sampai sekarang belum diketahui. Telah terdapat banyak teori yang mencoba menerangkan sebab penyakit tersebut, akan tetapi tidak ada yang dapat member jawaban yang memuaskan (Prawirohardjo, S. 2002).
Teori menurut (Prawirohardjo, S. 2002) yang dapat diterima harus dapat menerangkan hal-hal berikut:
1) Sebab bertambahnya frekuensi pada primigraviditas, kehamilan ganda, hidramnion dan mola hidatidosa.
2) Sebab bertambahnya frekuensi dengan semakin tuanya kehamilan.
3) Sebab dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin dalam uterus.
4) Sebab jarangnya terjadi eklampsia pada kehamilan-kehamilan berikutnya.
5) Sebab timbulnya hipertensi, edema, proteinuria, kejang, dan koma.
c. Patofisiologi
Perubahan pokok yang didapat pada pre-eklamsia adalah spasmus pembuluh dasar disertai dengan retensi garam dan air. Dengan biopsi ginjal, Altchek dkk (1968) menemukan spasmus yang hebat pada arteriola glomerulus. Pada beberapa kasus lumen arteriola demikian kecil, sehingga hanya dapat dilalui oleh satu sel darah merah. Bila dianggap bahwa spasmus arteriola juga ditemukan di seluruh tubuh, maka mudah dimengerti bahwa tekanan darah yang meningkat tampaknya merupakan usaha mengatasi kenaikan tahanan perifer, agar oksigenisasi jaringan dapat dicukupi. Kenaikan berat badan dan edema yang disebabkan penimbunan cairan yang berlebihan dalam ruang interstitial belum diketahui sebabnya,mungkin karena retensi air dan garam. Telah diketahui bahwa pada preeklamsia dijumpai kadar aldosteron yang rendah dan konsentrasi prolaktin yang tinggi daripada kehamilan normal. Aldosteron penting untuk mempertahankan volume plasma dan mengatur retensi air dan natrium. Pada preeklamsia permeabilitas pembuluh darah terhadap protein meningkat (Wiknjosastro, dkk. 1999). untuk lebih lengkap sampai bab V hub : yuyun : 081225300100
Selasa, 05 Oktober 2010
KTI KEBIDANAN : GAMBARAN KEJADIAN IBU HAMIL DENGAN PRE-EKLAMSIA DI RSU DR. XXXX
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar