Selasa, 05 Oktober 2010

KTI KEBIDANAN : STUDY DESKRIPTIF MOTIVASI KADER DALAM PELAKSANAN KEGIATAN POSYANDU DI DESA XXX

DAPATKAN KTI KEBIDANAN (LENGKAP BAB 1-4 + KUESIONER) HUB YUYUN Hp. 081225300100
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejak dirancang visi Indonesia Sehat 2010 yaitu masyarakat hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku hidup sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi – tingginya diseluruh wilayah Indonesia dan misi Jawa Tengah Sehat 2010 yaitu menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan, mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat, memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, dan terjangkau, memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya yang mandiri bertumpu pada potensi daerah, tetapi masih jauh dari target yang diharapkan. Berbagai upaya dalam mengatasi masalah kesehatan selama ini, masih bertumpu pada upaya Pemerintah, walaupun sudah dikembangkan Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM), tetapi masyarakat belum optimal berperan di berbagai kegiatan masyarakat tersebut belum dikoordinasi dengan baik (Dinkes Jateng, 2007).
Posyandu merupakan salah satu bentuk peningkatan kesehatan masyarakat untuk mempercepat penyampaian target tujuan pembangunan seperti mengurangi angka kematian ibu melahirkan, penanganan masalah gizi dan sebagainya. Posyandu merupakan kegiatan nyata yang melibatkan partisipasi masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dilaksanakan oleh kader. Kader yang ditugaskan adalah warga setempat yang telah dilatih oleh puskesmas (Meliani dkk, 2009).
Mentri kesehatan mengatakan, Jumlah Posyandu meningkat dari 232 ribu pada 2004 menjadi 267 ribu pada 2007. Jumlah balita yang ditimbang di posyandu juga meningkat dari hanya 43 persen pada 2004 menjadi 75 persen pada 2007.
Menurut Menkes, angka kematian ibu yang pada 2007 telah turun menjadi sebanyak 228 per 100 ribu kelahiran hidup dan harus diturunkan lagi menjadi 118 per 100 ribu kelahiran hidup pada 2015. Sementara angka kematian bayi ditargetkan bisa turun dari 34 per 1000 kelahiran hidup pada 2007 menjadi 24 per 1000 kelahiran hidup pada 2015. "Dan angka kekurangan gizi pada balita bisa turun dari 18,4 persen pada 2007 menjadi kurang dari 15 persen pada 2015”.
Posyandu dapat berjalan dengan baik apabila para kader posyandu aktif dalam melaksanakan kegiatan posyandu. Kader adalah motivator yang tepat dalam mewujudkan kesehatan ibu dan anak. Hal ini dikarenakan kader merupakan figure yang paling dekat dengan masyarakat. Mereka di pilih dan dibentuk dari, oleh dan untuk masyarkat itu sendiri. Kader posyandu diharapkan mampu menjalankan pelaksanaan kegiatan posyandu. Kegiatan posyandu dilaksanakan dalam sistem lima meja yaitu Meja 1 : Pendaftaran dilaksanakan oleh kader posyandu, Meja 2 : penimbangan dilaksanakan oleh kader posyandu, Meja 3 : Pencatatan hasil dilaksanakan oleh kader posyandu, meja 4 : Penyuluhan program dilaksanakan oleh posyandu, Meja 5 : Pelayanan kesehatan, yang meliputi Program KIA, Program KB, program gizi, Program imunisasi dan penanggulangan diare dilksnakan oleh petugas kesehatan (DepKes RI, 2006).
Tugas kader posyandu adalah merencanakan kegiatan posyandu, melaksanakan, mengevaluasi dan mengendalikan kegiatan posyandu, serta melaporkan kegiatan posyandu (DepKes RI, 2006).
Beberapa masalah yang dijumpai dalam pelaksanaan kegiatan posyandu antara lain pengadaan kader sebagai tenaga pelaksana kegiatan. Pengelolaan sarana perlengkapan, pengadaan tenaga pengelola program. Dalam hal ini mengingat bahwa keberhasilan posyandu ditentukan oleh peran kader.
Studi pendahuluan yang di lakukan di wilayah XXXX pada hari rabu tanggal 23 desember tahun 2009 terdapat jumlah posyandu ada 7 posyandu dan 35 kader. Untuk itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang studi deskriptif motivasi kader dalam pelaksanaan kegiatan posyandu di XXXX.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas maka yang menjadi permasalahan pada peneliti adalah “ Bagaimana Motivasi Kader Dalam Pelaksanaan Kegiatan Posyandu di XXXX Tahun 2010? “

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui motivasi kader dalam pelaksanaan kegiatan posyandu di XXXX.
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan karakteristik (umur, pendidikan, pekerjaan) kader yang melaksanakan kegiatan posyandu di XXXX.
b. Untuk Mengetahui motivasi kader dalam pelaksanaan kegiatan posyandu di XXXX.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Memberikan pengalaman langsung bagi penulis dalam melakukan penelitian serta mengaplikasikan berbagai teori dan konsep yang didapat di bangku kuliah.
2. Bagi Masyarakat
Memberikan motivasi bagi masyarakat agar berperan dalam meningkatkan upaya kesehatan yang bersumber dari. Oleh. dan untuk masyarakat.

3. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian di harapkan memberikan informasi yang dapat di gunakan sebagai bahan pustaka ilmu pengetahuan dalam kebidanan komunitas.
4. Bagi Institusi Kesehatan
Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai salah satu evaluasi terhadap program-prrogram yang sudah berjalan dan sebagai sikap pengambilan kebijakan program-program berikutnya.

E. Keaslian Penelitian
Sepanjang pengetahuan peneliti, penelitian tentang studi deskriptif Motivasi kader dalam pelaksanaan kegiatan posyandu di XXXX belum pernah dilakukan sebelumnya. Penelitian yang hamper mirip adalah penelitian dari:
No. Nama Peneliti Judul
Penelitian Metode Penelitian Hasil
Penelitian
1



Rosita Chandra Dewi



Study Kualitatif ketidak aktifan kader Posyandu Balita di desa Jlamprang Kecamatan Wonosobo
Penilitian deskripitf dengan metode kualitatif
Yang mempengaruhi ketidakaktifan kader meliputi pengetahuan, kurangnya motivasi, cara pemilihan, kurannya peran serta masyarakat, faktor umur, pekerjaan, kesibukan dan kejenuhan menjadi kader.
2. Nurizki Widiana
Studi deskriptif motivasi kader dalam pelaksanaan kegiatan posyandu di XXXX tahun 2010 Kuantitatif dengan pendekatan deskriptif

Perbedaan dengan penelitian sebelumnya terletak pada waktu, tempat penelitian.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori
1. Motivasi
a.Definisi
Motif adalah semua penggerak, dorongan – dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan seseorang berbuat sesuatu. Semua perilaku manusia pada hakekatnya mempunyai motif. Motif manusia merupakan dorongan, keinginan dan tenaga penggerak lain yang berasal dari dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu (Purwanto, 1998).
Sedangkan hal- hal yang mempunyai motif disebut motivasi. Motivasi merupakan kesadaran dalam diri individu yang mendorong perilaku ke arah tujuan (Walgito, 2002).
b. Unsur- unsure motivasi terdiri dari :
1) Motivasi merpakan suatu tenaga dinamis manusia dan munculnya memerlukan rangsangan baik dari dalam maupun dari luar.
2) Motivasi sering kali ditandai dengan perilaku yang penuh gengsi.
3) Motivasi merupakan reaksi pilihan dari beberapa alternatif pencapaian tertentu.
c. Fungsi Motivasi
Fungsi motivasi menurut Sardiman (2001) yaitu :
1) Mendorong manusia untuk berbuat atau sebagai penggerak
2) Menentukan arah perbuatan, yakni perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang sesuai guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan – perbuatan yang tidak bermafaat bagi tujuan tersebut.
d. Kebutuhan dan Motivasi
Motivasi tidak dapat dipisahkan dengan kebutuhan karena seseorang melakukan sesuatu bila merasa ada sesuatu kebutuhan (Sardiman, 2001)
Menurut Sardiman (2001), mengemukakan bahwa seseorang melakukan aktivitas itu di dorong oleh adanya faktor-faktor kebutuhan biologis, insting, nafsu dan unsur kejiwaan serta serta adanya pengaruh perkembangan budaya manusia.
1) Kebutuhan
Menurut Purwanto (2000) mengemukakan bahwa manusia memiliki berbagai kebutuhan yaitu:
a) Kebutuhan untuk berbuat sesuatu untuk suatu aktivitas, hal ini dapat dihubungkan dengan suatu kegiatan bahwa pekerjaan akan berhasil bila disertai rasa gembira.
b) Kebutuhan untuk menyenangkan orng lain, banyak orang yang dalam hidupnya memiliki motivasi untuk berbuat sesuatu demi kesenangan orang lain. Harga diri seseorang dapat di nilai dari berhasil tidaknya usaha memberikan kesenangan kepada rang lain. Hal ini merupakan kepuasan dan kebahagian tersendiri bagi orang yang melakukan kegiatan tersebut.
c) Kebutuhan mencapai hasil, suatu pekerjaan atau kegiatan belajar itu akan berhasil baik, kalau disertai dengan “pujian” yang merupakan dorongan bagi seseorang untuk belajar dan bekerja.
d) Kebutuhan untuk mengatasi kesulitan, suatu kesulitan atau hambatan mungkin cacat menimbulkan rendah diri, tetapi hal ini nenjadi dorongan untuk mencapai kompetensi dengan usaha yang tekun dan luar biasa. Kebutuhan dan motivasi manusia akan selalu berubah atau bersifat dinamis sesuai dengan keinginan perhatian manusia berubah atau bersifat dinamis sesuai dengan keinginan dan perhatian manusia.
2) Motivasi
Teori motivasi dapat dikembangkan oleh ahli jiwa yaitu kebutuhan menurut Maslow. Dasar teori ini adalah orang bertindak untuk memenuhi kebutuhan fisik ataupun psikis. Dijelaskan bahwa motivasi adalah suatu tingkatan yaitu bahwa keatas tingkat kekuatan tersebut.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar