BUTUH KTI KEBIDANAN JUDUL INI MURAH HUB : YUNI HP. 081225300100
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ASI sebagai bahan makanan alamiah adalah makanan yang terbaik yang dapat diberikan oleh seorang ibu kepada anak yang baru dilahirkan. Selain komposisinya sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi yang berubah sesuai kebutuhan, ASI juga mengandung zat pelindung yang dapat menghindarkan bayi dari berbagai penyakit. Sedemikian rupa banyaknya manfaat dan pentingnya ASI, maka seorang ibu dan tenaga kesehatan harus memperhatikan kecukupan ASI pada bayi. Oleh karena itu disini peran seorang ibu harus dipersiapkan sebaik mungkin pada proses laktasi baik pada masa prenatal maupun pada masa post natal. Salah satunya adalah melakukan perawatan payudara pada ibu nifas untuk memperlancar laktasi. (Ambarwati, 2008).
Data menunjukkan bahwa pemberian ASI pada bayi berumur 2 bulan hanya 64 persen. Persentase ini kemudian menurun cukup tajam menjadi 46 persen pada bayi berumur 2 – 3 bulan dan 14 persen pada bayi berumur 4 – 5 bulan. Keadaan lain yang memprihatinkan, adalah 13 persen dari bayi berumur di bawah 2 bulan telah diberi susu formula dan 15 persen telah diberi makanan tambahan (SDKI 2002 – 2003). Untuk Jawa Tengah, Pemberian ASI hanya sebesar 54% pada usai 2-3 bulan dan untuk usia 4-12 bulan hanya 35% (Dinas Kesehatan Jateng, 2007). Sedangkan Kabupaten Xxx untuk bayi berusia 1-3 bulan hanya sebesar 52% yang mendapat ASI dan yang berusia 3-6 bulan hanya 42% (Dinkes Xxx, 2008).
Berbagai hal mempengaruhi pengeluaran ASI yakni diperlukan hormon oksitosin yang kerjanya dipengaruhi oleh proses hisapan bayi. Semakin sering puting susu dihisap oleh bayi maka semakin banyak pula pengeluaran ASI. Hormon oksitosin sering disebut sebagai hormon kasih sayang. Sebab, kadarnya sangat dipengaruhi oleh suasana hati, rasa bahagia, rasa dicintai, rasa aman, ketenangan, relaks, perawatan payudara, konsumsi rokok dan alcohol serta umur kehamilan saat melahirkan (Siregar. A, 2009).
Salah satu alasan tidak diberikanya ASI pada bayi adalah para ibu menyusui merasa bahwa ASI yang dikeluarkanya kurang untuk kebutuhan bayi. Hal tersebut juga diikuti dengan ibu hamil yang melakukan perawatan payudara secara khusus yang bertujuan untuk memaksimalkan agar ASI yang keluar dapat maskimal belum sepenuhnya dilakukan, sehingga kuantitas ASI yang dikeluarkanpun tidak dapat maksimal padahal manfaat Air Susu Ibu (ASI) tidak perlu diragukan lagi (Daulat, 2003).
Perawatan payudara yang baik dan benar memiliki peranan yang penting dalam meningkatkan Produksi ASI. Selain memaksimalkan produksi ASI eksklusif, perawatan payudara yang baik dan benar dapat menghindarkan ibu dari bahaya pembengkakan payudara, saluran ASI tersumbat (Sibuea, 2003).
Penyumbatan payudara yang sering terjadi pada masa nifas sebenarnya dapat dicegah dengan dilakukannya perawatan payudara sebelum dan setelah melahirkan. Perawatan yang dilakukan terhadap payudara berttjuan untuk melancarkan sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya saluran susu sehingga memperlancar pengeluaran ASI. Pelaksanaan perawatan payudara hendaknya dimulai sedini mungkin yaitu 1- 2 han setelah bayi dilahirkan dan dilakukan dua kali sehani (Huliana, 2003). Perawatan payudara yang dilakukan meliputi pengurutan payudara, pengosongan payudara, pengompresan payudara dan perawatan puting susu.
Dengan perawatan payudara pada ibu nifas yang baik maka laktasi akan lancar, sehingga akan memberikan kecukupan ASI pada bayi yang baru dilahirkan. Tanda-tanda bayi yang mendapatkan ASI cukup antara lain : (1) setelah menyusu bayi akan tidur/tenang; (2) selama 3-4 jam bayi kencing lebih sering sekitar 8 kali sehari; (3) BB bayi naik dengan memuaskan sesuai dengan umur (Soetjiningsih, 2001). Sebaliknya apabila ASI tidak dapat keluar dengan lancar maka akan terjadi kegagalan dalam proses laktasi.
Sebagai seorang tenaga kesehatan khususnya bidan harus benar-benar memperhatikan betapa pentingnya perawatan payudara untuk mempelancar produksi ASI. Perawatan payudara bisa dilakukan secara teratur 2 kali sehari selama + 15 menit yaitu pagi dan sore sebelum mandi, menjaga kebersihan payudara, menggunakan BH yang menyokong payudara, perawatan payudara dihentikan apabila ibu merasa nyeri
Dari study pendahuluan yang dilakukan penulis pada bulan Januari 2010 terhadap 12 ibu-ibu menyusui dan pernah menyusui di wilayah kerja di RB XXX melalui wawancara kepada 12 orang dan mendapatkan hasil 2 orang (0,14%) yang masih dan pernah memberikan ASI pada bayinya dan melakukan perawatan payudara dengan baik sesuai dengan teori. Sedangkan sisanya 10 (1,20%) tidak melakukan perwatan payadara (RB Xxx).
Dari uraian masalah di atas, Peneliti tertarik melakukan penelitian tentang “TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG PERAWATAN PAYUDARA DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI RB XXX KABUPATEN XXX TAHUN 2010”.
B. Perumusan Masalah
Di Kabupaten Xxx bayi yang berusia 1-6 bulan hanya 42 % yang mendapatkan ASI Eksklusif, nilai ini masih dibawah target yaitu dari 80%. Kurangnya produksi ASI ini salah satu penyebabnya adalah kurangnya perawatan payudara (Dinkes Xxx, 2008).
Study pendahuluan yang dilakukan penulis pada bulan Januari 2010 terhadap 12 ibu-ibu menyusui dan pernah menyusui di wilayah kerja di RB Xxx melalui wawancara dan mendapatkan hasil 2 orang (16,7 %) yang masih dan pernah memberikan ASI eksklusif pada bayinya dan melakukan perawatan payudara dengan baik sesuai. Sedangkan sisanya 10 (83,3 %) tidak melakukan perawatan payudara .
Berdasarkan rumusan masalah di atas peneliti membuat Riset Question “Bagaimana Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui tentang Perawatan Payudara dalam Pemberian ASI Ekslusif di RB Xxx Kabupaten Xxx Tahun 2010?”
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang perawatan payudara dalam pemberian ASI Ekslusif di RB Xxx Kabupaten Xxx.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran karakteristik responden dalam tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang perawatan payudara dalam pemberian ASI eksklusif yang meliputi : umur, tingkat pendidikan, dan pekerjaan.
b. Mendeskripsikan tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang perawatan payudara dalam pemberian ASI eksklusif di RB Xxx Kabupaten Xxx.
D. Manfaat Penelitian
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada :
a. Peneliti/Mahasiswa
Menambah ilmu pengetahuan dan wawasan, sekaligus untuk mengasah ketajaman berfikir secara kritis melalui penelitian tentang tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang perawatan payudara dalam pemberian ASI Eksklusif.
b. Masyarakat
Meningkatkan pemahaman-pemahaman dan motivasi khususnya bagi ibu menyusui agar bersedia melakukan perawatan payudara untuk meningkatkan produksi ASI nya.
c. Institusi Pendidikan Kebidanan
Sebagai bahan referensi tambahan guna meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang Tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang perawatan payudara dalam pemberian ASI eksklusif.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan
1. Pengertian pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia yakni melalui indra penglihatan, penciuman, pendengaran, perasa dan peraba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2003). Pengetahuan mencakup ingatan yang dipelajari dan disimpan dalam ingatan, hal tersebut meliputi fakta, kaidah, dan prinsip serta metode yang diketahui. Pengetahuan yang disimpan dalam ingatan akan digali pada saat yang dibutuhkan melalui bentuk mengingat atau mengenal kembali (Notoatmodjo, 2003).
2. Tingkat pengetahuan
Notoatmodjo (2003), yang mengutip dari Bloom (1978) tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif, meliputi :
a. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk kedalam pengetahuan dalam tingkat ini adalah mengingat kembali (recall). Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain mampu menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, dan sebagainya.
b. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap suatu objek materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan terhadap obyek yang telah dipelajari.
c. Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi nyata sebelumnya.
d. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e. Sintesis (Syntesis)
Menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
f. Evaluasi (Evaluation)
Ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilain terhadap suatu materi atau objek. Penilaian ini berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau berdasarkan kriteria yang sudah ada.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Notoatmodjo (2003), yaitu :
a. Tingkat Pendidikan
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka dia akan lebih mudah dalam menerima hal-hal baru sehingga akan lebih mudah pula untuk menyelesaikan hal-hal baru tersebut.
b. Informasi
Seseorang yang mempunyai sumber informasi yang lebih banyak akan memberikan pengetahuan yang jelas.
c. Budaya
Budaya sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang, karena informasi-informasi baru akan di saring kira-kira sesuai dengan kebudayaan yang ada dan agama yang dianut.
d. Pengalaman
Pengalaman disini berkaitan dengan umur dan pendidikan individu, maksudnya pendidikan yang tinggi pengalaman akan luas sedang umur semakin banyak (bertambah tua).
e. Sosial Ekonomi
Tingkatan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup disesuaikan dengan penghasilan yang ada, sehingga menuntut pengetahuan yang di miliki harus dipergunakan semaksimal mungkin. begitupun dalam mencari bantuan ke sarana kesehatan yang ada, mereka sesuaikan dengan pendapatan keluarga
B. Konsep Dasar Ibu Menyusui
1. Pengertian Menyusui
Menyusui adalah suatu cara yang tidak ada duanya dalam memberikan makanan yang ideal bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi yang sehat serta mempunyai pengaruh biologis dan kewajiban yang unik terhadap kesehatan ibu dan bayi. Menurut Suradi (2002) menyusui adalah suatu keadaan alamiah yang terjadi sejak jaman dulu dan tidak menjadi masalah pada jaman ini.
Sabtu, 09 Oktober 2010
KTI KEBIDANAN : “TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG PERAWATAN PAYUDARA DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI RB XXX KABUPATEN XXX TAHUN 2010”.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar