Sabtu, 20 November 2010

KTI KEBIDANAN TERBARU 2010 :STUDY DESKRIPTIF PERILAKU IBU YANG MEMPUNYAI BAYI UMUR 6-24 BULAN DALAM PEMBERIAN MP-ASI DI DESA XXXX

KTI LENGKAP BAB 1-5 HUBUNGI : 081 225 300 100
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Kesehatan merupakan salah satu aspek dari kehidupan masyarakat, mutu hidup, produktifitas tenaga kerja, angka kesakitan dan kematian yang tinggi pada bayi dan anak-anak. Menurunya daya fisik serta terganggunya perkembangan mental adalah masalah langsung atau tidak langsung dari gizi kurang.
Terjadinya kerawanan gizi pada bayi selain disebabkan karena makanan yang kurang juga karena Air Susu Ibu (ASI) banyak diganti susu botol dengan cara dan jumlah yang tidak memenuhi kebutuhan (Depkes RI, 2007).
Pemerintah dalam menanggulangi gizi kurang dan gizi buruk adalah pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI). Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Institusi Pertanian Bogor memandang bahwa progam itu masih belum efektif. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) World Health Organitation telah menyusun Decision Chart For Implementation Of Selektive Feeding Progam. Jika tingkat Prevalensi Malnutrisi 15% atau lebih di suatu Negara, bantuan makanan tambahan, termasuk MP-ASI, harus diberikan kepada seluruh kelompok rawan, yaitu bayi, anak balita, serta ibu hamil dan menyusui (Kompas, 2008).
Makanan pendamping ASI diberikan sebagai makanan tambahan yang berguna untuk memenuhi kebutuhan makanan yang adekuat dan untuk menunjang tercapainya tumbuh kembang optimal. Pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) menurut IDAI (2002) sebaiknya diberikan mulai umur 6 bulan.
Perbaikan konsumsi pangan penduduk berarti meningkatkan jumlah pangan dan gizi serta mutu makanan yang dikonsumsi. Upaya perbaikan gizi tersebut harus dimulai sejak dini, yaitu sejak bayi. Masa bayi (0-12 bulan) adalah masa yang paling penting dalam perkembangan manusia. Hal ini karena pada masa inilah terjadi perkembangan otak dan kecerdasan yang akan mempengaruhi masa dewasa. Kekurangan gizi pada masa bayi akan mengakibatkan terganggunya perkembangan mental dan kemampuan motorik anak yang tidak dapat diperbaiki pada periode selanjutnya. Pada usia 6 bulan pencernaan bayi mulai kuat sehingga pemberian makanan pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) bisa diberikan karena jika terlalu dini akan menurunkan konsumsi ASI dan mengalami gangguan pencernaan, tetapi apabila terlambat akan menyebabkan kurang gizi bila terjadi dalam waktu yang lama (Kompas 2008).
Dalam upaya pembangunan sumber daya manusia, anak paling rentan terhadap berbagai gangguan. Dibandingkan usia dewasa, anak mempunyai resiko kematian (mortalitas) dan kesakitan (morbiditas) yang lebih tinggi. Di Negara berkembang seperti Indonesia, berbagai penyakit infeksi dan gangguan gizi mengancam kelangsungan pertumbuhan dan perkembangan anak.

Dari beberapa penelitian diketahui bahwa anak-anak Indonesia yang lahir akan bertahan dengan keadaan gizi baik hingga 6 bulan, namun setelah 6 bulan keadaanya gizi mulai menurun. Hal ini terjadi karena kebutuhan gizi semakin meningkat, sementara produksi ASI semakin menurun dan pemberian MP-ASI belum sesuai dengan kecukupan gizi bayi. Kondisi ini pada giliranya menimbullkan Kekurangan Energi Protein (KEP) pada bayi (Kompas, 2008).
Upaya peningkatan status kesehatan dan gizi bayi dan anak melalui perbaikan perilaku masyarakat dengan pemberian makanan tambahan merupakan bagian dari upaya perbaikan gizi masyarakat secara menyeluruh. Dalam rangka menanggulangi dampak krisis ekonomi terhadap status kesehatan dan gizi pada keluarga miskin, berbagai langkah dan upaya terus menerus dilakukan oleh pemerintah, salah satu upayanya adalah pemberian makanan tambahan kepada bayi berupa MP-ASI.
Bayi Bawah Garis Merah (BGM) keluarga miskin adalah bayi usia 6 -11 bulan yang berat badannya berada pada garis merah atau di bawah garis merah pada KMS. Keluarga miskin adalah keluarga yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota melalui Tim Koordinasi Kabupaten/Kota (TKK) dengan melibatkan Tim Desa dalam mengidentifikasi nama alamat gakin secara tepat sesuai dengan Gakin yang disepakati. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada bayi usia 6-11 bulan BGM dari keluarga miskin adalah pemberian MP-ASI dengan porsi 100 gram per hari selama 90 hari (Dinkes xxx, 2007).
Cakupan bayi BGM Gakin yang mendapat MP-ASI di Provinsi xxx tahun 2007 sebesar 95,72%, mengalami peningkatan bila dibandingkan cakupan tahun 2006 yang hanya mencapai 48,76%. Dari 35 Kabupaten/Kota, sebanyak 9 Kabupaten/Kota tidak masuk datanya. Dari Kabupaten/Kota yang masuk datanya hanya 5 Kabupaten/Kota yang cakupanya di bawah 100%, sedang Kabupaten/Kota lainya, semua sudah mencapai 100% (Dinkes xxx, 2007).
Dari data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota xxx tahun 2009 cakupan gizi balita BGM (Bawah Garis Merah) yang berumur 6-24 bulan paling tinggi terdapat di wilayah puskesmas xxx yaitu sebanyak 37 balita.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan secara observasi oleh peneliti pada bulan Mei di Desa xxx yang dilakukan pada 10 ibu terkait dengan perilaku diantaranya terdapat beberapa ibu yang kurang berperan dalam memilih jenis makanan, memasak/mengolah makanan, menyiapkan hidangan serta menentukan kapan suatu jenis makanan diberikan pada anak. Sedangkan permasalahan yang muncul 70% menyatakan sangat kurang berperan dalam menentukan pemberian makanan pada anak dan 30% menyatakan sudah sedikit berperan dalam menentukan pemberian makanan pada anak.
Berdasarkan survey diatas maka penulis tertarik untuk mengambil judul tentang “Study Deskriptif Perilaku Ibu Yang Mempunyai Bayi Umur 6-24 bulan Dalam Pemberian MP-ASI di Desa xxxx”
B.Perumusan Masalah
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan secara observasi oleh peneliti pada bulan Mei di Desa xxx yang dilakukan pada 10 ibu terkait dengan perilaku diantaranya terdapat beberapa ibu yang kurang berperan dalam memilih jenis makanan, memasak/ mengolah makanan, menyiapkan hidangan serta menentukan kapan suatu jenis makanan diberikan pada anak. Sedangkan permasalahan yang muncul 70% menyatakan sangat kurang berperan dalam menentukan pemberian makanan pada anak dan 30% menyatakan sudah sedikit berperan dalam menentukan pemberian makanan pada anak.
Sehingga menimbulkan suatu kajian “Bagaimana perilaku ibu dalam pemberian Makanan Pendamping ASI di Desa xxx”?

C.Tujuan Penelitian
1.Tujuan Umum
Mengetahui perilaku ibu yang mempunyai bayi umur 6 – 24 bulan dalam pemberian MP-ASI.
2.Tujuan Khusus
a.Mengetahui karakteristik ibu (umur, pendidikan, tingkat ekonomi) yang memempunyai bayi umur 6 – 24 bulan di Desa xxx Kecamatan xxx Kabupaten xxx.
b.Mengetahui perilaku ibu yang mempunyai bayi umur 6 –24 bulan dalam pemberian MP-ASI di Desa xxx Kecamatan xxx Kabupaten xxx.

D.Manfaat Penelitian
1.Bagi Institusi Pendidikan Kesehatan
Memberi informasi kepada institusi mengenai perilaku dalam pemberian MP-ASI dan untuk penelitian selanjutnya.
2.Bagi Tenaga Kesehatan
Hasil penelitian ini dapat di pergunakan sebagai informasi sebagai kontribusi dan meningkatkan pendidikan kesehatan atau penyuluhan mengenai pemberian MP-ASI.
3.Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat dipergunakan untuk menerapkan atau mengaplikasikan materi penelitian yang didapat di bangku kuliah.
4.Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai informasi atau gambaran perilaku masyarakat mengenai pemberian MP-ASI bagi bayi umur 6 – 24 bulan.




E.KEASLIAN PENELITIAN
No
Pengarang
Judul
Sampel
Metode
Hasil
1.


Atik Kholidiyah
Tingkat pengetahuan ibu tentang makanan pendamping ASI pada bayi umur 6 sampai 24 bulan di BPS Suwarni Kelurahan Kebun Batur Demak
30 orang
Study Deskriptif
Berdasarkan tingkat pengetahuan ibu tentang MP-ASI di BPS Suwarni Kelurahan Kebun Batur Demak, ibu yang mempunyai bayi umur 6 sampai 24 bulan yang telah mendapatkan MP-ASI pada tahun 2007 sesuai dengan survey awal yang dilakukan oleh peneliti didapatkan 32 orang

Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang ini adalah penelitian terdahulu yang diteliti adalah tingkat pengetahuan ibu tentang MP ASI pada bayi umur 6 - 24 bulan dan dalam penelitian sekarang ini yang diteliti adalah perilaku ibu yang mempunyai bayi umur 6 - 24 bulan dalam pemberian MP ASI.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.TINJAUAN
1.Konsep Dasar Perilaku
Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas dari individu terhadap lingkungannya (Yetti Zein A, 2005), sedangkan menurut Notoatmodjo (2007) perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makluk hidup) yang bersangkutan. Notoatmodjo (2007) dengan mengutip Skiner (1938) seorang psikolog, merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).
Menurut Notoatmodjo (2007) dilihat dari respon stimulus, perilaku dapat dibedakan menjadi dua :
a.Convert Behaviour (Perilaku Tertutup)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tertutup. Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi pengetahuan/kesadaran dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut dan belum diamati secara jelas oleh orang lain.
b.Over Behaviour (Perilaku Terbuka)
Respon terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulasi tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek (practice) yang dengan mudah dapat diamati/dilihat oleh orang lain.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar