Kamis, 02 Desember 2010

KTI KEBIDANAN : PENGARUH IBU HAMIL PEROKOK PASIF TERHADAP KEJADIAN LAHIR MATI DI KABUPATEN

BUTUH KTI LENGKAP HUB : 081 225 300 100
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu penyebab mortalitas pada masa janin disebabkan karena adanya gangguan oksigenasi (Soetjiningsih, 2002). Menurut Departemen Kesehatan (Depkes, 2006), gangguan oksigenasi pada masa janin akibat dari ibu selama hamil terpapar asap rokok. Wisborg et al. (2001)
dalam penelitiannya tentang nilai paparan (exposure) asap rokok terhadap risiko terjadinya kelahiran bayi mati menunjukkan hasilnya bahwa ibu hamil perokok pasif berisiko 1,6 kali lebih besar mengalami bayi lahir mati daripada ibu hamil bukan perokok pasif.
WHO (2000), bayi lahir mati adalah bayi yang lahir dalam kondisi mati selama masih masa kehamilan. Lahir mati merupakan penyumbang untuk angka kematian bayi di negara maju maupun di negara-negara berkembang, termasuk di Indonesia. Di Indonesia ancaman terhadap kelangsungan hidup bayi tercermin pada angka kematian bayi (AKB) yang tinggi, yaitu 35 per 1.000 kelahiran hidup, menduduki urutan ke dua dari 10 negara ASEAN. Kelangsungan hidup bayi sangat ditentukan oleh kondisi pertumbuhan janin di dalam uterus (Simbolon, 2006). Pada janin umur kehamilan 9 minggu sampai 40 minggu pertumbuhan janin sangat cepat dan mulai organ-organ tubuh berfungsi.
Rokok merupakan penyebab utama penyakit di seluruh dunia. Bahaya merokok telah banyak diketahui oleh semua orang, tetapi merokok masih menjadi kebiasaan yang sulit untuk dihilangkan (Aditama, 2004). Bahaya rokok tidak hanya mengenai perokok itu sendiri, tetapi juga dapat membahayakan orang-orang di sekitar perokok tersebut yang disebut dengan perokok pasif (Mangoenprasodjo & Hidayati, 2005). 2
Asap rokok mengandung karbon monoksida (CO) yang sifatnya mengikat hemoglobin (Hb) yang terdapat dalam sel darah merah (eritrosit), menimbulkan desaturasi hemoglobin dan menurunkan langsung persediaan oksigen untuk jaringan seluruh tubuh. Nikotin yang terkandung di dalam asap rokok antara 0.5-3 μg/m³ diserap oleh yang menghirup.
Nikotin mengaktifkan trombosit dengan akibat timbulnya adhesi trombosit (penggumpalan) ke dinding pembuluh darah. Nikotin, CO dalam asap rokok terbukti merusak endotel (dinding dalam pembuluh darah), dan mempermudah timbulnya penggumpalan darah, sehingga menyumbat pembuluh darah di mana-mana termasuk di tali pusat dan di plasenta (Aditama, 2004; Gordonberg et al., 2004).
Kelangsungan suatu kehamilan sangat bergantung pada keadaan dan kesehatan ibu, plasenta dan keadaan janin. Jika ibu sehat dan di dalam darahnya terdapat zat-zat makanan dan bahan-bahan organis dalam jumlah yang cukup, maka pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan akan berjalan baik. Dalam kehamilan, plasenta akan berfungsi sebagai alat respiratorik, metabolik, nutrisi, endokrin, penyimpanan, transportasi dan pengeluaran dari tubuh ibu ke tubuh janin
atau sebaliknya. Jika salah satu atau beberapa fungsi di atas terganggu, maka janin akan bermasalah (Aditama, 2004; Gordonberg et al., 2004.; Smith et al., 2007).
Prevalensi perokok pasif cenderung mengalami peningkatan seiring dengan peningkatan prevalensi perokok. Di Indonesia, lebih separuh (57%) rumah tangga mempunyai sedikitnya satu orang perokok, dan hampir semua perokok (91,8%) merokok di rumah. Prevalensi perokok pasif laki-laki di Indonesia 31,8% dan perempuan 66%. Di setiap provinsi di Indonesia perokok pasif pada perempuan lebih tinggi daripada laki-laki. Prevalensi perokok pasif pada perempuan yang telah kawin mencapai 70,4% (Survei Kesehatan Nasional (Susenas), 2003). Di Kabupaten Xxx, 65% rumah tangga mempunyai 1 orang perokok, dan hampir semua
perokok (90%) merokok di rumah (Dikes Kabupaten Xxx, 2007).



Tidak ada komentar:

Posting Komentar