Kamis, 30 Juni 2011

KTI DIV KEBIDANAN NEW : HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TERHADAP KEJADIAN ANEMIA DI BPS xxx

INI DAH LENGKAP BAB 1-6, KUESIONER + HASIl OLAH DATA MURAH HUB Hp. 081 225 300 100
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kekurangan zat besi sejak sebelum hamil bila tidak diatasi dapat mengakibatkan ibu hamil menderita anemia. Kekurangan zat besi juga mengakibatkan kekurangan hemoglobin (Hb) dimana zat besi sebagai salah satu unsur pembentukannya. (Arifin, 2010)

Menurut Prawiroharjo (2002) Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator keberhasilan layanan kesehatan di suatu negara. Kematian ibu dapat terjadi karena beberapa sebab, diantaranya karena anemia. Anemia pada kehamilan juga berhubungan dengan meningkatnya kesakitan ibu. Anemia karena defisiensi zat besi merupakan penyebab utama anemia pada ibu hamil dibandingkan dengan defisiensi zat gizi lain. Oleh karena itu anemia gizi pada masa kehamilan sering diidentikkan dengan anemia gizi besi Hal ini juga diungkapkan oleh Simanjuntak tahun 1992, bahwa sekitar 70 % ibu hamil di Indonesia menderita anemia gizi. Anemia defisiensi zat besi merupakan masalah gizi yang paling lazim di dunia dan menjangkiti lebih dari 600 juta manusia. Dengan frekuensi yang masih cukup tinggi, berkisar antara 10% dan 20%. (Amiruddin, 2007)
Anemia defisiensi zat besi merupakan masalah gizi yang paling lazim di dunia dan menjangkiti lebih dari 600 juta manusia. Perkiraan prevalensi anemia secara global sekitar 50%. Bandingkan dengan prevalensi untuk anak balita sekitar 43%, anak usia sekolah 37%, lelaki dewasa hanya 18% dan wanita tidak hamil meningkat sampai sebesar 55%. Anemia gizi disebabkan oleh defisiensi zat besi, asam folat dan atau vitamin B12 yang kesemuanya berakar pada asupan yang tidak adekuat, ketersediaan hayati rendah (buruk) dan kecacingan masih tinggi. (Arisman, 2004 : 144)

Di Jawa Tengah ibu hamil pada tahun 2007 menunjukkan bahwa prevalensi anemia adalah 57,7%. Masih lebih tinggi dari angka nasional yakni 50,9% (BPS, 2007 Profil Kesehatan Jawa Tengah). Pada tahun 2008 jumlah ibu hamil di kota Semarang berjumlah 29.261 orang. Ibu hamil yang diukur kadar Hb kurang dari 10 gr% ada 20,79%. (Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang, 2008)
Program penanggulangan anemia yang dilakukan adalah memberikan tablet tambah darah yaitu preparat Fe yang bertujuan untuk menurunkan angka anemia pada balita, bumil, bufas, remaja putri, dan WUS (Wanita Usia Subur). Hasil survey anemi ibu hamil pada 15 kabupaten/ kota pada tahun 2007 menunjukkan bahwa prevalensi anemia di Jawa Tengah adalah 57,7%, angka ini masih lebih tinggi dari angka nasional yakni 50,9%. (Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang, 2008)
Penanggulangan anemia pada ibu hamil dilaksanakan dengan memberikan 90 tablet Fe kepada ibu hamil selama periode kehamilannya. Cakupan ibu hamil mendapat 90 tablet Fe di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2008 sebesar 87,06%, mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan pencapaian tahun 2007 sebesar 85,91%. Meskipun mengalami peningkatan, angka tersebut masih di bawah target SPM 2010 sebesar 90%. Cakupan tertinggi adalah di Kabupaten Pekalongan yaitu sebesar 98,95% dan yang terendah adalah di Kabupaten Kebumen sebesar 41,89%. (Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang, 2008)
Pada tahun 2008 pemberian tablet (Fe)1 28.440 bumil (101,56) dan cakupan (Fe)3 25.801 bumil (92,14). Hal ini menunjukan bahwa penjaringan pertama pada ibu hamil sudah dapat dilaksanakan sesuai target namun untuk penjaringan selanjutnya (Fe)3 90 tablet tidak dapat mencakup jumlah tersebut. Secara keseluruhan angka tersebut telah memenuhi target yang telah ditentukan yaitu untuk (Fe)1 90% dan untuk Fe2 82%. Keberhasilan pencapaian target dikarenakan persediaan tablet Fe yang mencukupi dan juga pelaksaan kegiataan melalui koordinasi dan kerjasama dengan lintas program dan sektoral yang terkait. (Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang, 2008)
Di semarang, Ibu hamil yang mempunyai tingkat konsumsi Fe kurang yaitu 57,9%, Ibu hamil yang minum tablet besi dengan menggunakan air teh ada 56,9% dan sisanya dengan air putih, air sirup, dan pisang. Jumlah rata-rata tablet besi yang diperoleh responden selama hamil 159,47 tablet. Konsumsi tablet besi yang diperoleh ibu hamil rata-rata 61,11 tablet dengan jumlah terendah 15 tablet dan tertinggi 96 tablet. Presentase tablet besi yang diminum ibu hamil dibandingkan dengan tablet besi yang diperoleh 38,32%. Proporsi kadar Hb ibu hamil Trimester III diperoleh hasil 63,2% memiliki kadar Hb<11 gr%. Melihat tingginya proporsi anemia maka disarankan pada ibu hamil untuk meningkatkan konsumsi protein hewani terutama golongan Meat factor, menghindari konsumsi tablet besi dengan air teh, perlunya sistim pantau konsumsi tablet besi dari pihak puskesmas dan peningkatan konsumsi vitamin C pada ibu hamil terutama dari makanan sehari-hari. (Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang, 2008)
Menurut hasil penelitian dari Amatullah (2009) kurangnya pemanfaatan ANC pada ibu hamil sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya anemia karena ibu hamil tidak terpantau dengan baik status gizinya dan kadar Hbnya. Berdasarkan data DINKES (Dinas Kesehatan) Kabupaten Xxx diketahui bahwa ibu hamil yang mengalami anemia tahun 2007 berkisar 29,5% dengan menetapkan HB 11 gr % sebagai dasarnya. Pada tahun 2008 angka kejadian anemia pada ibu hamil meningkat yaitu menjadi 33,5% dengan penetapan Hb 11 gr % sebagai dasarnya. (Dinkes Kabupaten Xxx, 2009)
Dari hasil survey di dapatkan ibu hamil di BPS Ny. Fitri pada tahun 2009 berjumlah 514 orang, dimana ibu hamil yang menderita anemia sebanyak 124 orang (24%) sedangkan pada tahun 2010 berjumlah 483 orang dengan ibu hamil yang menderita anemia sebanyak 130 orang (27%). Dapat disimpulkan bahwa terjadi kenaikan ibu hamil yang menderita anemia dari tahun 2009 ke tahun 2010 sebanyak 3%. Termasuk masih banyak ibu hamil yang menderita anemia setiap tahunnya. Dari hasil wawancara didapatkan bahwa ibu hamil yang menderita anemia dikarenakan cara mengkonsumsi tablet besi yang salah, seperti waktu dan cara minum tablet besi. Banyak diantara mereka yg tidak rutin mengkonsumsi tablet besi pada malam hari, dan bahkan mengkonsumsi dengan menggunakan air teh. Hal tersebut diatas menggambarkan kurangnya pengetahuan pada ibu hamil. Pengetahuan adalah merupakan hasil dari “tahu“ dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Dimana pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang karena dari pengalaman dan penelitian, ternyata perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.
Berdasarkan dari data diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TERHADAP KEJADIAN ANEMIA DI BPS Xxx Kecamatan Xxx Kabupaten Xxx Tahun 2011“.
B. Rumusan Masalah
“Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Terhadap Kejadian Anemia Di BPS Xxx Kecamatan Xxx Kabupaten Xxx Tahun 2011?”


C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil terhadap kejadian anemia di BPS Xxx Kecamatan Xxx Kabupaten Xxx tahun 2011.
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan tingkat pengetahuan ibu hamil terhadap kejadian anemia di BPS Xxx Kecamatan Xxx Kabupaten Xxx tahun 2011
b. Mendeskripsikan kejadian anemia ibu hamil di BPS Xxx Kecamatan Xxx Kabupaten Xxx tahun 2011
c. Menganalisa hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil terhadap kejadian anemia di BPS Xxx Kecamatan Xxx Kabupaten Xxx tahun 2011.

D. Manfaat Penelitian
1. Untuk Instansi Kesehatan
Diharapkan dapat memberikan acuhan dan informasi dalam peningkatan program pencapaian target penurunan angka kejadian anemia pada ibu hamil
2. Untuk Instansi Pendidikan
Diharapkan dapat sebagai masukan bagi pengembangan pendidikan kebidanan terutama tentang pengetahuan ibu hamil tentang tablet besi
3. Untuk Masyarakat
Diharapkan dapat sebagai bahan informasi bagi masyarakat agar mereka lebih memahami tentang kesehatan terutama anemia ibu hamil dan manfaat tablet besi
4. Untuk Peneliti
Diharapkan dapat mengaplikasikan teori yang diperoleh dengan mengidentifikasi dan menganalisa suatu permasalahan di lapangan serta memperluas penelitian tentang hal-hal yang berkaitan dengan tablet besi.

E. Keaslian Penelitian



Tidak ada komentar:

Posting Komentar