Kamis, 30 Juni 2011

KTI KEBIDANAN BARU 2011 : HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN PENYAKIT PNEUMONIA DI DESA xxx

MAU LENGKAP + KUESIONER HUB : Hp. 081 225 300 100 MURAH MERIAH
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
ISPA adalah penyakit yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari saluran nafas mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan adneksanya, seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura. Sedangkan infeksi yang menyerang bagian bawah saluran nafas (paru) salah satunya adalah pneumonia.
Pneumonia merupakan proses radang akut pada jaringan paru (alveoli) akibat infeksi kuman yang menyebabkan gangguan pernapasan. Pneumonia berbahaya karena dapat menyebabkan kematian, karena paru-paru tidak dapat menjalankan fungsinya untuk mendapatkan oksigen bagi tubuh (Depkes RI, 2007).
Komitmen global tentang kesehatan anak telah dicanangkan oleh masyarakat dunia, antara lain dalam pertemuan United Nations Spesial Session on Chilren di New York tahun 2002, yang menegaskan kembali tujuan dari dokumen Millennium Development Goals. Dimana dalam dokumen tersebut disebutkan bahwa salah satu tujuannya adalah menurunkan 2/3 kematian balita pada rentan waktu antara tahun 1990-2015. Tujuan tersebut belum tercapai secara merata khususnya di negara berkembang termasuk Indonesia. Salah satu upaya yang harus dilakukan adalah menurunkan sepertiga kematian karena Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) (Dinkes, 2009).

Pneumonia telah menjadi masalah kesehatan di dunia karena angka kematiannya yang tinggi. Hal ini tidak saja terjadi dinegara berkembang, namun juga di negara maju. Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2005 memperkirakan kematian balita akibat pneumonia di seluruh dunia sekitar 19 persen atau berkisar 1,6 – 2,2 juta. Dimana sekitar 70 persennya terjadi di negara-negara berkembang, terutama Afrika dan Asia Tenggara. World Pneumonia Day (WPD) melaporkan Indonesia menjadi negara dengan kejadian pneumonia urutan ke-6 terbesar di dunia. Di Indonesia, pneumonia merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah kardiovaskuler dan tuberkulosis. Angka kematian pneumonia pada balita di Indonesia diperkirakan mencapai 21%. Adapun angka kesakitan diperkirakan mencapai 250 hingga 299 per 1000 anak balita setiap tahunnya. Di Jawa Tengah sendiri cakupan penemuan penderita pneumonia tahun 2009 sebesar 25,9% mengalami peningkatan bila dibanding dengan cakupan tahun 2008 yang mencapai 23,6%. Untuk Kota Xxx kejadian pneumoni diperkirakan berjumlah 31,6% (Unicef, 2006) (Dinkes, 2009).
Dr. I. Boediman, Sp. A (K) dalam seminar World Pneumonia Day 2010 mengungkapkan bahwa Anak yang sehat memiliki sistem pertahanan tubuh yang melindungi paru dari kuman. Anak dengan sistem pertahanan tubuh lemah seperti anak gizi buruk terutama karena tidak mendapat ASI eksklusif, kekurangan vitamin A, danmenderita campak memiliki risiko pneumonia tinggi (Sutriyanto,2011).
Tingginya angka penyakit infeksi saluran pernafasan pada bayi berkaitan dengansanitasi lingkungan, pelayanan kesehatan yang tidak memadai dandisertai cakupan imunisasi yang masih rendah. Penyakit infeksi saluran pernafasan pada bayi juga dipengaruhi oleh pola pemberian ASI dan pemberian makanan pendamping ASI. Pada bayiyang telahdiberikan makanan sebelum usia 4-6 bulan atau bahkan beberapa saatsetelah kelahiran dapat menyebabkan bayi mudah terserang penyakit infeksi(LIPI 2004).
======================================================================================================================================(+++++++, 2010).
Kebijakan Nasional untuk memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan telah ditetapkan dalam SK Menteri Kesehatan No. 450/Menkes/SK/IV/2004. ASI eksklusif adalah Air Susu Ibu yang diberikan kepada bayi sampai bayi berusia 6 bulan tanpa diberikan makanan dan minuman, kecuali obat dan vitamin. Bayi yang mendapat ASI eksklusif adalah bayi yang hanya mendapat ASI saja sejak lahir sampai usia 6 bulan disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu (Dinkes, 2009).
Data Kementerian Kesehatan menunjukkan, ASI bisa menurunkan kematian hingga 17 persen pada kelahiran baru (neonatal) dan 12 persen pada anak di bawah lima tahun. Angka kematian bayi baru lahir secara nasional adalah 34 per 1.000 kelahiran hidup dan angka kematian anak di bawah lima tahun mencapai 44 anak per 1.000 kelahiran hidup. Namun yang patut disayangkan tingkat pemberian ASI secara eksklusif di tanah air hingga saat ini masih sangat rendah. Baru sekitar 22 persen ibu melahirkan memberikan ASI eksklusif pada bayinya.Hasil riset terakhir peneliti menunjukkan bahwa bayi yang mendapat makanan pendamping sebelum berusia 6 bulan (Non ASI Eksklusif) akan lebih sering terserang diare, sembelit, ISPA (Soraya, 2005)(Suprihadi, 2010).
=======================================================================================================================================================================================================================================================================================================================================================
Dilihat dari data tersebut ternyata masih banyak ibu menyusui yang memberikan MP-ASI pada bayi berusia 0-6 bulan sehingga bayi tidak memperoleh ASI eksklusif, dan juga masih tingginya kejadianpneumonia. Melihat hal tersebut diatas, penulis tertarik untuk mengetahui hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan kejadian penyakit pneumonia di wilayah Desa xxxx Xxx.
B. Rumusan Masalah
Masalah dalam penelitian ini adalah “====================================================================================================================================================================================================?”
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan antara pemberian ASI Eksklusif dengan kejadian penyakit pneumonia di wilayah Desa xxxx Xxx.
2. Tujuan Khusus
a. Mendiskripsikan ibu yang memberi ASI Eksklusif di wilayah Desa xxxx Xxx.
b. Mendiskripsikan kejadian penyakit pneumonia di wilayah Desa xxxx Xxx.
c. Menganalisishubungan antara pemberian ASI Eksklusif dengan kejadian penyakit pneumonia di wilayah Desa xxxx Xxx.
D. Manfaat penelitian
1. Bagi institusi pendidikan
Dapat dijadikan pedoman bagi mahasiswa dalam memberikan Pendidikan Kesehatan di masyarakat tentang pemberian ASI Eksklusif dan penyakit Pneumonia.
2. Bagi Puskesmas
Sebagai bahan masukan atau bahan pertimbangan bagi Puskesmas guna pengembangan program upaya penurunan pneumonia dan peningkatan ASI eksklusif.
3. Bagi masyarakat
Dapat menerapkan hasil penelitian ini dalam kehidupan sehari-hari dalam keluarga sendiri ataupun dalam memotivasi orang lain.Khususnya ibu yang memiliki balita diharapkan dapat menambah dan meningkatkan pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dan pneumonia.
4. Bagi peneliti
Dapat benar-benar mengerti hal-hal yang paling berdampak untuk memotivasi ibu agar memberikan ASI Eksklusif, serta sebagai referensi penelitian selanjutnya.


E. Keaslian penelitian
No Nama, Tahun, Judul Variabel Sasaran Jenis Penelitian Hasil
1. Sumari Sasmito,
(2008)
Hubungan pemberian ASI dengan kejadian penyakit ISPA pada bayi di Puskesmas Bandar Agung Kec Sragi Kab Lampung Selatan tahun 2007 a. Independen :
Air Susu Ibu (Eksklusif, Non Eksklusif) dan Pengetahuan.
b. Dependen :
Kejadian penyakit ISPA pada bayi Populasi :
Seluruh ibu yang mempunyai bayi umur 0-11 bulan.
Sampel :
126 ibu yang mempunyai bayi umur 0-11 bulan Rancangan penelitian cross sectional dan metode penelitian diskriptif korelasi Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terdapathubungan yang signifikan antara pemberian ASI terhadap kejadian penyakit ISPA pada bayi di PuskesmasBandar Agung Kec Sragi Kab LampungSelatan.
2. Aji Yuwono
(2008)
Faktor-Faktor Lingkungan Fisik Rumah yang Berhubungan dengan Kejadian
Pneumonia pada Anak Balita di Wilayah kerja Puskesmas Kawunganten
Kabupaten Cilacap
a. Independen :
Lingkungan fisik rumah
b. Dependen :
Kejadian penyakit pneumonia pada balita Populasi :
Pada Bulan Januari -
Nopember tahun 2007 tercatat sebanyak 325 anak balita Sampel :
Jumlah sampel kasus
sebanyak 66 anak balita penderita pneumonia di wilayah kerja Puskesmas
Kawunganten. Rancangan penelitian case control dan metode penelitian retrospectiv study Jenis lantai, kondisi dinding rumah, luas
ventilasi rumah, tingkat kepadatan hunian, tingkat kelembaban, penggunaan jenis
bahan bakar kayu &kebiasaan anggota keluarga yang merokok mempunyai
hubungan dengan kejadian pneumonia.


Perbedaan dengan rencana penelitian :
Rencana peneliti akan menelitihubungan antara pemberian ASI Eksklusif dengan kejadian penyakit pneumonia di wilayah Desa xxxx Xxx. Peneliti akan menggunakan metode deskriptif korelasi, dengan pendekatan case control. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki balita di wilayah Bangetayu Kulon Kec Genuk Kota Xxx, yang berjumlah 659 orang.Variabel independen yang digunakan adalah pemberian ASI Eksklusif, dan dependen yang digunakan adalah kejadian penyakit pneumonia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori
1. Infeksi saluran pernafasan akut ( ISPA)
ISPA adalah penyakit yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari saluran nafas mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan adneksanya, seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura. Salah satu yang termasuk dalam infeksi saluran nafas bagian atas adalah batuk pilek biasa, sakit telinga, radang tenggorokan, influenza, bronchitis, dan juga sinusitis. Sedangkan infeksi yang menyerang bagian bawah saluran nafas seperti paru itu salah satunya adalah Pneumonia. (Depkes RI, 2007).
2. Pneumonia
1) Definisi
Suatu peradangan pada jaringan paru (alveoli) atau parenkim paru yang terjadi pada anak. (Suriadi, 2006)
2) Klasifikasi (Depkes RI, 2007)
Dibagi menjadi 2, yaitu :
1) Umur <2 bulan
a) Pneumonia berat
(1) Nafas cepat > 60 x/menit
(2) Tarikan dinding dada bagian bawah kedalaman kuat
b) Bukan pneumonia
(1) Tidak ada nafas cepat
(2) Tidak ada tarikan dinding dada bagian bawah
2) Untuk umur 2 bulan – 5 tahun
a) Pneumonia berat
(1) Tarikan dinding dada bagian bawah kedalam
b) Pneumonia
(1) Tidak ada tarikan dinding dada bagian bawah dalam
(2) Nafas cepat (2 bulan- 1 tahun ≥ 50 x/menit)
(3) Nafas cepat (1 tahun- 5tahun > 40 x/menit)
c) Bukan pneumonia
(1) Tidak ada tarikan dinding dada
3) Etiologi
Pneumonia disebabkan oleh satu atau lebih agens berikut: virus, bakteri, mikroplasma, dan aspirasi substansi asing. Ciri klinis Pneumonia Bakteri, Virus, dan Mikroplasma(Cecily, 2002).
1) Pneumonia bakteri
Bakteri penyebab pneumonia yang paling umum adalah Streptococcus pneumoniae sudah ada di kerongkongan manusia sehat. Begitu pertahanan tubuh menurun oleh sakit, usia tua, atau malnutrisi, bakteri segera memperbanyak diri dan menyebabkan kerusakan. Seluruh jaringan paru dipenuhi cairan dan infeksi dengan cepat menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah.
2) Pneumonia virus
Setengah dari kejadian pneumonia diperkirakan disebabkan oleh virus. Meski virus-virus ini kebanyakan menyerang saluran pernapasan bagian atas-terutama pada anak-anak, gangguan ini bisa memicu pneumonia. Sebagian besar pneumonia jenis ini tidak berat dan sembuh dalam waktu singkat.Namun bila infeksi terjadi bersamaan dengan virus influensa, gangguan bisa berat dan kadang menyebabkan kematian. Virus yang menginfeksi paru akan berkembang biak walau tidak terlihat jaringan paru yang dipenuhi cairan.
Virus penyebabnya adalah virus influenza, adenovirus, ribela, varisela, sitomegalovirus manusia, dan virus sinsisium pernafasan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar