Jumat, 22 Juli 2011

KTI KEBIDANAN NEW : HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG MENSTRUASI DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA MAHASISWA

MAU LENGKAP HUB : Hp. 081 225 300 100
BAB I
PENDAHULUAN


Latar Belakang
Siklus kehidupan setiap wanita tentu mengalami suatu kejadian dimana wanita dianggap sudah dewasa, yang ditandai dengan terjadinya menstruasi atau haid pada wanita. Siklus haid atau menstruasi yang terjadi pada wanita tidak selamanya teratur.
Hal ini menunjukkan adanya masalah pada kesehatan reproduksinya. Di Indonesia masalah kesehatan reproduksi masih memerlukan perhatian khusus. Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi juga masih sangat rendah. Kesehatan Reproduksi Menurut data statistik, jumlah penduduk di Jawa Tengah pada tahun 2002 mencapai 31.691.866 jiwa, terdiri atas 15.787.143 (49,81%) laki-laki, dan 15.904.723 (50,19 %) perempuan. Dari jumlah tersebut, sekitar 9.019.505.(28,46%) adalah mereka yang berusia anak atau remaja. Jumlah ini relatif cukup besar, karena mereka akan menjadi generasi penerus yang akan menggantikan kita di masa yang mendatang. Status atau keadaan kesehatan mereka saat ini akan sangat menentukan kesehatan mereka di saat dewasa, khususnya bagi perempuan, terutama mereka yang menjadi ibu dan melahirkan(Husni,F, 2010).
Terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi oleh remaja pada area kesehatan reproduksi. Permasalahan tersebut antara lain adalah rendahnya pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi.
Dari survei yang dilakukan Youth Center Pilar PKBI (Pusat Informasi dan Layanan Remaja Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia) Jawa Tengah 2004 di xxxx mengungkapkan bahwa dengan pertayaan-pertanyaan yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi seperti tentang proses terjadinya bayi, Keluarga Berencana, cara-cara pencegahan HIV (Human Immunodeficiency Virus), anemia, cara-cara merawat organ reproduksi, dan pengetahuan fungsi organ reproduksi, diperoleh informasi bahwa 43,22 % pengetahuannya rendah, 37,28 % pengetahuan cukup sedangkan 19,50 % pengetahuan memadai ( Husni, F, 2010 ).
Hal ini disebabkan karena penyebaran penduduk yang belum merata, tingkat sosial ekonomi dan pendidikan belum memadai sehingga pengetahuan tentang kesehatan reproduksi juga belum dikuasai oleh seluruh lapisan masyarakat. Masalah kesehatan reproduksi menjadi perhatian bersama, karena dampaknya menyangkut berbagai aspek kehidupan dan menjadi parameter kemampuan negara dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat ( Manuaba, 1999: 398).
Kesehatan reproduksi remaja khususnya remaja wanita erat kaitannya dengan menstruasi. Dimana tidak setiap wanita mempunyai siklus menstruasi yang teratur. Siklus menstruasi yang tidak teratur ini di pengaruhi oleh beberapa faktor. Diantaranya adalah perubahan kadar hormon akibat stres atau dalam keadaan emosi yang kurang stabil. Selain itu perubahan drastis dalam porsi olah raga atau perubahan berat badan yang drastis juga mampu menjadi penyebab ketidak teraturan siklus menstruasi(Nita,2008).
Ketidakteraturan siklus menstruasi seringkali membuat wanita menjadi merasa cemas. Hal ini terjadi karena kecemasan sebagai rangsangan sistem saraf diteruskan ke susunan saraf pusat yaitu limbic system melalui tranmisi saraf, selanjutnya melalui saraf autonom akan diteruskan ke kelenjar – kelenjar hormonal (endokrin) hingga mengeluarkan secret (cairan) neurohormonal menuju hipofhisis melalui sistem prontal guna mengeluarkan gonadotropin dalam bentuk FSH ( Folikell Stimulazing Hormone ) dan LH ( Leutenizing Hormone ).
Produksi kedua hormon tersebut adalah dipengaruhi oleh RH (Realizing Hormone) yang di salurkan dari hipotalamus ke hipofisis. Pengeluaran RH sangat dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik estrogen terhadap hipotalamus sehingga selanjutnya mempengaruhi proses menstruasi atau haid(Prawirohardjo, 2006 : 4).
Kelainan – kelainan siklus menstruasi dapat berupa siklus menstruasi yang memendek (Polimenorea), siklus menstruasi yang memanjang (Oligomenorea), bahkan tidak datangnya haid selama tiga bulan berturut – turut (Amenorea) (Manuaba, 1999 : 398 - 399).
Tenaga kesehatan khususnya bidan ikut berperan dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi di masyarakat, bidan dituntut untuk mampu memberi informasi yang benar dan lengkap kepada masyarakat tentang kesehatan reproduksi khususnya bagi para wanita terlebih remaja. Selain itu bidan juga bisa memberikan konseling sesuai dengan wewenangnya kepada wanita khususnya remaja yang mengalami gangguan terhadap kesehatan reproduksinya, seperti ketidakteraturan siklus menstruasi(Arista,D.2010).
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh penulis, terhadap mahasiswa Tingkat II yang tinggal di asrama STIKES xxxx xxxx xxxx di dapatkan hasil bahwa sebanyak 29 mahasiswa mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur. Ketidakteraturan siklus ini merupakan akibat yang terjadi karena rasa cemas yang timbul pada diri mereka. Tingkat kecemasan setiap mahasiswapun tentu berbeda – beda. Dari fenomena yang terjadi tersebut, maka penulis ingin mengetahui apakah ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan tingkat kecemasan akibat perubahan siklus menstruasi?. Oleh karena itu penulis mengambil penelitian dengan judul “ Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Menstruasi dengan Tingkat Kecemasan Pada Mahasiswa STIKES xxxx xxxx xxxx“.



Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ Apakah ada Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Menstruasi dengan Tingkat Kecemasan Pada Mahasiswa STIKES xxxx xxxx xxxx ? “

Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Penulis dapat mengetahui Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Menstruasi dengan Tingkat Kecemasan Pada Mahasiswa STIKES xxxx xxxx xxxx.
Tujuan Khusus
Untuk mendiskripsikan karakteristik responden penelitian.
Untuk mendiskripsikan tingkat pengetahuan tentang menstruasi pada mahasiswa STIKES xxxx xxxx xxxx.
Untuk mendiskripkan tingkat kecemasan akibat pada mahasiswa STIKES xxxx xxxx xxxx.
Untuk Menganalisis Hubungan Pengetahuan Tentang Menstruasi dengan Tingkat Kecemasan Pada Mahasiswa STIKES xxxx xxxx xxxx.




Manfaat Penelitian
Bagi Penulis
Penulis mampu menambah pengalaman, wawasan penelitian dan memahami ilmu psikologis dalam hal ini adalah rasa cemas, serta mampu meningkatkan ilmu pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, khususnya perubahan siklus menstruasi dan tentang ilmu psikologi dalam hal ini rasa cemas.
Bagi Mahasiswa
Penulis dapat memberikan informasi pada mahasiswa tentang ada tidaknya hubungan antara tingkat pengetahuan tentang siklus menstruasi dengan tingkat kecemasan akibat pada mahasiswa di STIKES xxxx xxxx xxxx.
Bagi Institusi
Dapat digunakan sebagai bahan kajian dalam pembelajaran mata kuliah Kesehatan Reproduksi.
Dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk mengetahui masalah psikologis mahasiswanya.
Data hasil penelitian dapat digunakan sebagai sumber penelitian lain yang terkait.




Keaslian Penelitian

No Peneliti/ Publikasi Judul Hasil Penelitian
1 Renny Siswanti / Perpustakaan STIKES xxxx xxxx xxxx Hubungan Pengetahuan dan Tingkat Kecemasan pada Mahasiswa D III Kebidanan STIKES xxxx xxxx xxxx dengan Perubahan Siklus Menstruasi Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi korelasi dengan pendekatan cross sectional. Dan data diolah dengan menggunakan tehnik chi square. Hasilnya ada hubungan antara Pengetahuan dan Tingkat Kecemasan dengan Perubahan Siklus Menstruasi pada Mahasiswa D III Kebidanan Tingkat III di STIKES xxxx xxxx xxxx
2 Tri Suwarni / FK UNS Surakarta Hubungan antara Tingkat Kecemasan dengan Siklus Haid pada Remaja Putri Kelas 2 di SMA N 1 Karanganyar Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Dan data di olah dengan tehnik chi square. Hasilnya adalah ada hubungan antara Tingkat Kecemasan dengan Siklus Haid pada Remaja Putri Kelas 2 di SMA N 1 Karanganyar








Penelitian ini berbeda dengan penelitian terdahulu dalam hal :
Penelitian terdahulu meneliti tentang hubungan antara pengetahuan dan kecemasan dengan perubahan siklus menstruasi. Sedangkan penelitian yang sekarang hanya meneliti tentang hubungan antara tingkat pengetahuan dengan tingkat kecemasan . Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada variabel penelitian. Yaitu variabel bebas dan variabel terikatnya.
Penelitian terdahulu dengan penelitian yang sekarang sama – sama meneliti tentang tingkat kecemasan. Namun penelitian terdahulu menghubungkan tingkat kecemasan dengan siklus menstruasi. Sedangkan penelitian yang sekarang menghubungkan antara tingkat pengetahuan dengan tingkat kecemasan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada variabel penelitian. Yaitu variabel bebas dan variabel terikatnya. Jadi penelitian ini berbeda dengan penelitian yang sebelumnya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar