MAU LEBIH LENGKAP MURAH HUB : 081225300100
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk mencapai kesejahteraan masyarakat yaitu salah satunya dengan menyiapkan generasi muda yang mumpuni yang merupakan investasi bangsa, (World Health Organization) WHO tahun 1998, menghimbau semua Negara Asia Tenggara agar memberikan komitmennya untuk memperhatikan dan melindungi kebutuhan remaja akan informasi, keterampilan, pelayanan dan lingkungan yang umum dan kesehatan reproduksi remaja (Soetjiningsih, 2007, p. 152).
Tujuan kesehatan reproduksi remaja adalah menurunkan resiko kehamilan dan pengguguran yang tidak aman, menurunkan penularan Inveksi Menular Seksual/Human Imunodeficiency Virus-Aqcuired Immune Deficiency Syndrome (IMS/HIV-AIDS), dengan cara memberikan informasi kontrasepsi dan konseling yang dilakukan oleh tenaga yang berkompeten (Soetjiningsih, 2007, p.152).
Remaja adalah masa transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa, dimana terjadi pacu tumbuh, timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapainya fertilitas, dan terjadi perubahan-perubahan psikologik serta kognitif. Untuk tercapainya tumbuh kembang yang optimal, tergantung pada potensi biologiknya. Tingkat tercapainya potensi biologik seorang remaja merupakan hasil interaksi antara faktor genetik dan lingkungan biofisikopsikososial. Proses yang unik dan hasil akhir yang berbeda-beda memberikan ciri tersendiri pada setiap remaja (Soetjiningsih, 2007, p.1).
Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak menuju dewasa. Masa remaja menjadi masa yang begitu khusus dalam hidup manusia karena pada masa itu terjadi proses awal kamatangan organ-organ reproduksi manusia yang disebut masa pubertas. WHO menggolongkan masa remaja menjadi tiga yaitu remaja awal (Early Adolescence) usia 10-14 tahun remaja pertengahan (Middle Adolescence) dan remaja akhir (Late Adolescence) usia 15-20 tahun (Sarwono, 2005, p.127).
Dalam kehidupan individu selalu mengalami perubahan baik dari aspek fisik, psikis, maupun psikososialnya pada kehidupan remaja perubahan fisik yang terjadi pada remaja pubertas wanita antara lain dimulai dari menstruasi yang pertama kali (menarche), perkembangan payudara, pinggang menjadi besar, suara menjadi merdu, tumbuhnya rambut pada pubis dan alat kelamin, serta bertambah tinggi badan sedangkan pada laki-laki dimulai dari mimpi basah, tumbuh kumis, jenggot, rambut ketiak, suara menjadi lebih besar dan tingggi badan (Harlock, 2003, p.184).
Pada pubertas juga mengalami perkembangan emosi yang terlihat dalam upayanya untuk mencari jati diri dalam pengakuan dari masyarakat sekitarnya. Oleh karena itu masa remaja dipandang sebagai suatu proses yang kritis dalam proses perkembangan sebelum menjadi dewasa.
Menurut data yang diperoleh di MTS N Kecamatan Kangkung Kabupaten Kendal yang berjumlah 254 siswa yang terdiri dari kelas VIII memiliki 147 siswa, pada tanggal 10 juni 2011 berdasarkan informasi yang diperoleh dari guru BP dan kepala sekolah belum pernah diadakan penyuluhan tentang tanda-tanda pubertas sebelumnya. Berdasarkan studi pendahuluan dengan wawancara pada 10 siswa, 4 siswa mengetahui tentang tanda-tanda pubertas dan 6 siswa belum mengetahui tentang tanda-tanda pubertas. Berdasarkan data tersebut peneliti tertarik untuk melakukan identifikasi PENGETAHUAN SISWA MTS N KELAS VIII TENTANG TANDA-TANDA PUBERTAS.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah tersebut diatas, penulis merumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut “Bagaimana pengetahuan siswa MTS N kelas VIII tentang tanda-tanda pubertas?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengidentifikasi pengetahuan siswa MTs kelas VIII tentang tanda-tanda pubertas di MTS N.
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan pengetahuan tentang tanda-tanda pubertas pada siswa perempuan di MTS N Kecamatan Kangkung Kabupaten Kendal.
b. Mendeskripsikan pengetahuan tentang tanda-tanda pubertas pada siswa laki-laki di MTS N Kecamatan Kangkung Kabupaten Kendal.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi masyarakat
Sebagai pengetahuan dan wawasan dalam mengenali dan memberikan pendidikan kesehatan reproduksi terutama tanda-tanda pubertas.
2. Bagi institusi pendidikan kebidanan.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber inspirasi maupun referensi untuk penelitian selanjutnya dan dapat menambah bahan kepustakaan di STIKES khususnya Prodi DIII Kebidanan.
3. Bagi peneliti
Peneliti dapat menambah wawasan pengetahuan dalam memberikan penyuluhan kesehatan khususnya pada remaja saat memasuki pubertas.
4. Bagi remaja
Memberikan informasi dibidang kesehatan reproduksi kepada remaja tentang tanda pubertas khususnya di MTS N meliputi pengetahuan tentang tanda-tanda pubertas
E. Keaslian Penelitian
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian
No Judul, nama, tahun Sasaran Variasi yang diteliti Metode Hasil
1 Efektivitas penyuluhan tentang perubahan fisik masa pubertas pada remaja putri di SMP N 37 Semarang,
Anggi Eka Puspitasari,
2010 Siswa-siswa SMP Negeri 37 Semarang Penyuluhan tentang perubahan fisik dan pubertas pada remaja putri Penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian pre eksperimental dan pendekatan one group pre test and post test Hasil yang dipeoleh pengetahuan tentang perubahan fisik masa pubertas sebelum penyuluhan adalah cukup yaitu sebanyak 31 orang (79,5%) dan setelah penyuluhan adalah baik yaitu sebanyak 22 orang (56,41%) terjadi peningkatan rata-rata nilai pengetahuan sebelum dengan setelah penyuluhan. Ada perbedaan yang bermakna pada tingkat pengetahuan tentang perubahan fisik masa pubertas pada remaja putri di SMP Negeri 37 Semarang sebelum dan setelah penyuluhan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. TINJAUAN TEORI
1. Pengetahuan
a. Pengertian
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga). Dengan sendirinya, pada waktu pengindraan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera penglihatan (mata) (Notoatmodjo, 2003, p.121).
b. Tingkat pengetahuan
Menurut Notoatmodjo, 2003, p.p 122-123 tingkat pengetahuan dibagi menjadi 6 tingkatan yaitu :
1) Tahu (Know)
Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah dimana tahu berarti mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya termasuk menyebutkan, penguraian, mengidentifikasi dan menyatakan sebagai contoh seorang remaja dapat menyebutkan tanda-tanda pubertas setelah diberikan penjelasan.
2) Memahami (Comprehention)
Memahami adalah kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan menginterprestasikan materi tersebut secara benar, termasuk menyimpulkan dan meramalkan terhadap obyek yang dipelajari sebagai contoh seorang remaja dapat menjelaskan mengapa remaja melakukan seks bebas.
3) Aplikasi (Application)
Aplikasi adalah kemampuan menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau keadaan sebenarnya. Misalnya remaja dapat menerapkan prinsip pencegahan perilaku seksual remaja terhadap suatu kasus yang diberikan.
4) Analisis (Analysis)
Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek kedalam komponen-komponen tetapi masih berkaitan. Misalnya remaja dapat menjelaskan perubahan fisik pubertas dan dapat membedakan antara perubahan laki-laki dan perempuan.
5) Sintesis (Synthesis)
Sintesis adalah kamampuan untuk malakukan dan menghubungkan bagian-bagian dalam bentuk keseluruhan yang baru. Misalnya seorang remaja diberi penjelasan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seksual dan cara mengatasinya selanjutnya dapat menyusun rencana pemecahan masalah perilaku seksual sehingga dapat menyusun, merencanakan, dan menyesuaikan suatu kriteria yang ditentukannya sendiri.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi adalah kemampuan untuk melakukan justifikasi (penilaian) terhadap suatu materi/obyek. Sebagai contoh seorang remaja telah mendapat penjelasan tentang perilaku seksual, remaja dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
c. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Pengetahuan seseorang termasuk pengetahuan mengenai kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor berdasarkan penelitian yang telah dilakukan (Notoadmodjo, 2003). Secara garis besar faktor-faktor tersebut :
1) Pendidikan
Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberi respon terhadap sesuatu yang datang dari luar. Orang yang berpendidikan tinggi akan memberi respon yang lebih rasional terhadap informasi yang akan datang dan akan berfikir sejauh mana keuntungan yang mungkin akan remaja peroleh.
2) Paparan media masa
Melalui berbagai media baik cetak maupun elektronik, berbagai informasi dapat diterima oleh masyarakat sehingga seseorang yang lebih sering terpapar media masa (TV, radio, majalah, pamphlet, dan lain-lain) akan memperoleh informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan orang yang tidak pernah terpapar media masa.
3) Ekonomi
Dalam pemenuhan kebutuhan (pokok) primer maupun kebutuhan sekunder keluarga dengan status ekonomi baik akan lebih mudah tercukupi dibandingkan keluarga dengan status ekonomi rendah. Hal ini akan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan akan informasi pendidikan yang termasuk kebutuhan sekunder.
4) Hubungan sosial
Manusia adalah makhluk sosial dimana didalam kehidupan berinteraksi antara satu dengan yang lain individu dapat berinteraksi secara kontinue akan lebih besar terpapar informasi.
5) Pengalaman
Pengalaman individu tentang berbagai hal biasa yang bisa diperoleh dari tingkat kehidupan dalam proses perkembangannya, misalnya mengikuti kegiatan yang sifatnya mendidik seperti seminar.
6) Akses layanan kesehatan
Akses layanan kesehatan mudah atau sulit dalam mengakses layanan kesehatan tentunya akan berpengaruh terhadap pengetahuan dalam kesehatan.
d. Kriteria Tingkat Pengetahuan
Menurut Arikunto (2006) pengetahuan seseorang dapat diketahui dan dapat diinterprestasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu :
1) Baik : hasil presentase 76%-100%
2) Cukup : hasil presentase 56%-75%
3) Kurang : hasil presentase < 55s%
e. Cara memperoleh pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2002, pp.11-18), cara memperoleh pengetahuan ada 2 cara yaitu :
1) Cara tradisional atau cara ilmiah untuk memperoleh pengetahuan.
Cara kuno atau tradisional ini dipakai orang untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelum diketemukanya metode ilmiah atau metode penemuan secara sistematik dan logis. Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain meliputi
a) Cara coba salah (trial and error)
Cara yang paling tradisional pernah digunakan oleh manusia memperoleh pengetahuan adalah melalui cara coba salah atau dengan kata yang lebih dikenal trial and error. Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya peradaban. Pada waktu itu seseorang apabila menghadapi persoalan atau masalah, upaya pemecahannya dilakukan dengan coba saja. Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan cara tersebut tidak berhasil dicoba kemungkinan yang lain.
b) Cara kekuasaan / otoritas
Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan turun-menurun dari generasi ke generasi berikutnya.
c) Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman adalah guru yang baik, pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. oleh sebab itu pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakuan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu. Apabila dengan cara yang digunakan tersebut orang dapat memecahkan masalah yang dihadapi, maka untuk memecahkan masalah lain yang sama orang dapat pula menggunakan cara tersebut. Tetapi bila remaja gagal menggunakan cara tersebut remaja tidak akan mengulangi cara itu dan berusaha untuk mencari cara yang lain sehingga dapat berhasil memecahkannya.
d) Melalui jalan pikiran
Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara berfikir manusia ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam me
Kamis, 21 Juni 2012
KTI KEBIDANAN 2012 : PENGETAHUAN SISWA MTS N 1 KELAS VIII TENTANG TANDA-TANDA PUBERTAS.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar