Minggu, 31 Maret 2013

KTI KEBIDANAN 2012 : STUDI RETROSPEKTIF PENYEBAB KEMATIAN IBU BERSALIN DI RUMAH SAKIT

PESAN KTI MURAH INI SECEPATNYA HUB : 081 225 300 100
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Mortalitas dan morbiditas pada ibu hamil dan bersalin adalah masalah terbesar di negara berkembang. Kematian saat melahirkan biasanya menjadi faktor utama mortalitas wanita muda pada masa puncak produktivitas. Pada tahun 2003, Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) memperkirakan + 13.778 ibu meninggal setiap tahunnya. Bila dikalkulasi dalam hitungan hari, terdapat 38 orang ibu yang meninggal dan bila dalam hitungan jam ada 2 orang ibu yang meninggal setiap jamnya(1). Menurut hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 menyebutkan angka kematian ibu (AKI) saat melahirkan adalah 248 per 100.000 kelahiran hidup. Salah satu faktor penurunan angka kematian tersebut adalah penyediaan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal yang berkualitas(1). Lima penyebab utama kematian ibu adalah perdarahan, infeksi, eklampsi, partus lama, dan komplikasi abortus. Sedangkan penyebab tidak langsung kematian ibu adalah anemia sebanyak 51% menurut Survei Kesejahteraan Rumah Tangga tahun 1995, Kekurangan Energi Protein (KEP) dan Kekurangan Energi Kalori (KEK) sebanyak 4,8% menurut sensus tahun 2000(2). Empat terlambat yang dapat menyebabkan angka kematian ibu tinggi yaitu pertama, terlambat deteksi dini adanya risiko tinggi pada ibu hamil di tingkat keluarganya. Kedua, terlambat untuk memutuskan mencari pertolongan pada tenaga kesehatan. Ketiga, terlambat untuk datang di fasilitas pelayanan kesehatan. Keempat, terlambat untuk mendapatkan pertolongan pelayanan kesehatan yang cepat dan berkualitas di fasilitas pelayanan kesehatan(3). Memperhatikan angka kematian ibu dan bayi, dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut : sebagian besar kematian ibu dan perinatal terjadi saat pertolongan pertama sangat dibutuhkan, pengawasan antenatal masih belum memadai sehingga penyulit hamil dan hamil dengan risiko tinggi atau terlambat diketahui, masih banyak di jumpai ibu dengan 4 terlalu (jarak hamil terlalu pendek, terlalu banyak anak, terlalu muda dan terlalu tua untuk hamil), gerakan keluarga berencana masih dapat di galakkan untuk meningkatkan sumber daya manusia melalui Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS), jumlah anemia pada ibu hamil yang cukup tinggi, pendidikan masyarakat yang rendah cenderung memilih pemeliharaan kesehatan secara tradisional dan belum siap menerima pelaksanaan modern(4). Oleh karena itu, pada tahun 1999 WHO meluncurkan strategi Making Pregnancy Safer (MPS) yang di dukung oleh badan-badan international seperti UNFPA, UNICEF, dan World Bank. Pada dasarnya, MPS meminta perhatian pemerintah dan masyarakat di setiap negara mengenai hal-hal sebagai berikut: menempatkan safe motherhood sebagai perioritas utama dalam rencana pembangunan nasional dan international, menyusun acuan nasional dan standar pelayanan kesehatan maternal dan neonatal, mengembangkan sistem yang menjamin pelaksanaan standar yang telah disusun, memperbaiki akses pelayanan kesehatan (maternal dan neonatal, KB, aborsi illegal, baik publik maupun swasta), meningkatkan upaya kesehatan promotif dalam kesehatan maternal dan neonatal, serta pengendalian fertilitas pada tingkat keluarga dan lingkungannya, dan memperbaiki sistem monitoring pelayanan kesehatan maternal dan neonatal(4). Pada rencana strategi nasional MPS di Indonesia tahun 2001-2010 disebutkan bahwa dalam konteks rencana pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010. Visi MPS adalah kehamilan dan persalinan di Indonesia berlangsung aman, serta bayi yang dilahirkan hidup dan sehat. Sementara itu, Misi MPS adalah menurunkan kesakitan dan kematian maternal juga neonatal melalui pemantapan sistem kesehatan yang berkualitas, memberdayakan wanita, keluarga, dan masyarakat melalui kegiatan yang mempromosikan kesehatan ibu dan bayi baru lahir, serta menjamin kesehatan maternal dan neonatal yang dipromosikan dan dilestarikan sebagai prioritas dalam pembangunan nasional. Salah satu sasaran yang ditetapkan untuk tahun 2010 adalah menurunkan angka kematian maternal menjadi 125 per 100.000 kelahiran hidup dan angka kematian neonatal menjadi 16 per 1.000 k`elahiran hidup(5). Safe motherhood sendiri memiliki empat pilar dimana intervensi strategisnya telah dilakukan assessment oleh Departemen Kesehatan RI dalam bentuk rekomendasi Rencana Kegiatan Lima Tahun dengan bentuk strategi operasional untuk menurunkan AKI dari 450 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1996 menjadi 225 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2000, yaitu sebagai berikut : keluarga berencana, asuhan antenatal, persalinan bersih dan aman, pelayanan obstetri esensial(4). Berdasarkan data yang diperoleh dari DKK Demak untuk jumlah penduduk tahun 2011 adalah 1.079.925 jiwa. Jumlah kematian ibu maternal di Kota Demak pada tahun 2011 sebanyak 26 orang dari 21.329 jumlah kelahiran hidup. 26 orang diantaranya adalah pre eklampsi berat 7 orang (26,9%), jantung 7 orang (26,9%), ileus 1 orang (3,8%), hepatitis 1 orang (3,8%), emboli 1 orang (3,8%), ruptur 1 orang (3,8%), perdarahan 2 orang (7,8%), malaria 1 orang (3,8%), ARDS 2 orang (7,8%), dan sepsis 3 orang (11,6%) (6). Dari studi pendahuluan yang peneliti lakukan pada tanggal 26 Februari 2012 diperoleh data dari tahun 2008-2011 jumlah kematian ibu bersalin di RS XXXXX adalah 6 orang. Dari data tersebut terbukti bahwa masih terdapat angka kematian ibu bersalin di Rumah Sakit Pelita Anugerah, apabila tidak segera diketahui penyebabnya maka dapat menambah angka kematian ibu bersalin. Sehingga Rumah Sakit harus segera mengetahui penyebab kematian ibu bersalin untuk menurunkan angka kematian ibu bersalin dan mencegah kematian ibu bersalin di tahun-tahun yang akan datang. Dari uraian diatas penulis tertarik untuk meneliti dan menganalisa apa penyebab kematian ibu bersalin di RS XXXX. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah tersebut, maka penulis merumuskan permasalahan :“Apakah penyebab kematian ibu bersalin di RS Pelita Anugerah Demak?”. C. Tujuan 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui penyebab kematian ibu bersalin. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui penyebab kematian ibu bersalin secara “determinan antara” yang meliputi gizi, penyakit ibu, riwayat komplikasi kehamilan sebelumnya, umur dan paritas. b. Untuk mengetahui penyebab kematian ibu bersalin secara “determinan dekat” yang meliputi komplikasi kehamilan, komplikasi persalinan, dan komplikasi nifas. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Untuk menambah wawasan dan pengalaman dalam penerapan ilmu yang di dapat selama masa pendidikan di Akademi Kebidanan XXXXXXXXXXX. 2. Bagi Institusi kesehatan Diharapkan penelitian ini dapat menambah refrensi bagi dunia pendidikan, digunakan sebagai dasar pertimbangan untuk penelitian yang lebih lanjut dan sekaligus sebagai dasar perencanaan dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan. 3. Bagi Tenaga Kesehatan Diharapkan penelitian ini dapat memberi gambaran mengenai penyebab kematian ibu bersalin. Serta dapat digunakan sebagai pertimbangan dan perencanaan dalam upaya penurunan angka kematian maternal dan peningkatan program kesehatan ibu dan anak. E. Keaslian Penelitian Penelitian – penelitian yang telah dilakukan terkait dengan kematian ibu bersalin adalah sebagai berikut : No. Judul Penelitian Dan Lokasi Penelitian Tahun Desain Variabel Hasil 1. Penyebab Kematian Maternal di Indonesia SKRT 2001, Sarimawar Djaja dkk, Indonesia 2001 Cross Sectional Tempat tinggal, akses ke fasilitas kesehatan, status reproduksi, status kesehatan Proporsi kematian maternal 16% di pedesaan, 5% di perkotaan. Persalinan dengan seksio sesaria 13,5%, 41,7% meninggal di rumah. 2. Kematian maternal di RSUP Dr. Kariadi Semarang tahun 1996 – 1998, Wahdi, Praptohardjo U, RSUP Dr. Kariadi Semarang 1999 Cross Sectional Usia, pendidikan, lama perawatan, cara datang pasien, perawatan kehamilan, sebab kematian Penyebab kematian maternal preeklamsia/ eklamsia 48%, perdarahan 24%, infeksi 14% dan penyakit jantung 14%. Multigravida 52,4%, usia 20 – 30 tahun 57%. Beberapa hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya adalah : 1. Penelitian mengenai studi retrospektif penyebab kematian ibu bersalin di Rumah Sakit XXXXXpada tahun 2008-2011 dengan dilengkapi kajian kuantitatif dengan instrument checklist. Teknik sampling dalam penelitian ini adalah total sampling. 2. Variabel dalam penelitian ini adalah penyebab kematian ibu bersalin di Rumah XXXXXXk”. BAB II TINJAUAN KASUS A. Tinjauan Teori 1. Pengertian Kematian Ibu Angka kematian ibu adalah jumlah wanita yang meninggal pada masa hamil atau dalam 42 hari pertama setelah hamil, akibat beberapa penyebab yang berkaitan dengan atau penyebab yang diperparah oleh kehamilan per 100.000 wanita pada usia reproduktif pada tahun tersebut(7). AKM/AKI/MMR adalah jumlah kematian wanita selama 1 tahun dalam 100.000 kelahiran hidup(8). Kematian maternal didefinisikan oleh International Classification of Diseases, Injuries and Causes of Death-Ninth Revision (ICD9) (ICD9 World Health Organization Geneva 1993) sebagai ” kematian seorang wanita hamil atau dalam 42 hari terminasi kehamilan, akibat penyebab apapun yang berkaitan dengan atau diperburuk oleh kehamilan atau penatalaksanaannya, tetapi bukan karena kecelakaan atau penyebab incidental’’(9). 2. Macam-Macam Kematian Ibu Macam-macam kematian ibu ada 2 yaitu : a. Kematian obstetrik langsung Adalah kematian jenis ini diakibatkan komplikasi kebidanan yang terkait dengan kehamilan (kehamilan, persalinan, dan infeksi puerperium), akibat intervensi, kelalaian, terapi yang tidak tepat, atau salah satu diantaranya(7). Seperti eklamsi/preeklamsi, pendarahan, infeksi, emboli ketuban(8). b. Kematian obstetrik tidak langsung Adalah kematian jenis ini merupakan akibat terdahulu atau penyakit yang berkembang selama masa hamil, dan tidak berkaitan dengan penyebab langsung, tetapi diperparah dengan dampak fisiologi kehamilan(7). Seperti sakit jantung, ginjal, DM, dan lain-lain (8). 3. Faktor Yang Mempengaruhi Kematian Ibu Tinggi rendahnya angka kematian dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah(10) : a. Daya tahan tubuh manusia terhadap penyakit, termasuk status gizi, komposisi demografi, dan sistem kekebalan tubuh. b. Sanitasi lingkungan yang berkaitan dengan sumber infeksi, polusi, dan vektor penyakit. c. Tingkat sosial-ekonomi masyarakat yang berkaitan dengan daya beli masyarakat untuk membeli makanan, memelihara kesehatan, dan membeli obat jika sakit. d. Tersedianya fasilitas kesehatan yang terjangkau oleh masyarakat. Depkes RI membagi faktor-faktor yang mempengaruhi kematian maternal sebagai berikut : a. Faktor medik 1) Faktor empat terlalu, yaitu : a) Usia ibu pada waktu hamil terlalu muda (kurang dari 20 tahun) b) Usia ibu pada waktu hamil terlalu tua (lebih dari 35 tahun) c) Jumlah anak terlalu banyak (lebih dari 4 orang) d) Jarak antar kehamilan terlalu dekat (kurang dari 2 tahun) 2) Komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas yang merupakan penyebab langsung kematian maternal, yaitu : a) Perdarahan pervaginam, khususnya pada kehamilan trimester ketiga, persalinan dan pasca persalinan. b) Infeksi. c) Keracunan kehamilan. d) Komplikasi akibat partus lama. e) Trauma persalinan. 3) Beberapa keadaan dan gangguan yang memperburuk derajat kesehatan ibu selama hamil, antara lain : a) Kekurangan gizi dan anemia. b) Bekerja (fisik) berat selama kehamilan. b. Faktor non medik Faktor non medik yang berkaitan dengan ibu, dan menghambat upaya penurunan kesakitan dan kematian maternal adalah : 1) Kurangnya kesadaran ibu untuk mendapatkan pelayanan antenatal. 2) Terbatasnya pengetahuan ibu tentang bahaya kehamilan risiko tinggi. 3) Ketidak berdayaan sebagian besar ibu hamil di pedesaan dalam pengambilan keputusan untuk dirujuk. 4) Ketidakmampuan sebagian ibu hamil untuk membayar biaya transport dan perawatan di rumah sakit. c. Faktor pelayanan kesehatan Faktor pelayanan kesehatan yang belum mendukung upaya penurunan kesakitan dan kematian maternal antara lain berkaitan dengan cakupan pelayanan KIA, yaitu : 1) Belum mantapnya jangkauan pelayanan KIA dan penanganan kelompok berisiko. 2) Masih rendahnya (kurang lebih 30%) cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan. 3) Masih seringnya (70-80%) pertolongan persalinan yang dilakukan di rumah, oleh dukun bayi yang tidak mengetahui tanda-tanda bahaya. 4. Strategi Dan Kegiatan Dalam Menurunkan AKI Strategi dalam menurunkan AKI adalah peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir yang cost efektif dan didukung oleh(11) : a. Kerjasama lintas sektor program dan lintas sektor terkait, mitra lain, pemerintah dan swasta. b. Pemberdayaan perempuan dan keluarga. c. Pemberdayaan masyarakat. Kegiatan yang dilakukan dalam menurunkan AKI yaitu(11) : b. Peningkatan kualitas dan cakupan pelayanan, meliputi : 1) Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan antara lain berupa penyediaaan tenaga bidan di desa, kesinambungan keberadaan bidan desa, penyediaan fasilitas pertolongan persalinan pada polindes/pustu dan puskesmas, kemitraan bidan dan dukun bayi, serta berbagai latihan bagi petugas.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar