Sabtu, 07 September 2013

KTI KEBIDANAN 2013 : KTI STUDI DESKRIPTIF PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS TENTANG TEKNIK KONTRASEPSI METODE AMENOREA LAKTASI (MAL) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

MAU LENGKAP BAB 12345 + DAFTAR PUSTAKA BERMINAT HUBUNGI : 081225300100 MURAH BANGET HANYA 30 Ribu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga(1). Semakin tinggi pengetahuan ibu nifas tentang Metode Amenorea Laktasi (MAL), maka akan menerima Metode Amenorea Laktasi (MAL) sebagai salah satu alat kontrasepsi. Sebaliknya semakin rendah pengetahuan ibu nifas tentang Metode Amenorea Laktasi (MAL), mereka tidak bisa menerima Metode Amenorea Laktasi (MAL) sebagai salah satu alat kontrasepsi. Sedangkan sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek(2). Sikap seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal berhubungan dengan selektifitas seseorang terhadap rangsang yang masuk dan diterima, sehingga seseorang mampu untuk mendekati atau menjauhi rangsang tersebut sesuai dengan keuntungan atau kerugian yang mungkin diterima. Sedangkan faktor eksternal meliputi sifat objek yang dijadikan sasaran sikap, kewibawaan orang yang mengemukakan suatu sikap tersebut, media komunikasi yang digunakan dalam menyampaikan sikap serta situasi pada saat sikap tersebut dibentuk(3). Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang, semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap makin positif terhadap objek tertentu. Menurut teori WHO (World Health Organization) yang dikutip oleh Notoatmodjo (2005), Salah satu bentuk objek kesehatan dapat dijabarkan oleh pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman sendiri. Dalam hal ini peran tenaga kesehatan terutama bidan sebagai edukator diharapkan dapat membantu memberikan informasi yaitu dengan melakukan penyuluhan di posyandu atau pada saat warga berkunjung ke tempat pelayanan kesehatan. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan ibu nifas tentang teknik kontrasepsi Metode Amenorea Laktasi (MAL) sebagai salah satu metode yang dapat digunakan dalam berKB pada ibu nifas. Penelitian yang dilaksanakan oleh Intan Indah Arba’in dengan judul Gambaran Pengetahuan ibu nifas tentang kontrasepsi metode amenore laktasi (MAL) di wilayah Puskesmas Pemaron Kecamatan Brebes Kabupaten Brebes diperoleh hasil sebagai berikut: ibu nifas yang berpengetahuan baik tentang metode Amenore Laktasi yaitu sebanyak 23 orang (47,9 %), berpengetahuan cukup ada 16 orang (33,3%), dan responden yang berpengetahuan kurang baik ada 9 orang (18, 8%). Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa ibu nifas berpengetahuan baik tentang kontrasepsi Metode Amenorea Laktasi (MAL). Kontrasepsi merupakan upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya ini dapat bersifat sementara dapat juga bersifat permanen, penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi fertilitas(15). Metode kontrasepsi sempurna belum dapat diciptakan oleh manusia. Setiap metode kontrasepsi mempunyai keuntungan dan kerugian masing-masing. Terkadang seorang wanita mencoba berbagai macam alat kontrasepsi sebelum menemukan metode kontrasepsi yang cocok dan memuaskan(5). Menurut hasil survei demografi dan kesehatan indonesia (SDKI) 2007-2008 jumlah sebesar 9% dari jumlah total pasangan usia subur mengalami kegagalan kontrasepsi. Adapun uraiannya sebagai berikut 15,6% istri pengguna kontrasepsi pil yang tetap hamil, sedangkan pengguna Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) 8,4% dan untuk pengguna suntik 5,9%(6). Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Semarang angka pencapaian ibu nifas tertinggi di kota Semarang adalah di wilayah kerja puskesmas Kedungmundu yaitu mencapai 1.915 ibu nifas pada tahun 2011. Saat ini banyak sekali jenis kontrasepsi yang ditawarkan di Indonesia diantaranya: Implant, Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR), Pil, Kondom, Keluarga Berencana (KB) suntik dan Metode Amenorea Laktasi (MAL). Pencapaian peserta KB aktif semua metode kontrasepsi pada tahun 2011 di Provinsi Jawa Tengah sebanyak 5.285.530 yang terdiri atas peserta Alat Kontrasepsi Dalam Rahim ( AKDR ) sebanyak 439.687 (8,32%), peserta MOP (Medis Operasi Pria) dan peserta MOW (Medis Operasi Wanita) sebanyak 346.129 (6,55%), peserta implant sebanyak 519.973 (9,84%), peserta suntikan 3.017.353 (57,09%), peserta pil 843.122 (15,95%), peserta kondom sebanyak 119.166 (2,25%). Pencapaian tertinggi pada Keluarga Berencana (KB) suntik (57,09%) dan pencapaian terendah pada kondom (2,25%)(7). Sedangkan pencapaian peserta Keluarga Berencana (KB) aktif semua metode kontrasepsi pada bulan Desember tahun 2011 di Puskesmas Kedungmundu sebanyak 16.138 yang terdiri atas peserta Alat Kontrasepsi Dalam Rahim ( AKDR ) sebanyak 1.397 (8,32%), peserta implant sebanyak 913 (9,84%), peserta suntikan 9078 (57,09%), peserta pil 2.898 (15,95%), peserta kondom sebanyak 1.852 (2,25%). Pencapaian tertinggi pada peserta Keluarga Berencana (KB) suntik (57,09%) dan pencapaian terendah pada Implant (2,25%)(8). Berdasarkan hasil studI pendahuluan yang dilakukan oleh penulis kepada 5 BPS yang berada diwilayah kerja puskesmas Kedungmundu pada tanggal 1 Maret 2012 menunjukann masih rendahnya penggunaan teknik kontrasepsi Metode Amenorea Laktasi (MAL) yaitu sekitar 20-30% dari ibu nifas yang ada. Banyak perempuan yang mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis kontrasepsi. Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode kontrasepsi tersebut. Faktor yang mempengaruhi seseorang dalam memilih alat kontrasepsi yaitu faktor pasangan, faktor kesehatan dan juga faktor dari metode kontrasepsi itu sendiri(9). Metode Amenorea Laktasi (MAL) merupakan salah satu metode dalam mengatur pertumbuhan penduduk. Metode Amenorea Laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian air susu ibu (ASI) secara eksklusif, artinya hanya diberikan ASI tanpa tambahan makanan dan minuman apapun lainnya. Metode ini dapat diandalkan sebagai kontrasepsi sepanjang ibu tidak mengalami ovulasi, tetapi kapan ovulasi datang belum dapat ditentukan secara pasti. Menurut World Health Organization (WHO) keefektifan MAL ini 98 % bagi ibu yang menyusui secara eksklusif selama 6 bulan pertama pasca persalinan dan sebelum menstruasi setelah melahirkan(4). Untuk menggunakan metode ini, pengeluaran ASI yang dipengaruhi hormon oksitosin haruslah lancar, yang menurut penelitian sebesar 75 % lancarnya pengeluaran ASI dipengaruhi oleh kondisi psikis ibu itu sendiri. MAL kemungkinan digunakan di beberapa negara berkembang jauh sebelum penelitian mengonfirmasi bahwa kehamilan jarang terjadi selama 6 bulan perrtama setelah melahirkan diantara wanita menyusui dan wanita yang memberi ASI ditambah susu botol. Ovulasi dapat dihambat oleh kadar prolaktin yang tinggi. Ringkasan 13 penelitian dari 8 negara telah memunculkan kesimpulan yang dikenal sebagai “Pernyataan Konsensus Bellagio”, bahwa pemberian ASI mencegah kehamilan lebih 98% selama 6 bulan pertama setelah melahirkan bila ibu menyusui atau memberi ASI dan belum pernah mengalami perdarahan pervaginam setelah hari ke-56 pascapartum(10). Makin lama ibu menyusui bayinya, makin sering bayi menghisap ASI, maka makin lama kembalinya haid ibu postpartum. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa laktasi dapat memberikan perlindungan yang bermakna terhadap kahamilannya. Antara lain bahwa hanya 5 % dari ibu – ibu yang menyusui menjadi hamil lagi dalam waktu 9 bulan setelah melahirkan dibandingkan dengan 75 % ibu – ibu yang tidak menyusui(9). B. Rumusan Masalah Tingkat pengetahuan dapat menentukan sikap seseorang, apabila orang tersebut dapat menerima banyak aspek positif dan objek yang diketahui maka akan menimbulkan sikap yang positif terhadap objek tersebut. Seperti halnya pada ibu nifas, mereka akan menerima teknik kontrasepsi Metode Amenorea Laktasi (MAL) sebagai alat kontrasepsi yang handal pada masa nifas apabila banyak tahu tentang Metode Amenorea Laktasi (MAL). Berdasarkan uraian diatas maka rumusan masalahnya adalah “Bagaimanakah Gambaran Pengetahuan dan sikap Ibu Nifas Tentang Tehnik Kontrasepsi Metode Amenorea Laktasi (MAL) di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu, Semarang tahun 2012. C. Tujuan 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan dan sikap ibu nifas tentang pelaksanaan teknik kontrasepsi Metode Amenorea Laktasi (MAL). 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang teknik kontrasepsi Metode Amenorea Laktasi (MAL). b. Mengetahui gambaran sikap ibu nifas tentang teknik kontrasepsi Metode Amenorea Laktasi (MAL). D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Selanjutnya Sebagai bahan masukan bagi peneliti untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai kontrasepsi Metode Amenorea Laktasi (MAL). 2. Bagi Pendidikan a. Sebagai masukan untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa dilingkungan Akademi Kebidanan Karsa Mulia mengenai gambaran pengetahuan ibu nifas tentang Metode Amenorea Laktasi ( MAL ). b. Dapat memberikan tambahan atau masukan, referensi mengenai teknik kontrasepsi Metode Amenorea Laktasi ( MAL ). 3. Bagi Masyarakat a. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang teknik kontrasepsi Metode Amenore Laktasi ( MAL ). b. Dapat menjadi bahan acuan dalam menerapkan teknik kontrasepsi Metode Amenorea Laktasi ( MAL ). 4. Bagi tenaga kesehatan a. Memberikan masukan dan informasi bagi tenaga kesehatan khususnya Bidan untuk meningkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan khususnya tentang teknik Metode Amenorea Laktasi (MAL). b. Dapat membantu menunjang terselenggaranya program Keluarga Berencana (KB). E. Keaslian Penelitian Intan Indah Arba’in meneliti tentang Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas tentang Kontrasepsi Metode Amenorea Laktasi Di Wilayah Kerja Puskesmas Pemaron Kecamatan Brebes Kabupaten Brebes Tahun 2011. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan menggunakan instrument kuesioner. Hasil dari penelitian ini adalah Pengetahuan ibu-ibu nifas tentang kontrasepsi metode amenore laktasi (MAL) di wilayah Puskesmas Pemaron Kecamatan Brebes Kabupaten Brebes ibu nifas yang berpengetahuan baik yaitu sebanyak 23 orang (47,9 %), berpengetahuan cukup ada 16 orang (33,3%), dan responden yang berpengetahuan kurang baik ada 9 orang (18, 8%). Dalam penelitian ini penulis akan meneliti tentang tingkat pengetahuan dan sikap ibu nifas tentang teknik metode amenore laktasi (MAL) dan menggunakan tempat, waktu, serta sampel yang berbeda. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya)(1). Pengetahuan mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru di dalam diri orang tersebut terjadi proses sebagai berikut : 1) Awareness (Kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (obyek). Misalnya seseorang mengetahui tehnik-tehnik kontrasepsi tanpa hormonal seperti tehnik kontrasepsi Metode Amenorea Laktasi (MAL). 2) Interest (Merasa tertarik) terhadap stimulus atau obyek tersebut. Disini sikap obyek mulai timbul. Misalnya seseorang tertarik terhadap tehnik kontrasepsi tanpa hormonal seperti tehnik kontrasepsi Metode Amenorea Laktasi (MAL). 3) Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini bearti sikap responden sudah lebih baik lagi. Misalnya seseorang mulai memutuskan dengan pasangannya untuk menggunakan tehnik kontrasepsi Metode Amenorea Laktasi (MAL). 4) Trial, dimana subyek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus. Seseorang mulai mencoba tehnik kontrasepsi non hormonal seperti Metode Amenorea Laktasi (MAL). 5) Adoption, dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikap terhadap stimulus. Misal seseorang telah menjjadi akseptor KB non hormonal yaitu Metode Amenorea Laktasi (MAL). Namun demikian dari penelitian selanjutnya Rogers menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap diatas(2). b. Tingkat Pengetahuan 1) Tahu (Know) Diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Pada tingkatan ini (Recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari yang telah diterima oleh sebab itu tahu adalah pengetahuan paling rendah. Seperti seseorang yang mengingat informasi tentang tehnik kontrasepsi Metode Amenorea Laktasi (MAL). 2) Memahami (Comprehension) Memahami adalah suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterprestasi secara benar. Orang yang telah memahami obyek atau materi harus bisa menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan dll. Misalnya seseorang yang dapat memahami apa itu tehnik kontrasepsi Metode Amenorea Laktasi (MAL) sesuai dengan informasi yang telah didapatkan. 3) Aplikasi (Application) Aplikasi adalah sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah di pelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi juga bisa diartikan penggunaan hukum-hukum, metode. Misalnya seseorang yang dapat mengaplikasikan tehnik kontrasepsi Metode Amenorea Laktasi (MAL) dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan materi yang didapat. 4) Analisis (Analysis) Analisis merupakan suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu materi atau obyek ke dalam komponen, tetapi masih didalam stuktur tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. 5) Sintesis (Synthesis) Sintesis menunjukkan kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian suatu bentuk keseluruhan yang baru. Sintesis bisa diartikan kemampuan untuk menyusun formulasi yang baru dari formulasi - formulasi yang ada. 6) Evaluasi (Evaluation) Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilainan ini berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang telah ada. Misalnya seseorang yang menentukan kelebihan atau kekurangan dari tehnik kontrasepsi Metode Amenorea Laktasi (MAL)(2). c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu : 1) Umur Umur adalah usia individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun, semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Semakin cukup umur seseorang maka seseorang tersebut akan banyak tahu tentang tehnik kontrasepsi Metode Amenorea Laktasi (MAL). 2) Pendidikan Semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah menerima informasi, sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki, sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai yang di perkenalkan. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan lebih mudah menerima Metode Amenorea Laktasi (MAL) sebagai salah satu tehnik kontrasepsi. 3) Intelegensi Pada prinsipnya mempengaruhi kemampuan seseorang untuk menyesuaikan diri dan cara pengambilan keputusan ibu – ibu atau masyarakat yang intelagensinya tinggi akan banyak berpatisipasi lebih cepat dan tepat dalam mengambil keputusan di banding dengan masyarakat yang intelegensinya rendah. Makin tingggi intelegensinya maka akan lebih cepat dan tepat dalam menggambil keputusan untuk menggunakan tehnik kontrasepsi Metode Amenorea Laktasi (MAL). 4) Sosial ekonomi Mempengaruhi tingkah laku seseorang ibu atau masyarakat yang berasal dari sosial ekonomi tinggi di mungkinkan lebih memiliki sikap positif memandang diri dan masa depannya, tetapi bagi ibu – ibu atau masyarakat yang sosial ekonominya rendah akan merasa takut untuk mengambil sikap atau tindakan. Sehingga makin tinggi sosial ekonomi seseorang maka akan mudah untuk menerima Metode Amenorea Laktasi (MAL) sebagai salah satu tehnik kontrasepsi. 5) Sosial budaya Dapat mempengaruhi proses pengetahuan khususnya dalam penerapan nilai-nilai sosial, keagamaan dalam memperkuat super egonya. Apakah tehnik kontrasepsi Metode Amenorea Laktasi (MAL) sesuai dengan nilai-nilai sosial, keagamaan yang dianut. 6) Pengalaman Merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan pengalaman dapat menuntun seseorang untuk menarik kesimpulan dengan benar. Sehingga dari pengalaman yang benar diperlukan berfikir yang logis dan kritis. Misalnya seseorang yang sudah pernah menggunakan tehnik kontrasepsi Metode Amenorea (MAL) menyatakan Metode Amenorea Laktasi (MAL) sebagai tehnik kontrasepsi maka seseorang tersebut akan menuntun orang lain untuk memahami bahwa MAL adalah salah satu tehnik kontrasepsi. 7) Lingkungan Lingkungan berpikir luas tingkat pengetahuannya lebih baik dari pada orang yang tinggal di lingkungan yang berpikirnya sempit. Apabila lingkungan tersebut berfikir luas tentang Metode Amenorea Laktasi (MAL) maka tingkat pengetahuan tentang Metode Amenorea Laktasi akan lebih baik(11). d. Cara Memperoleh Pengetahuan(11) Dari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah dapat dikelompokan menjadi dua, yakni : 1) Cara Memperoleh Kebenaran Non Ilmiah a) Cara Coba Salah (Trial and Error) Cara memperoleh kebenaran non ilmiah, yang pernah digunakan oleh manusia dalam memperoleh pengetahuan adalah melalui cara coba coba atau dengan kata yang lebih dikenal “trial and error”. Metode ini telah digunakan oleh orang dalam waktu yang cukup lama untuk memecahkan berbagai masalah. Bahkan sampai sekarang pun metode ini masih sering digunakan, terutama oleh mereka yang belum atau tidak mengetahui suatu cara tertentu dalam memecahkan suatu masalah yang dihadapi. Metode ini telah banyak jasanya, terutama dalam meletakan dasar-dasar menemukan teori-teori dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan. Apakah Metode Amenorea Laktasi (MAL) efektif sebagai salah satu tehnik kontrasepsi. b) Secara Kebetulan Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan. ibu nifas yang menyusui bayinya secara eksklusif sudah dapat mencegah terjadinya kehamilan secara kebetulan hal ini merupakan prinsip tehnik kontrasepsi Metode Amenorea Laktasi (MAL). c) Cara Kekuasaan atau Otoritas Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan -kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak kebiasaan seperti ini tidak hanya terjadi pada masyarakat tradisional saja, melainkan juga terjadi pada masyarakat modern. Para pemegang otoritas, baik pemimpin pemerintah, tokoh agama, maupun ahli ilmu pengetahuan pada prinsipnya mempunyai mekanisme yang sama di dalam penemuan pengetahuan. d) Berdasarkan Pengalaman Pribadi Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu. Seseorang yang pernah menggunakan tehnik kontrasepsi Metode Amenorea Laktasi (MAL) akan dapat digunakan untuk memperoleh pengetahuan tentang Metode Amenorea Laktasi (MAL). e) Cara Akal Sehat Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat menemukan teori atau kebenaran. Sebelum ilmu pendidikan ini berkembang, para orang tua zaman dahulu agar anaknya mau menuruti nasihat orang tuanya,atau agar anak disiplin menggunakan cara hukuman fisik bila anaknya berbuat salah, misalnya dijewer telinganya atau dicubit. Ternyata cara menghukum anak ini sampai sekarang berkembang menjadi teori atau kebenaran, bahwa hukuman adalah merupakan metode (meskipun bukan yang paling baik) bagi pendidikan anak. Pemberian hadiah dan hukuman (reward and punishment) merupakan cara yang masih dianut oleh banyak orang untuk mendisiplinkan anak dalam konteks pendidikan. Sebagai contohnya yaitu seorang tenaga kesehatan yang memberikan informasi tentang tehnik kontrasepsi kepada kliennya akan memberikan reward berupa pujian kepada klien tersebut karena telah memperhatikan dengan baik, sehingga klien tersebut akan mengingat apa yang telah disampaikan tenaga kesehatan kepadanya. f) Kebenaran secara Intuitif Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia cepat sekali melalui proses diluar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau berpikir. Kebenaran yang diperoleh melalui intuitif sukar dipercaya karena kebenaran ini tidak menggunakan cara-cara yang rasional dan yang sisitematis. Kebenaran ini diperoleh seseorang hanya berdasarkan intuisi atau suara hati atau bisikan hati saja. Seseorang akan menerima Metode Amenorea Laktasi (MAL) sebagai salah satu tehnik kontrasepsi alami sesuai dengan suara hatinya saja tanpa pengaruh dari orang lain. g) Melalui Jalan Pikiran Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara berfikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar