Sabtu, 07 September 2013

KTI KEBIDANAN 2013 : KTI HUBUNGAN PENGETAHUAN AKSEPTOR IUD TENTANG EFEK SAMPING ALAT KONTRASEPSI IUD DENGAN KELANGSUNGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD DIPUSKESMAS

TERSEDIA LENGKAP BAB 12345+DAFTARPUSTAKA+KUESIONER HARGA MURAH HUB : 081225300100
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Menurut sensus penduduk tahun 2011, jumlah penduduk Indonesia mencapai 230 juta jiwa. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan berbagai jenis masalah yaitu jumlah ledakan penduduk yang tinggi. Keadaan penduduk ini telah mempersulit usaha peningkatan dan pemerataan kesejahteraan masyarakat(1) Melihat fenomena ini pemerintah dan masyarakat menyadari perlunya dilakukan program kependudukan dan Keluarga Berencana (KB). Untuk melaksanakan kebijakan kependudukan pemerintah telah merencanakan berbagai program dan KB merupakan bagian terpenting(2) Kebijakan penduduk yang diambil pemerintah tidak hanya berhasil menurunkan angka fertilitas menjadi setengah dari keadaan pada waktu program dimulai tetapi juga meningkatkan kesejahteraan keluarga. Faktor lain yang mempengaruhi laju pertumbuhan penduduk adalah jumlah PUS (pasangan usia subur) yang tinggi. Dalam masyarakat umur perkawinan pertama rendah, wanita cenderung menikah dan mempunyai anak pada umur yang rendah, dan mempunyai fertilitas yang tinggi(2) Paritas adalah jumlah anak yang pernah dilahirkan oleh seorang ibu. Paritas mempunyai kecenderungan kesehatan yaitu ibu yang berparitas rendah lebih baik dari yang berparitas tinggi. Persalinan yang biasanya paling aman untuk ibu yaitu persalinan yang kedua dan ketiga karena pada persalinan keempat dan kelima secara dramatis akan meningkatkan angka kematian ibu(2) Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang diinginkan, agar dapat mencapai hal tersebut, maka cara atau alternative untuk mencegah ataupun menunda kehamilan. Cara–cara tersebut termasuk kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan perencanaan keluarga(3) Berdasarkan paradigma baru visi program keluarga berencana nasional mewujudkan keluarga yang berkualitas tahun 2015. Salah satu upaya pemerintah dalam mewujudkan adalah dengan cara penggunaan alat kontrasepsi. Metode kontrasepsi yang direncanakan efektif terdiri dari IUD, pil, suntik, dan implant. Metode sederhana terdiri dari kondom, spermasid, senggama terputus dan pantang berkala. Kontrasepsi mantap yang terdiri dari kontap wanita dan kontap pria(4) Salah satu jenis kontrasepsi efektif yang mejadi pilihan dan merupakan salah satu bagian dari program KB nasional saat ini adalah KB IUD. Syarat–syarat yang harus dipenuhi oleh suatu metode kontrasepsi yang baik adalah aman, dapat diandalkan, dan dapat diterima oleh orang banyak. Akseptor KB IUD juga dapat mengalami efek samping antara lain tidak ada haid (amenorhea), kejang, perdarahan yang berlebihan saat menstruasi (spotting), benang hilang (ekspulsi), perporasi, keluar cairan dari vagina dan keputihan. Untuk itu peserta KB IUD membutuhkan pembinaan secara rutin berkelanjutan untuk menjaga kelangsungan pemakaian kontrasepsi(5) Mengingat metode KB IUD merupakan salah satu KB yang efektif , terpilih dan banyak pengguna, namun masih banyak didapatkan akseptor IUD yang mengalami efek samping. Efek samping IUD merupakan masalah bagi seorang akseptor yang mengalami karena merupakan beban kejiwaan yang harus ditanggungnya, yang berakhir pada adanya kekhawatiran, kecemasan yang berlebihan, bahkan ketakutan terhadap efek samping. Masalah kesehatan yang dialami oleh sebagian akseptor IUD yang dikarenakan efek samping dari kontrasepsi tersebut dan kurangnya komunikasi informasi edukasi (KIE) tentang efek samping, maka besar kemungkinan seorang akseptor akan mengalami kejadian drop out atau putus pakai. Sehingga sebaiknya sebelum menggunakan telah tahu dan memahami tentang KB IUD serta efek samping yang ditumbulkannya(2) Pengetahuan adalah berasal dari tahu, dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Dengan bertambah banyaknya penyuluhan maka akan bertambah pula pengetahuan tentang kesehatan, maka kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan dapat meningkat. Seseorang yang mempunyai tingkat pengetahuan yang luas khususnya tentang kesehatan maka seseorang itu akan cenderung dan senantiasa meningkatkan kesehatan diri, keluarga serta lingkungannya(9) Data program Keluarga Berencana, peserta aktif di Jawa Tengah tahun 2011 sebanyak 5.285.530 atau sebesar (79,32%) dari jumlah PUS yang ada sebanyak 6.663.396. Peserta Keluarga Berencana aktif tersebut mempergunakan KB IUD 439.687 (8,32%)(6). Sedangkan data program Keluarga Berencana, peserta aktif di Kabupaten Demak tahun 2011 sebanyak 194.756 (75,09%) dari jumlah pasangan usia subur (PUS) sebanyak 259.365, yang menggunakan KB IUD sebanyak 8.191 (4,21%) dan yang mengalami efek samping sebanyak 54 (0,66%) akseptor, meliputi 40 akseptor mengalami gangguan siklus haid, 7 akseptor yang mengalami perdarahan yang berlebihan saat menstruasi, 6 akseptor yang mengalami keputihan, 1 akseptor yang mengalami ekspulsi(7) Hasil studi pendahuluan di Puskesmas Gajah peserta KB aktif tahun 2012 sebanyak 8.646 jiwa dan yang memilih KB IUD 196 orang (2,2%), yang mengalami efek samping sebanyak 30 akseptor (15,3%), perdarahan yang berlebihan saat menstruasi 10 akseptor, gangguan siklus haid 13 akseptor, dan keputihan 7 akseptor(8) Berdasarkan uraian data diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti “Hubungan pengetahuan akseptor IUD tentang efek samping alat kontrasepsi IUD dengan kelangsungan penggunaan alat kontrasepsi IUD” B. Rumusan Masalah Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang didapatkan keluhan dari 30 akseptor (15,3%) IUD yang mengalami efek samping. Maka dapat dirumuskan permasalahannya yaitu bagaimana hubungan pengetahuan akseptor IUD tentang efek samping alat kontrasepsi IUD dengan kelangsungan penggunaan kontrasepsi IUD di Puskesmas Gajah Kabupaten Demak? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Untuk mengetahui hubungan pengetahuan akseptor IUD tentang efek samping alat kontrasepsi IUD dengan kelangsungan penggunaan alat kontrasepsi IUD di Kecamatan Gajah Kabupaten Demak tahun 2012 2. Tujuan khusus a. Untuk mendiskripsikan karakteristik responden yang meliputi umur, pendidikan dan paritas. b. Untuk mengetahui efek samping akseptor IUD di Puskesmas Gajah Kabupaten Demak 2012. c. Untuk mendeskripsikan pengetahuan akseptor IUD tentang efek samping di Puskesmas Gajah, Kabupaten Demak tahun 2012. d. Untuk mendeskripsikan kelangsungan penggunaan kontrasepsi IUD di Puskesmas Gajah Kabupaten Demak tahun 2012 e. Untuk menganalisis hubungan pengetahuan akseptor IUD tentang efek samping dengan kelangsungan penggunaan alat kontrasepsi IUD di Puskesmas Gajah Kabupaten Demak D. Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti Memberikan pengalaman langsung kepada penulis dalam melaksanakan penelitian serta mengaplikasikan berbagai teori dan konsep yang telah didapat dari bangku kuliah dalam bentuk penelitian 2. Bagi institusi pendidikan Sebagai wahana ilmiah dan bahan referensi untuk penelitian hubungan pengetahuan akseptor IUD tentang efek samping alat kontrasepsi IUD dengan kelangsungan penggunaan alat kontrasepsi IUD 3. Bagi akseptor IUD Dapat memberikan informasi dan mengajak pada akseptor IUD dalam kelangsungan penggunaan kontrasepsi IUD sehingga akseptor dapat secara mantap menggunakan alat kontrasepsi AKDR seperti IUD ini tanpa perlu merasa takut akan efek samping yang ada. 4. Bagi tenaga kesehatan Bidan agar meningkatkan komunikasi informasi edukasi (KIE) melalui penyuluhan tentang efek samping kontrasepsi IUD dan menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk menggunakan kontrasepsi IUD.   E. Keaslian Penelitian No. Peneliti Judul Sasaran Metode Variable Hasil penelitian 1 2. Eka Tutik (2010) Agustina Putri Wijayanti (2005) Hubungan tingkat pengetahuan dan sikap ibu tentang kontrasepsi IUD terhadap pemilihan kontrasepsi IUD di Puskesmas Tambak Aji Kota Semarang Hubungan Tingkat Kecemasan Akseptor AKDR dengan Efek Samping Penggunaan Alat Kontrasepsi AKDR di Desa Sarirejo Kecamatan Ngaringan Kab, Grobogan 52 responden 72 responden Metode penelitian corelatif Metode penelitian corelatif Pengetahuan dan sikap ibu tentang kontrasepsi IUD terhadap pemilihan kontrasepsi IUD Kecemasan Akseptor AKDR dengan Efek Samping Penggunaan Alat Kontrasepsi AKDR Hasil penelitian didapatkan pengetahuan kurang dengan tidak memilih sebanyak 13 responden (25,0%), pengetahuan cukup yang tidak memilih sebanyak 13 responden (25,0%) dan pengetahuan baik yang memilih sebanyak 10 responden (34,8%) Hasil penelitian didapatkan Akseptor AKDR yang terkena efek samping berat sebesar 23 responden (50,0%), yang mengalami kecemasan ringan sebesar 1 responden (2,6%) dan yang mengalami kecemasan sedang dan berat sebesar 18 responden (47,4%). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu penginderaan sehingga menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra pendengar (telinga), dan indra penglihatan (mata). Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda(9) b. Tingkatan Pengetahuan Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior). Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan menurut Notoadmojo (2007) yakni : 1) Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. 2) Memahami (comprehension). Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. 3) Aplikasi Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). 4) Analisis Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. 5) Sintesis (synthesis) Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. 6) Evaluasi Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek(10) c. Sumber Pengetahuan Nursalam (2008) menyatakan bahwa sumber pengetahuan manusia dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya :   1) Tradisi Tradisi adalah suatu dasar pengetahuan dimana setiap orang tidak dianjurkan untuk memulai mencoba memecahkan masalah. 2) Autoritas Ketergantungan terhadap suatu autoritas tidak dapat dihindarkan karena kita tidak dapat secara otomatis menjadi seorang ahli dalam mengatasi setiap permasalahan yang dihadapi. 3) Pengalaman seseorang Setiap pengalaman seseorang mungkin terbatas untuk membuat kesimpulan yang valid tentang situasi dan pengalaman seseorang diwarnai dengan penilaian yang bersifat subjektif. 4) Trial dan Error Dalam menyelesaikan suatu permasalahan keberhasilan kita dalam menggunakan alternatif pemecahan melalui “coba dan salah”. 5) Alasan yang logis Pemikiran ini merupakan komponen yang penting dalam pendekatan ilmiah, akan tetapi alasan yang rasional sangat terbatas karena validitas alasan dedukatif tergantung dari informasi. 6) Metode Ilmiah Pendekatan yang paling tepat untuk mencari suatu kebenaran karena didasari pada pengetahuan yang terstruktur dan sistematis(11)   d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Notoadmojo (2005). 1) Pendidikan Pendidikan adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain dibagi individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan. Pendidikan dibagi menjadi 3 tingkatan yaitu: a) Pendidikan dasar Terdiri dari tidak sekolah, tidak SD maupun tamat SD. b) Pendidikan menengah Terdiri dari tamat SLTP wajib sekolah 9 tahun, sekolah menengah umum dan sekolah menengah kejuruan seperti SLTA dan SMK. c) Pendidikan tinggi Termasuk yang tamat akademi maupun perguruan tinggi. Pendidikan secara umum pendidikan diartikan sebagai upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi usia baik individu, kelompok atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan. seseorang yang berpendidikan mempunyai pengertian lebih baik tentang pencegahan penyakit dan kesadaran lebih tinggi terhadap masalah-masalah kesehatan yang sedikit banyak telah diajarkan di sekolah. Tingkat pendidikan seseorang dapat mendukung atau mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang dan taraf pendidikan yang rendah selalu bergandengan dengan informasi dan pengetahuan yang terbatas. Semakin tinggi pendidikan seseorang semakin tinggi pula pemahaman seseorang terhadap informasi yang didapat dan pengetahuannya akan semakin tinggi. 2) Umur Umur merupakan salah satu faktor yang dapat menggambarkan kematangan seseorang baik fisik, psikis, maupun sosial sehingga membantu seseorang dalam pengetahuanya. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat, seseorang yang lebih dewasa dipercaya dibandingkan dengan orang yang belum tinggi kedewasaannya Umur yang dimaksud disini adalah umur responden. a) Kelompok usia kurang dari 20 tahun b) Kelompok usia 20-35 tahun c) Kelompok usia lebih dari 35 tahun 3) Paritas Adalah jumlah anak yang telah dilahirkan oleh seorang ibu baik lahir hidup maupun lahir mati. Kategori paritas dapat dikelompok menjadi 2 yaitu a) primipara : ibu yang hamil pertama b) multipara : ibu yang hamil lebih dari 2   4) Pengalaman Suatu yang pernah dialami seseorang akan menambah pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat informal. 5) Informasi Seseorang yang memiliki sumber informasi yang banyak akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas(12) e. Pengukuran Pengetahuan Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau responden kedalaman pengetahuan yang ingin diketahui atau diukur yang dapat kita sesuaikan dengan tingkatan pengetahuan(13) Sebagian besar penelitian umumya menggunakan kuesioner sebagai metode yang dipilih untuk mengumpulkan data. Kuesioner atau angket memang mempunyai banyak kebaikan sebagai instrument pengumpulan data. Untuk memperoleh kuesioner dengan hasil yang mantap adalah dengan uji coba. Dalam uji coba responden diberi kesempatan untuk memeperbaiki saran-saran perbaikan bagi kuesioner yang diuji cobakan itu(13) Menurut Notoadmojo (2003) tingkat pengetahuan dibedakan menjadi 3 kategori yaitu: a. Pengetahuan Baik : 76-100% b. Pengetahuan Cukup : 56-75% c. Pengetahuan Kurang : 55%   2. Kontrasepsi a. Pengertian Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang artinya mencegah dan konsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan dengan cara mengusahakan agar tidak terjadi ovulasi, melumpuhkan sperma(14) Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya tersebut dapat bersifat sementara atau dapat bersifat permanen. Kontrasepsi merupakan salah satu variable yang memepengaruhi fertilitas(15) Kontrasepsi adalah upaya mencegah kehamilan, upaya ini dapat bersifat sementara, dapat pula juga bersifat permanen(16) b. Daya guna Menurut Wikjasastro (2007) daya guna kontrasepsi adalah sebagai berikut : 1) Daya guna teoretis (theorical effectiveness) Kemampuan suatu cara kontrasepsi untuk mengurangi terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan, apabila cara tersebut digunakan terus-menerus dan sesuai dengan petunjuk yang diberikan. 2) Daya guna pemakaian (Use effectiveness) Adalah perlindungan terhadap kontrasepsi yang ternyata pada keadaan sehari-hari yang dipengaruhi oleh faktor ketidak hati-hatian, tidak taat azas, motifasi, keadaan sosial ekonomi-budaya, pendidikan dan lain-lain(17) c. Syarat Kontrasepsi Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu metode kontrasepsi yang baik ialah menurut Hartanto (2004). 1) Aman/tidak berbahaya. 2) Dapat diandalkan 3) Sederhana, sedapat-dapatnya tidak usah dikerjakan oleh seorang dokter. 4) Murah 5) Dapat diterima oleh orang banyak. 6) Pemakaian jangka lama (continuation rate tinggi)(18) d. Sasaran Kontrasepsi Sasaran kontrasepsi menurut Glesier (2005). 1) Pasangan usia subur dan ibu yang sudah mempunyai anak 2) Ibu yang mempunyai resiko tinggi terhadap kehamilan(4) e. Tujuan kontrasepsi Menurut BKKBN (2011) tujuan kontrasepsi ada 3 yaitu: 1) Masa menunda kehamilan/kesuburan bagi PUS dengan istri berusia dibawah 20 tahun. Pada masa ini, alat kontrasepsi yang dapat digunakan meliputi pil KB, AKDR dan kontrasepsi sederhana. 2) Masa mengatur kehamilan/kesuburan dengan PUS dengan berusia antara 20-30 tahun, dengan jarak kelahiran 3-4 tahun, meliputi: a) PUS berusia 20-30 tahun kontrasepsi yang efektif digunakan adalah pil KB, AKDR dan kontrasepsi sederhana. b) PUS berusia 30-35 tahun dapat menggunakan kontrsepsi AKDR, KB suntik, implant, pil KB dan kontrasepsi sederhana. 3) Masa mengakhiri kesuburan PUS dengan istri berusia 35 tahun lebih. Adapun pada masa ini alat kontrasepsi yang palng efektif adalah kontap (MOP dan MOW), implant, KB suntik dan kontrasepsi sederhana(6) f. Metode kontrasepsi Metode kontrasepsi menurut Sulistyawati (2011). 1) Metode sederhana tanpa alat : a) Kalender b) Pantang berkala c) Suhu basal d) Lendir serviks e) Sitomtermal f) Koitus interuptus 2) Metode sederhana dengan alat : a) Barier b) Kondom c) Barier intravagina d) Kimiawi e) spermisida 3) Metode modern hormonal : a) Kontrasepsi oral: b) Suntik c) Implant d) Intra uterin device (IUD) 4) Metode operasi: a) Metode operatif wanita (MOW) b) Metode operatif pria ( MOP )(3) 3. Kontrasepsi IUD ( Intra Uterine Device ) a. Pengertian IUD adalah alat kontrasepsi yang disisipkan ke dalam rahim, terbuat dari bahan semacam plastik, ada pula yang dililit tembaga, dan bentuknya bermacam-macam. Bentuk yang umum dan mungkin banyak dikenal oleh masyarakat adalah bentuk spiral. Spiral tersebut dimasukkan ke dalam rahim oleh tenaga kesehatan (dokter/bidan terlatih). Sebelum spiral dipasang, kesehatan ibu harus diperiksa dahulu untuk memastikan kecocokannya. Sebaiknya IUD ini dipasang pada saat haid atau segera 40 hari setelah melahirkan(19) b. Sasaran IUD 1. Pasangan usia subur yang ingin mengatur kehamilan/kesuburan 2. Pasangan usia subur yang tidak menginginkan menggunakan kontrasepsi hormonal 3. Ibu yang menderita hipertensi(19) c. Jenis AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim) / IUD Menurut Handayani (2011). 1) AKDR non hormonal a) Menurut bentuknya AKDR dibagi menjadi 2   (1) Bentuk terbuka ( oven devace ) Seperti : LippesLoop, Cu-7. Marguiles, spring coil, Multiolad, Nova T (2) Bentuk tertutup (closed device) Seperti : ota-ring , atigon , dan graten Berg Ring b) Menurut tambahan atau metal (1) Medicated IUD Seperti : Cu T 200 (daya kerja 3 tahun), Cu T 220 (daya kerja 3 tahun), CuT 300 ( daya kerja 3 tahun, CuT 380 A (daya kerja 8 tahun), Cu-7, Nova T (daya kerja 5 tahun), ML –Cu 375 (daya kerja 3 tahun) Pada jenis medical IUD angka yang tertera dibelakang IUD menunjukkan luasnya kawat halus tembaga yang ditambahkan, seperti Cu T 220 berarti tembaga adalah 200 mm2 (2) Un medicated IUD Seperti ; Lippes Loop, Marguiles, saf-T coil, antigon. Lippes Loop dapat dibiarkan in-utero untuk selama-lamanya sampai menopause, sepanjang tidak ada keluhan dan atau persoalan bagi akseptornya. IUD yang banyak dipakai di Indonesia dewasa ini dari jenis Un medicated yaitu Lippes Loop dan yang dari jenis medicated CuT , Cu-7, multiload dan Nova-T   2) IUD yang mengandung hormonal a) Progestasert-T = Alza T (1) Panjang 36 mm, lebar 32 mm, dengan 2 lembar benang ekor warna hitam (2) Mengandung 38 mg progesterone dan barium sulfat, melepas 65 mcg progesteron per hari (3) tabung insersinya bentuk lengkung (4) Daya kerja : 18 bulan (5) Teknik insersi plunging b) LNG- 20 (1) Mengandung 46-60 mg levonorgestrel, dengan pelepasan 20 mcg per hari (2) Sedang diteliti di Finlandia (3) Angka kegagalan/ kehamilan angka terendah : < 0,5 per 100 wanita per tahun (4) Penghentian pemakaian oleh karena persoalan-persoalan perdarahan ternyata lebih tinggi dibandingkan IUD lainnya, karena 25 % mengalami amenorrhea atau perdarahan haid yang sangat sedikit(20) d. Cara kerja Cara kerja IUD menurut Syaifudin (2006). 1) Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii 2) Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai cavum uteri 3) AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun AKDR membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi 4) Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur daam uterus(21) e. Efektifitas Efektifitas IUD menurut Hartanto (2004). Efektifitas alat kotrasepsi IUD cukup tinggi yaitu 0,6 sampai 0,8 pada tahun pertama pemasangan. Ini berarti drai 1.000 orang yang menggunakan IUD hanya 8 orang yang mengalami kegagalan atau dari 100 orang yang menggunakan alat kontrasepsi IUD kurang dari 1 orang yang mengalami kegagalan (18) f. Indikasi Indikasi IUD menurut Handayani (2010). 1) Usia reproduksi 2) Keadaan nulipara 3) Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang 4) Perempuan menyusui yang ingin menggunakan kontrasepsi 5) Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya 6) Setelah abortus dan tidak terlihat adanya infeksi 7) Perempuan dengan resiko rendah dari IMS 8) Tidak menghendaki metode hormonal 9) Tidak menyukai untuk mengingat-ingat minum pil setiap hari 10) Tidak menghendaki kehamilan setelah 1-5 hari senggama(20)   g. Kontraindikasi Kontraindikasi IUD menurut Handayani (2010). 1) Sedang hamil 2) Perdarahan vagina yang tidak di ketahui 3) Sedang menderita infeksi alat genetalia 4) Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering, menderita PRP (penyakit radang panggul ), atau abortus septic 5) Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yang dapat mempengaruhi kavum uteri 6) Penyakit trofoblas yang ganas 7) Diketahui menderita TBC pelvic 8) Kanker alat genital 9) Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm(20) h. Keuntungan Keuntungan IUD menurut Handayani (2010). 1) AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan 2) Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu diganti) 3) Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat 4) Tidak mempengaruhi hubungan seksual 5) Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil 6) Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR ( CuT- 380A) 7) Tidak mempengaruhi kualitas ASI 8) Dapat di pasang segera setelah melahirkan atau setelah abortus (apabila tidak terjadi infeksi) 9) Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah haid terakhir) 10) Tidak ada interaksi dengan obat-obat 11) Membantu mencegah kehamilan ektopik(20) i. Kerugian Kerugian IUD menurut Handayani (2010). 1) Perubahan siklus haid (umumnya pada 8 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan) 2) Haid lebih lama dan banyak 3) Perdarahan (spotting) antar menstruasi 4) Saat haid lebih sakit 5) Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS 6) Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang berganti pasangan 7) Penyakit radang panggul terjadi. Seorang perempuan dengan IMS memakai AKDR, PRP dapat memicu infertilitas 8) Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelviks diperlukan dalam pemasangan AKDR. Seringkali perempuan takut selama pemasangan 9) Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah pemasangan AKDR. Biasa menghilang dalam 1-2 hari 10) Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri. Petugas kesehatan terlatih yang harus melakukan 11) Mungkin AKDR keluar lagi dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila AKDR di pasang sesudah melahirkan). 12) Tidak mencegah terjadi kehamilan ektopik karena fungsi AKDR untuk mencegah kehamilan normal 13) Perempuan harus memeriksa posisi benang dari waktu ke waktu, untuk melakukan ini perempuan harus bisa memasukkan jarinya kedalam vagina. Sebagian perempuan ini tidak mau melakukannya(9) j. Cara pemasangan kontrasepsi IUD Cara pemasangan IUD menurut Sulistyawati (2011). 1) Pemeriksaan sebelum pemasangan AKDR Tanyakan kepada calon akseptor mengenai hal-hal sebagai berikut a) Tanggal hari pertama haid terakhir atau tanggal kelahiran anaknya yang terakhir atau tanggal keguguran yang terakhir b) Lamanya haid dan banyaknya darah yang keluar, serta apakah ada rasa sakit atau tidak c) Apakah baru sembuh dari penyakit infeksi pinggul, misal rasa sakit di perut bagian bawah dengan kenaikan suhu badan dan mengeluarkan cairan bernanah atau berbau busuk, terutama sesudah melahirkan atau keguguran d) Periksalah apakah rahim dapat diraba di atas simfisis pubis (berarti ada kehamilan ) dan ada rasa sakit ( berarti ada infeksi panggul)(3)



1 komentar:

  1. menarik sekali artikel nya kunjungin kembali ya di www.kursusmembuatgame.com

    BalasHapus