MURAH 20 rb KTI LENGKAP BAB 12345 + Daftar Pustaka + kuesioner Hub Segera : 081225300100 pin : 527B6FC1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa remaja merupakan suatu fase pertumbuhan dan perkembangan antara masa anak dan masa dewasa. Dalam periode ini terjadi perubahan yang sangat pesat dalam dimensi fisik, mental dan sosial. Masa ini juga merupakan periode pencarian identitas diri, sehingga remaja sangat mudah terpengaruh oleh lingkungan. Umumnya proses pematangan fisik lebih cepat dari pematangan psikososial karena itu seringkali terjadi ketidakseimbangan yang menyebabkan remaja sangat sensitif dan rawan terhadap stres. Perkembangan fisik dan kematangan seksualnya mengalami perubahan yang sangat pesat, keadaan ini merupakan salah satu penyebab atau alasan bagi remaja untuk mencoba bereksperimen dengan aktivitas seksual yang tidak aman.(1)
Masalah seksualitas selalu menjadi topik menarik dikalangan remaja, hal ini terkait adanya perubahan yang besifat revolusioner (perubahan / atau putaran) melihat perilaku seksual yang dialami oleh remaja masa kini. Hasil polling media masa menunjukkan adanya kecenderungan sifat permisif (memperbolehkan) remaja terhadap perilaku seksual bebas atau perilaku seksual diluar nikah. Menurut dr. Boyke kehidupan seks bebas dikalangan remaja, itu semata-mata karena faktor ketagihan, terutama akibat timbulnya persepsi bahwa melakukan hubungan seks sudah biasa. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan remaja mengenai kesehatan reproduksi yang sehat.(2)
Kesehatan reproduksi bagi remaja sangat penting, oleh karena itu para remaja perlu ditingkatkan pengetahuannya agar nantinya dapat mewujudkan suatu keluarga yang berkualitas. Kesehatan reproduksi remaja merupakan kondisi kesehatan pada remaja khususnya yang menyangkut masalah reproduksi manusia dan kesiapannya sudah dimulai sejak masa remaja dengan ditandai datangnya haid pertama pada remaja perempuan dan mimpi basah pada laki-laki.(3)
Hambatan utama yang dialami remaja untuk memperoleh informasi kesehatan reproduksi dan seksual secara benar dan bertanggung jawab yaitu dikalangan sekolah dan masyarakat, faktor sosial budaya dan agama masih menempatkan pendidikan kesehatan reproduksi dan seksual sebagai hal yang ditabukan. Faktor penyebab lain yang membuka peluang bagi remaja untuk terjebak pada tindakan yang merugikan kesehatan reproduksi adalah tekanan ekonomi, hukum dan kebijakan yang tidak memihak pada remaja. Dengan demikian maka remaja perlu diberikan pendidikan seks sejak dini, agar mereka mendapatkan informasi yang benar.(4)
Pendidikan seks di Indonesia masih mengundang kontoversi. Masih banyak anggota masyarakat yang belum menyetujui pendidikan seks di rumah maupun di sekolah. Dampak yang bisa terjadi antara lain memilih tontonan TV yang mengandung unsur pornografi yang digambarkan dalam film maupun video.(5)
Survei Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Jawa Tengah pada tahun 2012 yang bertujuan untuk mengetahui pemahaman dan perilaku seks kalangan pelajar di Semarang dengan melibatkan 1.355 responden yang terdiri dari siswa siswi SMA dan SMK di Semarang, menunjukkan hasil sekitar 29% siswa SMA dan SMK setuju hubungan seks pranikah. Dari survei itu juga terungkap bahwa gaya berpacaran 170 (12,54%) siswa kurang baik. Di dalam menjalani hubungan, ada tindakan melecehkan pasangan, kekerasan fisik atau psikis, serta tidak menghormati pasangan.(6)
Survei tersebut yang dilakukan terhadap remaja berusia 18-24 tahun juga mengungkap bahwa 1.624 (75,2%) remaja dari 2.159 responden memiliki perilaku seks berisiko, pacaran yang mereka lakukan disertai ciuman, petting (menyentuh dan memijit daerah rangsangan seksual), bahkan sudah melakukan hubungan seks di luar nikah. Sisanya, menggambarkan hubungan pacaran yang tidak berisiko.(6)
Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan tahun 2009 oleh Irmawanti Cahya Dewi (7) dengan judul Studi Deskriptif Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja Tentang Hubungan Seksual Pranikah pada Siswa Kelas XI di SMA Negeri 1 Ngawen Blora di peroleh hasil 2% siswa sudah pernah melakukan hubungan seksual pranikah dan 83% siswa mempunyai tingkat pengetahuan baik tentang seks pranikah.(7)
Bardasakan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di SMK Visi Media Indonesia Ungaran Desember 2013, dari 15 siswa yang peneliti wawancarai tentang tingkat pengetahuan remaja tentang seks pranikah hanya 5 orang dari mereka yang mengetahui tentang seks pranikah secara umum yaitu seks pranikah tidak diperbolehkan dan mereka mengetahui dampak dari perilaku seks pranikah. Informasi tentang seks pranikah yang didapat dari siswa hanya dari internet, mengingat letak SMK Visi Media Indonesia Ungaran yang strategis yaitu dikota Ungaran, sehingga para remaja mudah menyerap dan menerima budaya-budaya baru yang menjadi trend dikalangan anak remaja yaitu budaya pacaran dan melakukan hubungan seksual pranikah. Disamping itu, didalam kurikulum pelajaran kejuruan di SMK Visi Media Indonesia tidak memuat /membahas tentang pendidikan seks. SMK Visi Media Indonesia Ungaran baru berdiri selama 3 tahun dan menurut pernyataan kepala sekolah, SMK Visi Media Indonesia sebelumnya belum pernah diadakan penelitian kesehatan reproduksi tentang seks pranikah.
Untuk itu peneliti tertarik mengadakan penelitian mengenai “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Reproduksi Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Siswa Kelas X dan XI Tentang Seks Pranikah di SMK ”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut :
“Adakah Pengaruh Pendidikan Kesehatan Reproduksi Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Siswa Kelas X dan XI Tentang Seks Pranikah di SMK ?”
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Pengaruh Pendidikan Kesehatan Reproduksi Terhadap Pengetahuan dan Sikap Siswa Kelas X Dan XI Tentang Seks Pranikah di SMK Visi Media Indonesia Ungaran”
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui karakteristik responden yang meliputi umur, jenis kelamin di kelas X dan XI SMK Visi Media Indonesia Ungaran
b. Mengetahui tingkat pengetahuan siswa kelas X dan XI tentang seks pranikah sebelum diberikan pendidikan kesehatan reproduksi di SMK
c. Mengetahui tingkat pengetahuan siswa kelas X dan XI tentang seks pranikah sesudah diberikan pendidikan kesehatan reproduksi di SMK Visi Media Indonesia Ungaran
d. Mengetahui sikap siswa kelas X dan XI tentang seks pranikah sebelum diberikan pendidikan kesehatan reproduksi di SMK
e. Mengetahui sikap siswa kelas X dan XI tentang seks pranikah sesudah diberikan pendidikan kesehatan reproduksi di SMK
f. Menganalisis pengaruh pendidikan kesehatan reproduksi tentang seks pranikah terhadap perubahan pengetahuan siswa kelas X dan XI SMK
g. Menganalisis pengaruh pendidikan kesehatan reproduksi tentang seks pranikah terhadap perubahan sikap siswa kelas X dan XI SMK
D. Manfaat
1. Bagi Peneliti
Mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap remaja tentang seks pranikah dan dapat dijadikan dasar untuk melakukan rencana tindak lanjut dari hasil penelitian berupa memberikan pendidikan kesehatan reproduksi kepada remaja
2. Bagi Institusi Kesehatan
Mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap remaja tentang seks pranikah dan dapat dijadikan dasar untuk melakukan rencana tindak lanjut dari hasil penelitian berupa memberikan pendidikan kesehatan reproduksi kepada remaja, ke sekolah-sekolah (SMP, SMA) dan dapat dijadikan sebagai program rutin yang dilakukan oleh institusi kesehatan.
3. Bagi Remaja dan Masyarakat
Remaja dapat menambahkan pengetahuannya tentang pendidikan kesehatan reproduksi seks pranikah serta mengerti dan memahami akan resiko dari penyimpangan seks pranikah.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian ini adalah benar-benar penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan metode kuantitatif. Sepanjang pengetahuan penulis, penelitian sejenis yang pernah dilakukan adalah sebagai berikut :
No. Judul NamaPeneliti Metode yang digunakan Tujuan Hasil
1 2 3 4 6
1. Tingkat PengetahuanRemaja Tentang Seks Pranikah di SMA Nadlatul Ulama I Kendal
Akhadiyah Nuyani
(2009) Deskriptif Untuk mengetahui bagaimana cara siswa kelas X memperoleh informasi mengenai seks pranikah dan tingkat pengetahuan siswa kelas X mengenai seks pranikah di SMA Nadlatul Ulama I Kendal Tingkat pengetahuanremaja tentang seks pranikah berdasarkan tingkat umur adalah siswa yang sudah berumur 16 tahun yaitu 82,1% dan berdasarkan jenis kelamin yang tingkat pengetahuannya lebih tinggi adalah siswa perempuan.
2. Studi Deskriptif Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja Tentang Hubungan Seksual Pranikah Pada Siswa Kelas XI di SMA Negeri 1 Ngawen Blora Irmawanti Cahya Dewi
(2009) Deskriptif Mendiskripsikan pengetahuan kesehatan reproduksi remaja tentang hubungan seksual pranikah pada siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Ngawen Blora Dari 150 responden terdapat 128 orang (85,3%) yang mempunya tingkat pengetahuanbaik tentang hubungan seksual pranikah.
Perbedaan penelitian yang lalu dengan yang dilakukan peneliti saat ini adalah peneliti menggunakan metode kuantitatif. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian one group pretest-posttest design, dimana dalam design penelitian ini responden sebelumnya diberikan pretest kemudian diberi perlakuan berupa pendidikan kesehatan dan setelah adanya perlakuan responden diberikan posttest.
Minggu, 31 Mei 2015
KTI KEBIDANAN 2015 : TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG SEKS PRANIKAH DI SMK VISI MEDIA INDONESIA UNGARAN
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar