Senin, 06 Juli 2015

KTI DIV KEBIDANAN 2015 : HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH BIOSTATISTIK PADA MAHASISWA D IV KEBIDANAN STIKES

MURAH DAN LENGKAB UNTUK REFERENSI BAB 12345+ DAFTAR PUSTAKA + OLAH DATA MURAH HUB : Nurul Hp. 081225300100

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Perkembangan yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi.Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan.Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (Undang-Undang RI nomor 12 tahun 2012 tentang pendidikan tinggi). Menurut Auliyawati (2008), pendidikan pada tiap tingkatan mempunyai tujuan agar mempersiapkan peserta didik agar mempunyai kemampuan dalam melanjutkan tingkat pendidikan ketingkat selanjutnya. Salah satu usaha untuk mewujudkan kemampuan mahasiswa tersebut adalah dengan penguasaan mereka terhadap setiap materi yang diberikan. Berkaitan dengan kegiatan belajar, motivasi sangat penting peranannya.Motivasi dikatakan penting tidak hanya bagi pelajar, tetapi juga bagi pendidik, dosen, maupun karyawan sekolah, karyawan perusahaan (Prawira, 2012). Motivasi sebagai motor penggerak dalam diri seseorang atau kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu demi tercapainya tujuan. Sedangkan motivasi belajar merupakan keseluruhan penggerak dalam diri anak yang mampu menimbulkan kesemangatan atau kegairahan dalam belajar. Mahasiswa yang tidak memiliki motivasi belajar tidak mungkin melakukan aktivitas belajar, dan perbuatan belajar akan terwujud apabila ada motivasi belajar dari dalam diri mahasiswa. Selain motivasi dari dalam diri mahasiswa, motivasi diluar diri mahasiswa juga perlu dibangkitkan oleh dosen dengan cara menginformasikan tujuan pembelajaran, memberi dorongan, memberi rangsangan, mengevaluasi dan umpan balik, selain itu juga mampu membangkitkan mahasiswa untuk meningkatkan pengetahuanmahasiswa terhadap materi yang telah diajarkan. Motivasi penting dalam menentukan seberapa banyak mahasiswa akan belajar dari suatu kegiatan pembelajaran atau seberapa banyak menyerap informasi yang disajikan kepada mereka. Mahasiswa yang termotivasi untuk belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari materi itu, sehingga mahasiswa itu akan menyerap dan mengendapkan materi itu dengan lebih baik.Motivasi juga dapat dikatakan sebagai perbedaan antara dapat melaksanakan dan mau melaksanakan.Motivasi lebih dekat pada mau melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan (B. Uno,2011). Menurut Maslow (dalam Syaiful, 2008),Tingkah laku manusia dibangkitkan dan diarahkan oleh kebutuhan-kebutuhan tertentu, seperti kebutuhan fisiologis, rasa aman, rasa cinta, penghargaan aktualisasi diri, mengetahui dan mengerti, dan kebutuhan estetik.Kebutuhan-kebutuhan inilah yang mampu memotivasi tingkah laku individu.Seseorang yang melakukan aktivitas belajar secara terus menerus tanpa motivasi dari luar dirinya merupakan motivasi instrinsik yang sangat penting dalam aktivitas belajar.mempunyai keinginan untuk belajar, dorongan dari luar dirinya merupakan motivasi ekstrinsik yang diharapkan.Oleh karena itu, motivasi ekstrinsik diperlukan bila motivasi instrinsik tidak ada dalam diri seseorang sebagai subjek belajar. Pengukuran keberhasilan belajar mahasiswa dapat ditentukan dengan mengukur ranah mahasiswa itu sendiri, baik dari ranah cipta, ranah rasa, ranah karsa, yang biasa dikenal dengan ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.Prestasi belajar dapat ditunjukkan pada mahasiswa bagaimana pengetahuan atau kecakapan tertentu mempengaruhi dirinya, melayani tujuan-tujuannya, dan memuaskan kebutuhan-kebutuhannya, bila mahasiswa menyadari bahwa belajar merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan yang dianggap penting dan bila mahasiswa melihat bahwa hasil dan pengalaman belajar akan membawa kemajuan pada dirinya, ia akan lebih berminat untuk mempelajarinya (Slameto, 2003). Menurut Wlodkowsky (dalam Sugihartono dkk, 2007), Motivasi adalah suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu dan yang memberi arah dan ketahanan pada tingkah laku tersebut.Motivasi belajar yang tinggi tercermin dari ketekunan yang tidak mudah patah untuk mencapai sukses meskipun dihadang oleh berbagai kesulitan.Adapun ciri-ciri mahasiswa yang termotivasi belajar untuk berprestasi antara lain tekun, ulet menghadapi kesulitan, menunjukan minat terhadap bermacam-macam masalah, lebih senang bekerja sendiri, cepat bosan dengan tugas, dapat mempertahankan pendapat, senang mencari dan memecahkan masalah. Biostatistik merupakan salah satu mata kuliah yang diajarkan pada mahasiswa DIV Kebidanan .Dari nilai yang didapatkan oleh seluruh mahasiswa DIV Kebidanan , biostatistik adalah mata kuliah yang mendapatkan peringkat tertinggi mahasiswa melakukan remedial dibandingkan beberapa mata kuliah lainnya.Hal ini dikarenakan terdapat hambatan-hambatan selama pembelajaran, salah satunya adalah motivasi mahasiswa untuk mengikuti pembelajaran mata kuliah tersebut.Motivasi mahasiswa ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti mahasiswa kesulitan dalam menangkap pemahaman tentang materi-materi yang diajarkan dosen, mahasiswa pada dasarnya tidak menyukai perhitungan, dan mahasiswa merasa malas untuk mengikuti perkuliahan. Berdasarkan dari hasil wawancara yang peneliti lakukan kepada 10 mahasiswa, 4 dari 10 (40%) mahasiswa mengatakan termotivasi dalam mengikuti perkuliahan biostatistik dengan alasan bahwa biostatistik merupakan mata perkuliahan yang menyenangkan karena dari awal mereka menyukai matematika dan mereka mudah menangkap materi yang diajarkan, dan 6 dari 10 (60%) mahasiswa mengatakan kurang termotivasi dalam mengikuti perkuliahan biostatistik dengan alasan mereka merasa kesulitan dalam mempelajari biostatistik dan diantaranya merasa malas.Dengan jumlah kehadiran saat perkuliahan dari masing-masing mahasiswa diatas 75% dari total kehadiran. Hasil prestasi belajar mahasiswa D IV Kebidanan pada mata kuliah biostatistik dengan jumlah total 84 mahasiswa yang mendapatkan nilai A sebanyak 6 mahasiswa, yang mendapatkan nilai B sebanyak13mahasiswa, dan yang mendapatkan nilai C sebanyak 65mahasiswa. Hasil ujian akhir semester I mata kuliah biostatistik yang telah dilakukan, mahasiswa dengan jumlah 65mahasiswa mengikuti perbaikan atau remedial dan dari mata kuliah yang lainnya biostatistik merupakan mata kuliah yang paling banyak mahasiswa yang mengikuti remedial. Berdasarkan uraian tersebut diatas, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH BIOSTATISTIK PADA MAHASISWA D IV KEBIDANAN STIKES.” B. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang masalah maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara motivasi dengan prestasi belajar mata kuliah biostatistik pada mahasiswa D IV Kebidanan STIKESNgudi Waluyo Ungaran”. C. Tujuan penelitian 1. Tujuan umum Untuk mengetahui adanya hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mata kuliah biostatistik pada mahasiswa D IV Kebidanan STIKESNgudi Waluyo Ungaran. 2. Tujuan khusus a. Mendiskripsikan motivasi mahasiswa D IV Kebidanan STIKES terhadap mata kuliah biostatistik. b. Mendiskripsikan prestasi belajar mahasiswa D IV Kebidanan STIKES terhadap mata kuliah biostatistik. c. Menganalisa hubungan antara motivasi dengan prestasi belajar mata kuliah biostatistik pada mahasiswa D IV Kebidanan STIKES. D. Manfaat penelitian 1. Bagi dosen Memberikan gambaran tentang motivasi mahasiswa dalam mengikuti mata kuliah tersebut, sehingga dapat mengetahui permasalahan yang ada dan dapat memberikan solusi untuk mengatasinya, agar mahasiswa tertarik dengan cara mengajar dosen sehingga meningkatkan motivasi dalam mata kuliah tersebut yang akan berpengaruh pada prestasi belajar. 2. Bagi institusi pendidikan Memberikan masukan data sehingga dapat diketahui permasalahan yang ada mengenai motivasi belajar mahasiswa terhadap prestasi belajarnya, sehingga dapat ditemukan penyelesaiannya untuk memperbaiki pada angkatan mahasiswa berikutnya. 3. Bagi mahasiswa Memberikan gambaran pada mahasiswa tentang motivasi mahasiswa agar dapat lebih mempersiapkan diri dan meningkatkan minat dan motivasinya dalam mata kuliah tersebut, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar yang diperolehnya. 4. Bagi peneliti Mampu menyusun sebuah karya ilmiah dan menerapkan apa yang telah diperoleh di bangku kuliah dalam kehidupan nyata sehingga pemahaman materi kuliah akan semakin baik. 5. Bagi pembaca Memberikan gambaran secara umum mengenai motivasi mahasiswa terhadap prestasi belajar sehingga akan menambah wawasan dan pengetahuan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Belajar a. Definisi Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami mahasiswa, baik ketika berada di sekolah maupun di lingkungannya sendiri. Kekeliruan atau ketidaklengkapan persepsi mereka terhadap proses belajar dan hal-hal yang berkaitan dengannya mungkin akan mengakibatkan kurang bermutunya hasil pembelajaran yang dicapai peserta didik (Syah, 2010). Slameto (2010), mengatakan belajar secara psikologi merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam segala aspek tingkah laku, sehingga dapat disimpulkan definisi belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan sebagainya (Sardiman, 2011). Winkel (2004), merumuskan belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas. b. Tujuan belajar Jika ditinjau secara umum, maka tujuan belajar terdiri atas tiga jenis, antara lain adalah 1) Untuk mendapatkan pengetahuan Hal ini ditandai dengan kemampuan berfikir. Pemikiran, pengetahuan dan kemampuan berfikir sebagai bagian yang tidak bida dipisahkan. Dengan kata lain, tidak dapat mengembangkan kemampuan berfikir tanpa bahan pengetahuan, sebaliknya kemampuan berfikir akan memperkaya pengetahuan. Tujuan ini lah yang memiliki kecenderungan lebih besar perkembangannya di dalam kegiatan belajar. Adapun jenis interaksi atau cara yang digunakan untuk kepentingan pada umumnya dengan model kuliah (presentasi), pemberian tugas-tugas sehingga dengan cara demikian diharapkan akan menambah pengetahuannya dan sekaligus akan mencarinya sendiri untuk mengembangkan cara berfikir dalam rangka memperkaya pengetahuan. 2) Perumusan konsep dan keterampilan Merumuskan konsep juga merupakan suatu keterampilan. Keterampilan memang dapat dididik, yaitu dengan banyak melatih kemampuan. Demikian juga mengungkapkan perasaan melalui bahasa tulis atau lisan, bukan soal kosa kata atau tata bahasa, semua memerlukan banyak latihan. Interaksi yang mengarah pada pencapaian keterampilan itu akan menuruti kaidah-kaidah tertentu dan bukan semata-mata hanya menghafal atau meniru. Cara berinteraksi, misalnya dengan metode role playing. 3) Pembentukan sifat Dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi anak didik, peran tenaga pendidik sangat penting. Untuk itu dibutuhkan kecakapan dalam mengarahkan motivasi dan berfikir dengan tidak lupa menggunakan pribadi tenaga pendidik sebagai contoh atau model (Sardiman, 2011). c. Prinsip belajar Prinsip belajar menurut teori Gastalk dalam psikologi belajar (Djamarah, 2008), yaitu : 1) Belajar berdasarkan keseluruhan 2) Belajar adalah suatu proses perkembangan 3) Anak didik sebagai organism 4) Terjadi transfer 5) Belajar harus dengan insight 6) Belajar adalah reorganisasi pengalaman Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009), prinsip belajar adalah 1) Perhatian dan motivasi 2) Keaktifan 3) Keterlibatan langsung atau pengalaman 4) Pengulangan belajar 5) Balikan dan penguatan belajar 6) Perbedaan individu dalam perilaku belajar d. Jenis-jenis belajar Slameto (2010), menerangkan jenis-jenis belajar antara lain : 1) Belajar bagian (part learning, fractioned learning) 2) Belajar dengan wawasan (learning by insight) 3) Belajar diskriminatif (discriminative learning) 4) Belajar global/keseluruhan (global whole learning) 5) Belajar incidental (incidental learning) 6) Belajar instrument (instrumental learning) 7) Belajar intensional (intentional learning) 8) Belajar laten (latent learning) 9) Belajar mental (mental learning) 10) Belajar produktif (productive learning) 11) Belajar verbal (verbal learning) e. Faktor yang mempengaruhi belajar Belajar merupakan proses kegiatan untuk mengubah tingkah laku sehingga banyak faktor yang mempengaruhinya. Menurut Syah (2010), faktor-faktor yang mempengaruhi belajar yaitu : 1) Faktor yang berasal dari dalam individu a) Faktor fisiologis merupakan kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. b) Faktor psikologi merupakan faktor-faktor rohaniah individu yang pada umumnya dipandang lebih esensial adalah tingkat kecerdasan, sikap, bakat, minat dan motivasi individu. 2) Faktor yang berasal dari luar invidu a) Faktor sosial Lingkungan sekolah seperti guru, staf administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar mahasiswa. b) Faktor non sosial Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar. 2. Prestasi Belajar a. Definisi Prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai seseorang dalam usaha belajar sebagaimana dinyatakan dalam bentuk nilai. Prestasi ini merupakan suatu keberhasilan dari mahasiswa atau kemampuan seseorang dalam melakukan kegiatan belajarnya. Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi belajar merupakan hasil dari proses belajar (Slameto, 2010). Winkel (2004) mengatakan bahwa prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang mahasiswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. Maka prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. Nasution (1996) prestasi adalah kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang setelah ia melakukan perubahan belajar, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Prestasi belajar dapat diukur melalui tes yang sering dikenal dengan tes prestasi belajar. Azwar (2006), mengemukakan tentang tes prestasi belajar bila dilihat dari tujuannya yaitu mengungkap keberhasilan seseorang dalam belajar. Testing pada hakikatnya menggali informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Tes prestasi belajar berupa tes yang disusun secara terencana untuk mengungkap performasi maksimal subyek dalam menguasai baha-bahan atau materi yang telah diajarkan. Dalam kegiatan pendidikan formal tes prestasi belajar dapat berbentuk ulangan harian, tes formatif, tes sumatif, bahkan ebtanas dan ujian-ujian masuk perguruan tinggi. Hasil dari tes dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar mahasiswa. b. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar Pengertian prestasi belajar menurut para ahli tidak selalu berputar pada aspek kecerdasan dan bakat, namun demikian tidak juga meninggalkan kedua aspek tersebut. kecerdasan dan bakat memiliki pengaruh terhadap prestasi belajar namun tidak mutlak. Dalam beberapa kasus besarnya kecerdasan dan bakat tidak berbanding lurus dengan prestasi belajar karena prestasi belajar dipengaruhi oleh banyak mahasiswa. Syah (2010), mengungkapkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, yaitu sebagai berikut : 1) Faktor internal Faktor internal merupakan faktor yang timbul dari dalam individu itu sendiri, adapun yang tergolong kedalam faktor internal yaitu : a) Kecerdasan/intelegensi Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi, intelegensi yang normal selalu menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya. Adakalanya perkembangan ini ditandai oleh kemajuan-kemajuan yang berbeda antara satu orang dengan orang yang lainnya, sehingga seseorang pada usia tertentu sudah memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kawan sebayanya. Oleh karena itu jelas bahwa faktor intelegensi merupakan suatu hal yang tidak diabaikan dalam kegiatan belajar. Kecerdasan merupakan salah satu aspek yang penting dan sangat menentukan berhasil tidaknya studi seseorang. Kalau seseorang mempunyai tingkat kecerdasan normal atau diatas normal maka secara potensial dapat mencapai prestasi yang tinggi. b) Bakat Bakat diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan latihan. Dari pendapat tersebut jelas bahwa tumbuhnya keahlian tertentu pada seseorang sangat ditentukan oleh bakat yang dimilikinya sehubung dengan bakat ini dapat mempunyai tinggi rendahnya prestasi belajar bidang-bidang studi tertentu. Dalam proses belajar terutama belajar keterampilan, bakat memegang peranan penting dalam mencapai suatu hasil akan prestasi yang baik. c) Minat Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenai beberapa kegiatan. Kegiatan yang dimiliki seseorang diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa sayang. Menurut Winkel (2004), minat merupakan kecenderungan yang menetap dalam subyek untuk merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu. Berdasarkan pendapat tersebut, jelas bahwa minat besar pengaruhnya terhadap belajar atau suatu kegiatan. Bahkan pelajaran yang mempengaruhi minat seseorang lebih mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan belajar. Minat belajar yang telah dimiliki seseorang merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar. Apabila seseorang mempunyai minat yang tinggi terhadap suatu hal maka akan terus berusaha untuk melakukan sesuatu sehingga apa yang diinginkannya dapat tercapai sesuai dengan keinginannya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar