Minggu, 05 Juli 2015

KTI KEBIDANAN 2015 : GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN GIZI IBU HAMIL PADA IBU HAMIL KEK

SKRIPSI KEBIDANAN MURAH Rp. 25.000 LENGKAP BAB 12345+ daftar pustaka + kuesioner berminat Hub : 081225300100

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Status gizi ibu hamil adalah suatu keadaan keseimbangan dalam tubuh ibu hamil sebagai akibat pemasukan konsumsi makanan dan penggunaan zat, zat gizi yang digunakan oleh tubuh untuk kelangsungan hidup dalam mempertahankan fungsi-fungsi organ tubuh (Supariasa, 2001). Status gizi ibu hamil sangat mempengaruhi pertumbuhan janin dalam kandungan, apabila status gizi ibu buruk, baik sebelum kehamilan atau pada saat kehamilan akan menyebabkan berat badan lahir rendah (BBLR). Disamping itu akan mengakibatkan terlambatnya pertumbuhan otak janin, anemia pada bayi ban lahir, bayi baru lahir mudah terinfeksi, abortus dan sebagainya. Kondisi anak yang terlahir dari ibu yang kekurangan gizi dan hidup dalam lingkungan yang miskin akan menghasilkan generasi kekurangan gizi dan mudah terkena penyakit infeksi. Keadaan ini biasanya ditandai dengan berat dan tinggi badan yang kurang optimal (Supariasa, 2001). Menurut Pudjiati (2005 dalam buku Sulistyoningsih, 2011), selama kehamilan ibu akan mengalami penambahan berat badan sekitar 10-12 kg, sedangkan ibu hamil dengan tinggi badan kurang dari 150 cm cukup sekitar 8,8-13,6 kg. Pada trimester II dan III pertambahan berat badan sekitar 0,34-0,5 kg tiap minggu. Ibu yang sebelum hamil memiliki berat normal kemungkinan tidak memiliki masalah dalam konsumsi makan setiap hari, namun penambahan berat badannya harus dipantau agar selama hamil tidak mengalami kekurangan atau sebaliknya kelebihan (Sulistyoningsih, 2011). Masalah gizi dalam kehamilan yang dihadapi masyarakat Indonesia adalah KEK pada ibu hamil, dimana hal ini disebabkan oleh pengetahuan gizi terhadap ibu hamil yang kurang, ketidakmampuan keluarga dalam menyediakan makanan bergizi dan kurangnya kesadaran pada ibu hamil untuk mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang. Gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang dikandung (Waryono, 2010,hal.45). Ibu hamil yang menderita KEK mempunyai resiko kematian mendadak pada masa perinatal atau resiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), kematian saat persalinan, perdarahan, pasca persalinan yang sulit karena lemah dan mudah mengalami gangguan kesehatan (Waryono, 2010,hal.46). Kekurangan Energi Kronik adalah keadaan dimana ibu menderita keadaan kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronis) yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu (Depkes, 2007).Ibu hamil yang menderita KEK mempunyai resiko kesakitan yang lebih besar untuk melahirkan bayi dengan BBLR, kematian saat persalian, perdarahan pasca persalianan dan mudah mengalami gangguan kesehatan (Depkes, 2007). Organisasi kesehatan dunia WHO, melaporkan bahwa prevelensi anemia pada kehamilan secara global 55%. Kebanyakan dan kasus tersebut karena ibu Kekurangan Energi Kronik (KEK) yang menyebabkan status gizinya berkurang (WHO,2005). Prevalensi kurang energi kronik (KEK) untuk Negara-negara berkembang berkisar 15%-47%. Secara nasional kejadian KEK di Indonesia sekitar 17,2%. Sedangkan tingkat provinsi Jawa Tengah 12,7% (Riskedas,2010). Puskesmas Guntur 2 pada tahun 2011 terdapat ibu hamil dengan KEK sebanyak 65 orang dari 695 ibu hamil, dan pada tahun 2012 ibu hamil dengan KEK mengalami peningkatan menjadi 75 orang dari 720 ibu hamil.Berdasarkan penjabaran diatas maka peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul "Gambaran Tingkat Pengetahuan Gizi Ibu Hamil Pada Ibu Hamil KEK di Puskesmas Guntur 2 Kabupaten Demak”. Bila ibu mengalami kekurangan gizi selama hamil akan menimbulkan masalah, baik pada ibu maupun janin. Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu. Kekurangan gizi pada janin dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan kegururan, abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra partum (mati dalam kandungan), lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Berdasarkan penelitian (Kristiyanasari, 2010), faktor-faktor yang mempengaruhi KEK yaitu usia, pekerjaan, pendapatan, pola makan, dan pengetahuan. Berdasarkan penjabaran diatas maka peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul "Gambaran Tingkat Pengetahuan Gizi Ibu Hamil Pada Ibu Hamil KEK di Puskesmas xxxxxx". B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang, maka perumusan masalahnya adalah "Bagaimana gambaran tingkat pengetahuan gizi ibu hamil pada ibu hamil KEK di Puskesmas xxxxx?" C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan gizi ibu hamil pada ibu hamil KEK di Puskesmas Guntur 2 Kabupaten Demak. 2. Tujuan khusus a. Menggambarkan tingkat pengetahuan tentang gizi ibu hamil pada ibu hamil KEK. b. Menggambarkan tingkat pengetahuan tentang pengertian gizi ibu hamil. c. Menggambarkan tingkat pengetahuan tentang kebutuhan gizi ibu hamil. d. Menggambarkan tingkat pengetahuan tentang kebutuhan gizi sesuai usia ibu hamil. e. Menggambarkan pengertian KEK pada ibu hamil. f. Menggambarkan faktor penyebab KEK pada ibu hamil. g. Menggambarkan pengaruh KEK pada ibu hamil. h. Menggambarkan cara mengukur KEK padaibu hamil. i. Menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi gizi ibu hamil. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Instansi Kesehatan Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi dan data awal penyusunan untuk perencanaan kegiatan atau pelaksanaan upaya perbaikan gizi di wilayah kerja Puskesmas Guntur 2 Kabupaten Demak. 2. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi untuk menambah wawasan bagi para pembaca serta dapat dikembangkan pada penelitian selanjutnya terutama permasalahan KEK pada ibu hamil. 3. Bagi Peneliti Diharapkan dapat menmbah wawasan bahan masukan dan pengetahuan bagi peneliti tentang kejadian KEK khususnya yang berhubungan dengan usia, paritas pendapatan dan tingkat pengetahuan dan menerapkan ilmu yang sudah didapat. 4. Bagi Masyarakat Diharapkan dapat digunakan sebagai informasi yang penting terutama bagi ibu-ibu hamil akan pentingnya gizi dalam kehamilan.   E. Keaslian Penelitian Nama Peneliti Judul Variabel penelitian Jenis dan rancangan penelitian Hasil penelitian Perbedaan Ulya Ulfiana (2009) Hubungan status ekonomi keluarga dengankejadian kurang energi kronik pada ibu hamil di Puskesmas Kedung I Kabupaten Jepara Tahun 2009 1. Status ekonomi 2. Kejadian KEK pada ibu hamil Analisis korelasi dengan pendekatan cross sectional Ada hubungan status ekonomi keluarga dengan kejadian KEK (p=0,029) a. Judul penelitian b. Jumlah variable c. Waktu dan tempat Karsanah (2011) Gambaran tingkat pengetahuan dan status gizi ibu hamil di Puskesmas Bonang I Kecamatan Bonang Kabupaten Demak a. Tingkat Pengtahuan b. Status Gizi Ibu Hami Deskriptif kuantitatif Menggambarkan tingkat pengetahuan dan status gizi ibu hamil di puskesmas I Kecamatan xxxxxxx Penelitian gambaran tingkat pengetahuan dan perilaku ibu hamil tentang kebutuhan nutrisi selama kehamilan. Waktu dan tempat penelitian dilaksanakan pada bulan Februari- Mei 2013 di BPS xxxxxxx. Variabelpada penelitianini adalah tingkat pengetahuan dan perilaku. Jenis analisa yang digunakan deskripti kuantitatif. Dina Ratna M (2012) Gambaran karakteristik dan tingkat pengetaghuan tentang gizi Karakteristik Tingkat pengetahuan Deskriptif kuantitatif Menggambarkan karakteristik dan tingkat pengetahuan tentang gizi ibu hamil Penelitian gambaran tingkat pengetahuan dan perilaku ibu hamil tentang kebutuhan nutrisi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kehamilan a. Pengertian Kehamilan adalah suatu proses alami yang terjadi dalam rahim wanita. Diawalin dengan pertemuan sel telur dan sperma. Kemudian tumbuh dan berkembang organ demi organ lengkap dengan segala fungsi masing-masing, dan siap dilahirkan pada minggu ke-40 (Lutfiatus Solihah 2008:50). Kehamilan ada sebuah anugrah tak ternilai bagi seorang ibu yang dimulai dengan pembuahan dan berakhir dengan kelahiran seorang anak yang sangat membahagiakan bagi keluarga (Kusumawati 2008:9). Kehamilan merupakan waktu transisi, yakni suatu masa antara kehidupan sebelum memiliki anak yang sekarang berada dalam kandungan dan kehidupan nanti setelah anak tersebut lahir (Helen Varney 2006 : 501). Kehamilan adalah anugerah untuk pasangan suami istri. Pola dan gaya hidup tepat dapat membantu kehamilan aman dan berkualitas, juga dapat mencegah komplikasi yang dapat menyebabkan kematian ibu maupun bayi (Nadesul, 2001). Kesehatan sangatlah penting bagi ibu hamil, kesehatan tersebut dapat diperoleh salah satunya dengan pola hidup sehat diantaranya adalah pemenuhan gizi pada kehamilan, menurut Terish Booth (dalam, artikel Aninda, 2007) tujuan dari Pola Hidup Sehat selama hamil adalah : 1) Ibu dapat tidur dengan nyenyak 2) Dapat melakukan kegiatan sehari-hari dengan baik 3) Berfikiran positif dan sehat 4) Ibu dapat merasa damai dan tentram 5) Ibu memiliki penampilan yang sehat dan percaya diri 6) Mendapat kehidupan dan interaksi sosial yang baik 7) Menghemat pengeluaran untuk biaya kesehatan dan terhindar dari Penyakit b. Pemeriksaan Kehamilan Kunjungan antenatal untuk pemantauan dan pengawasan kesejahteraan ibu dan anak minimal 4 kali selama kehamilan yaitu trisementer pertama (<14 minggu) 1 kali kunjungan, trisemester dua (14-28 minggu) 1 kali kunjungan dan trimester tiga (28-36 minggu) 2 kunjungan (Sahnah, 2006). Walaupun demikian disarankan kepada ibu hamil untuk memeriksakan kehamilan dengan jadwal sebagai berikut, sampai dengan kehamilan 28 minggu periksa 4 minggu sekalli, kehamilan 28-36 minggu periksa 2 minggu sekali, kehamilan 36-38 minggu 1 minggu sekali (Salmah, 2006) 2. Gizi Ibu Hamil a. Pengertian Gizi Gizi (Nutrition) adalah suatu proses organisme menggunakan makan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan, untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi, normal dari organ – organ, serta menghasilkan energi (Hariyani,2011:2). Gizi merupakan faktor penentu yang penting dari respon kekebalan tubuh. Kekurangan zat gizi mikroseperti seng, selenium, besi,tembaga, vitamin A, vitamin C, vitamin E, vitamin B-6, dan asam folat akan mempengaruhi respon kekebalan. (Hariyani,2011:9) Gizi adalah suatu proses organism menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat gizi yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi (Dewa Nyoman, dkk,2001:18). Saat hamil seseorang wanita memerlukan asupan gizi lebih banyak. Mengingat selain kebutuhan gizi tubuh, wanita hamil harus memberikan nutrisi yang cukup untuk sang janin masa kehamilan menjadi saat yang dinanti dan membahagiakan. Untuk menjaga kondisi tubuh tetap sahat dan buah hati berkembang normal, wanita hamil harus memiliki pola hidup yang sehat. Seperti makan makanan yang bergizi, cukup olahraga, istirahat, serta menghindari alkohol dan tidak merokok.Tentu dengan harapan janin dapat berkembang dengan normal dan terlahir dengan selamat dan sehat.Selain untuk mencukupi kebutuhan tubuh, ibu hamil juga harus mencukupi berbagai nutrisi dengan janin.Karenanya wanita hamil memerlukan Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang lebih tinggi dibandingkan wanita yang tidak sedang hamil. Kekurangan gizi selama kehamilan bias menyebabkan anemia gizi,anemi besi bayi lahir dengan berat hb rendah, bahkan bisa menyebabkan bayi lahir cacat dan KEK (Waryana,2010:37). b. Kebutuhan Gizi Ibu Hamil Pemenuhan gizi selama hamil sangat diperlukan oleh ibu hamil, ada beberapa kebutuhan ibu hamil yaitu : 1) Kebutuhan energi Selama hamil ibu membutuhkan tambahan energy/kalori untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, plasenta, jaringan payudara, dan cadangan lemak.Kebutuhan kalori kira-kira sekitar15% dari kalori normal. Tambahan energi yang diperlukan selama hamil yaitu 27.000-80.000 Kkal atau 100 Kkal/hari. Sedangkan energi yang dibutuhkan oleh janin sendiri untuk tumbuh dan berkembang adalah 50-95 Kkal/kg/hari atau sekitar 175-350 Kkal/hari pada janin dengan BB 3,5 kg. Pada awal kehamilan trimester pertama masih sedikit dan terjadi sedikit peningkatan pada trimester dua. Sumber energi bisa didapat dengan mengkonsumsi beras, jagung, gandum, kentang, ubi jalar, ubi kayu, dan sagu (Weni,2010:26-27). 2) Karbohidrat Karbohidrat berfungsi sebagai sumber energi, ibu hamil membutuhkan karbohidrat sekitar 1.500 kalori. Bahan makanan yang merupakan sumber kabohidrat adalah serelia (padi-padian) dan produk olahanya, juga kentang, umbi dan jagung. Namun tidak semua karbohidrat baik, maka ibu hamil harus bisa memilih yang tepat. Karbohidrat yang sebaiknya dikonsumsi adalah karbohidrat kompleks padi-padian yang tidak digiling. 3) Protein dan asam amino Protein digunakan untuk proses pertumbuhan dan perkembangan janin, protein memiliki peranan penting. Selama kehamilan terjadi peningkatan protein yang signifikan yaitu 68%. Peran protein selama proses kehamilan diantaranya yatu selain untuk pertumbuhan dan perkembangan janin juga untuk pembentukan plasenta dan cairan amnion, pertumbuhan jaringan maternal seperti pertumbuhan mammae ibu dan jaringan uterus, dan penambahan volume darah. Kebutuhan akan protein selama kehamilan tergantung pada usia kehamilan. Total protein protein fetal yang diperlukan selama masa gestasi berkisar antara 350-450 gram. Pada trimester pertama kurang dari 6 gram tiap hari sampai trimester kedua, protein yang diperlukan dan asam amino yang esensial sangat diperlukan pada trimester awal ini. Pada usia 20 minggu, fetus mulai menerima asam amino esensial dari ibu, namun asam amino non esensial (arginin dan kristinin) tidak dapat disintesis oleh fetus. Menurut WHO tambahan protein untuk ibu hamil adalah 0,7 gram/kg berat badan secara keseluruhan jumlah protein yang diperlukan oleh ibu hamil yaitu kurang lebih 60-76 gram setiap hari atau sekitar 925 gram dari total protein yang dibutuhkan selama kehamilan. 4) Lemak Asam lemak Eicosapentanoic Acid (EPA) dan Docosa hexanoik Acid (DHA) memainkan peranan penting untuk pertumbuhan dan perkembangan fetus, khususnya untuk mata dan otak. Pertumbuhan dan perkembangan janin selama dalam kandungan membutuhkan lemak sebagai sumber kalori utama.Lemak merupakan sumber tenaga yang vital dan untuk pertumbuhan jaringan plasenta. Pada kehamilan yang normal, kadar lemak dalam aliran darah akan meningkat pada akhir trimester III. Tubuh wanita hamil juga menyimpan lemak yang akan mendukung persiapan untuk menyusui setelah bayi lahir. Lemak dibutuhkan tubuh terutama untuk membentuk energi dan serat perkembangan system syaraf janin. Oleh karena itu, ibu hamil tidak boleh sampai kurang mengonsumsi lemak tubuh. Sebaliknya, bila asupanya berlebih dikhawatirkan berat badan ibu hamil akan meningkat tajam. Keadaan ini akan menyulitkan ibu hamil sendiri dalam menjalani kehamilan dan pasca persalinan. Karena itu ibu hamil dianjurkan makan makanan yang mengandung lemak tidak lebih dari 25% dari seluruh kalori yang dikonsumsi sehari (Weni,2010:31). 5) Vitamin dan mineral Diperlukan Vitamin dan mineral yang merupakan zat gizi penting selama hamil. Vitamin A dalam jumlah optimal diperlukan untuk pertumbuhan janin. Tidak kalah penting vitamin B dan B2 serta niasin yang diperlukan dalam proses metabolisme tubuh. Sedangkan vitamin B6 dan B12 berguna untuk Mengatur penggunaan protein oleh tubuh.Vitamin C penting untuk membantu penyerapan zat besi selama hamil untuk mencegah anemi. Untuk pembentukan tulang serta persendian janin diperlukan vitamin D yang membantu penyerapan kalsium. Kalsium penting untuk pertumbuhan tulang dan gigi janin. Zat kapur ini banyak terdapat pada susu dan olahanya serta kacang-kacangan. Sementara itu vitamin E diperlukan untuk pembentukan sel-sel darah merah serta melindungi lemak dari kerusakan. Asam folat dan seng penting untuk pertumbuhan saraf pusat sehingga konsumsi makanan yang banyak mengandung asam folat dapat mengurangi resiko kelainan susunan saraf pusat dan otak janin. Makanan yang kaya akan asam folat misalnya jeruk, pisang, brokoli, wortel, dan tomat. c. Kebutuhan Gizi Sesuai Usia Ibu Hamil Semakin muda dan semakin tua umur seorang ibu yang sedang hamil, akan berpengaruh terhadap kebutuhan gizi yang diperlukan. Umur muda perlu tambahan gizi yang banyak karena selain digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan dirinya sendiri juga harus berbagi dengan janin yang sedang dikandung.Sedangkan untuk umur yang tua perlu energi yang besar juga karena fungsi organ yang makin melemah dan diharuskan untuk bekerja maksimal maka memerlukan tambahan energy yang cukup guna mendukung kehamilan yang sedang berlangsung (Atikah,2009:53). Ibu hamil terlalu muda yaitu kurang dari 16 tahun dimana organ reproduksi belum siap untuk terjadinya pembuahan.Ibu hamil di atas 35 tahun. Faktor ini juga menjadi masalah karena dengan bertambahnya umur maka akan terjadi penurunan fungsi dari organ yaitu melalui proses penuaan. Adanya kehamilan membuat seorang ibu memerlukan ekstra energi untuk kehidupannya dan juga kehidupan janin yang sedang dikandungnya. Selain itu juga pada proses kelahiran dibutuhkan tenaga yang lebih besar lagi ditambah lagi kelenturan dan jalan lahir dengan bertambahnya umur keelastisannya juga semakin berkurang. Itulah mengapa ibu dengan umur yang tua sangat beresiko apabila ia hamil. d. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Gizi Ibu Hamil Beberapa faktor yang mempengaruhi gizi ibu hamil yaitu : 1) Kebiasaan dan pandangan wanita terhadap makanan. Wanita yang sedang hamil dan telah berkeluarga biasanya lebih memperhatikan akan gizi dari anggota keluarga yang lain. Padahal sebenarnya dirinya yang memerlukan perhatian yang serius mengenai penambahan gizi.Ibu harus teratur dalam mengonsumsi makanan yang bergizi demi pertumbuhan dan perkembangan. 2) Setatus ekonomi Ekonomi seseorang mempengaruhi dalam pemilihan makanan yang akan dikonsumsi sehari-harinya. Seorang yang dengan ekonomi yang tinggi kemudian hamil maka kemungkinan besar sekali gizi yang dibutuhkan tercukupi ditambah lagi dengan adanya pemeriksaan membuat gizi ibu semakin terpantau. 3) Pengetahuan zat gizi dalam makanan Pengetahuan yang dimiliki oleh seorang ibu akan mengetahui dalam pengambilan keputusan dan juga akan berpengaruh pada perilakunya. Ibu dengan pengetahuan gizi yang baik, kemungkinan akan memberikan gizi yang cukup bagi bayinya. Hal ini terlebih lagi kalau seseorang ibu tersebut memasuki masa ngidam, dimana perut rasanya tidak mau diisi, mual dan rasa yang tidak karuan. Walaupun dalam kondisi yang demikian jika seseorang memiliki pengetahuan yang baik maka ia akan berupaya untuk mengetahui kebutuhan gizinya dan juga bayinya. 4) Setatus kesehatan Setatus kesehatan seseorang kemungkinan sangat berpengaruh terhadap nafsu makannya. Seorang ibu dalam keadaan sakit otomatis akan memiliki nafsu makan yang berbeda dengan ibu yang dalam keadaan sehat. Namun ibu harus tetap ingat, bahwa gizi yang ia dapat akan dipakai untuk dua kehidupan yaitu bayi dan untuk dirinya sendiri. 5) Berat badan Berat badan seseorang ibu yang sedang hamil akan menentukan zat makanan yang diberikan agar kehamilannya dapat berjalan dengan lancar. 6) Umur Semakin muda dan semakin tua umur seorang ibu yang sedang hamil, akan berpengaruh terhadap kebutuhan gizi yang diperlukan. Umur muda perlu tambahan gizi yang banyak karena selain digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan dirinya sendiri juga harus berbagi dengan janin yang sedang dikandung. Sedangkan untuk umur yang tua perlu energi yang besar juga karena fungsi organ yang makin melemah maka memerlukan tambahan energi yang cukup guna memerlukan tambahan energi yang cukup guna mendukung kehamilan yang sedang berlangsung (Weni,2010:51). 7) Penilaian Status Gizi Penilaian status gizi wanita hamil antara lain memantau pertambahan berat badan selama hamil, mengukur Lingkar Lengan Atas (LILA), dan mengukur kadar Hb. Pertambahan berat badan selama hamil sekitar 10-12 kg, dimana pada trimester I pertambahan kurang dan 1 kg, trimester II sekitar 3 kg dan trimester III sekitar 6kg. Pertambahan berat badan ini sekaligus bertujuan memantau pertumbuhan janin. Pengukuran LILA dimaksut untuk mengetahui apakah seseorang menderita Kurang Energi Kronis (KEK), sedangkan pengukuran kadar Hb untuk mengetahui kondisi ibu apakah menderita anemia gizi (Waryana, 2010: 47). Pemilaian status gizi dapat dikelompokan sebagai berikut : a) Secara langsung Anthopometri Dari sudut pandang gizi, Anthopometri berhubungan dengan pengukuran demensi dan komposisi tubuh pada berbagai tingkat umur. Digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan energi yang terlihat.Pada pola penampilan fisik seperti lemak dan otot. Macam-macam anthonometri : i. Berat badan Pengukuran anthonometri yang paling sering digunakan meskipun sering terjadi kesalahan dalam pengukuran. Berat badan yang lebih ataupun kurang dan pada berat badan rata-rata untuk umur tertentu merupakan faktor untuk menentukan jumlah zat makanan yang hams diberikan agar kehamilannya berjalan dengan lancar. Pertambahan berat badan selama hamil sekitar 12-14 kg jika kurang dan itu kemungkinan melahirkan bayi dengan berat lahir rendah (Erna, 2004). ii. Tinggi badan Pengukuran berat badan seseorang pada prinsipnya adalah mengukur jaringan tulang skeletal yang terdiri dan kaki, panggul, tulang belakang dan tulang tengkorak. Tinggi badan yang dihubungkan dengan umur dapat digunakan sebagai indikator status gizi masa lalu. iii. Lingkar lengan Mencerminkan cadangan energi sehingga pengukuran ini dapat mencerminkan status kekurangan energi kronis untuk mendeteksi resiko terjadinya kejadian bayi dengan BBLR, untuk resiko Kurang Energi Kronik adalah < 23,5 cm. b) Secara tidak langsung i. Survey konsumsi Merupakan penentuan status gizi dengan melihat jumlah dan macam zat gizi yang dikonsumsi. Pengumpulan data konsumsi makanan pada masyarakat, keluarga melalui gambaran, konsumsi zat gizi yang dapat mengindentifikasikan lebih atau kurang zat gizi. ii. Statistik vital Menganalisa beberapa data statistik kesehatan seperti angka kesakitan dan kematian karena penyakit tertentu, angka kematian berdasarkan umur atau data lain yang berhubungan dengan gizi: iii. Faktor ekologi Pengukuran faktor ekologi penting untuk mengetahui penyebab malnutrisi, keadaan, malnutrisi merupakan hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologi, dan lingkungan budaya.Bahan makanan yang tersedia tergantung pada keadaan ekologi seperti tanah, iklim dan pengairan. 3. Kurang Energi Kronis (KEK) a. Pengertian Kurang Energi Kronik Kurang Energi Kronik adalah keadaan dirnana ibu menderitakeadaan kekurangan makanan yang berlangsung menahun(kronis) yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu (Depkes, 2007). b. Faktor Penyebab Kurang Energi Kronik 1) Penyakit Wanita berpenyakit kronis memerlukan bukan hanya zat gizi untuk mengatasi penyakitnya, tetapi juga untuk kehamilan yang sedang dijalani (Arisman, 2007). Status gizi kurang akan meningkatkan kepekaan ibu terhadap resiko terjadinya infeksi, dan sebaliknya infeksi meningkat resiko kurang gizi (Depkes, 2007). 2) Usia Usia diperlukan untuk menentukan besaran kalori serta zat gizi yang akan diberikan (Arisman, 2007). Hal penting yang berkaitan dengan status gizi scorang ibu adalah kehamilan pada usia muda (<20 tahun). Lebih muda seorang wanita yang hamil, lebih banyak energi yang diperlukan, serta usia yang terlalu tua (>35 tahun) (Depkes, 2007). 3) Berat badan Berat badan yang lebih ataupun kurang dari pada berat badan rata-rata untuk umur tertentu merupakan faktor untuk menentukan jumlah zat makanan yang harus diberikan agar kehamilannya berjalan dengan lancar. Pertambahan berat badan selama hamil sekitar 12-14 kg jika kurang dari itu kemungkinan melahirkan bayi dengan berat lahir rendah (Erna, 2004) .



Tidak ada komentar:

Posting Komentar