Selasa, 30 Agustus 2016

SKRIPSI / KTI baru 2016 : PERSEPSI DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS

LENGKAP BAB 12345+DAFTAR PUSTAKA BUAT REFERENSI MURAH HUBUNGI:081 225 300 100
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pemberian ASI eksklusif merupakan investasi terbaik bagi kesehatan dan kecerdasan anak (Depkes, 2007). Manfaat pemberian ASI eksklusif sesuai dengan salah satu tujuan dari Millenium Development Goals (MDGs) yaitu mengurangi tingkat kematian anak dan meningkatkan kesehatan ibu. WHO (2009) menyatakan sekitar 15% dari total kasus kematian anak di bawah usia lima tahun di negara berkembang disebabkan oleh pemberian ASI tidak Eksklusif. Berbagai masalah gizi kurang maupun gizi lebih juga timbul akibat dari pemberian makanan sebelum bayi berusia 6 bulan. Pemberian ASI di Indonesia belum dilaksanakan sepenuhnya, upaya meningkatkan perilaku menyusui pada ibu yang memiliki bayi khususnya ASI eksklusif masih dirasa kurang. Secara nasional cakupan pemberian ASI eksklusif berfluktuasi selama 3 tahun terakhir. Cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi sampai 6 bulan turun dari 28,6% pada tahun 2009 menjadi 24,3 % tahun 2010 dan naik lagi menjadi 34,3 % pada tahun 2011. Namun tahun 2013 mengalami penuruanan kembali menjadi 30,2%. Berdasarkan data yang diperoleh dari profil kesehatan di Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 menunjukkan cakupan pemberian ASI Eksklusif sekitar 45,18% , kemudian 2012 meningkat menjadi 49,46 % dan di tahun 2013 mengalami peningkatan kembali menjadi 57,67%. Cakupan ASI Eksklusif di Jawa Tengah dari tahun 2011 – 2013 mengalami peningkatan terus menerus namun masih di dibawah target yaitu 80%. Persepsi dapat mempengaruhi tingkah laku seseorang terhadap suatu objek dan situasi lingkunganya. Dengan kata lain, tingkah laku seseorang terhadap suatu objek dipengaruhi oleh persepsinya. Jika persepsi suami tetang ASI Eksklusif baik maka suami akan memberikan dukungan yang seimbang kepada ibu sehingga program ASI Eksklusif dapat berjalan dengan lanjar. Banyaknya bayi yang tidak mendapatkan ASI Eksklusif di Indonesia di sebabkan oleh bebagai faktor, diantaranya dukungan dari berbagai pihak yang masih kurang, salah satunya dukungan suami. Keberhasilan ASI eksklusif akan lebih mudah bila dukungan dari suami turut berperan. Memnyusui memerlukan kondisi emosional yang stabil, mengingat factor psikologi ibu sangat mempengaruhi produksi ASI, suami dan istri harus saling memahami betapa pentingnya dukungan terhadap ibu yang sedang menyusui (Tasya,2008). Roesli (2007) juga mengatakan bahwa, masih popular pendapat yang mengatakan bahwa menyusui hanya urusan ibu saja, tidak ada kaitannya dengan ayah. Pendapat lain juga dikatakan oleh Paramita (2007) minimnya dukungan ayah dalam praktek pemberian ASI, akibat faktor kebiasaan budaya salah satunya karena secara kultural adanya fungsi dan pembagian peran, dimana ayah hanya berperan dan berkewajiban sebagai pencari nafkah dan urusan rumah tangga semuanya diurus oleh istri termasuk urusan menyusui. Menyusui sebenarnya bukan hanya sebuah proses antara ibu dan bayi saja tetapi ayahpun harus ikut terlibat. Pada saat bayi mulai mengisap putting ibu, maka akan terjadi dua reflex yang menyebabkan agar ASI bias keluar yaitu reflex produksi ASI/ reflex prolaktin dan reflex pengaliran ASI / letdown reflex / reflex oxytocin. Pada reflex oxytocin dan reflex prolaktin inilah peran suami diperlukan karena reflex ini sangat dipengaruhi oleh keadaan emosional atau perasaan ibu, kadar oxytocin pada setiap ibu berbeda, 75% pengaruh emosional yang tidak stabil bisa menghambat dan mempengaruhi jumlah pengeluaran ASI. Sehingga jelaslah bahwa kelancaran menyusui memerlukan kondisi kesetaraan antara suami dan istri tetapi kenyataannya hingga saat ini masih sangat sedikit keinginan suami untuk ikut berperan serta dalam perawatan anaknya termasuk mendukung aktivitas menyusui (Roesli,2008). Dukungan bisa di peroleh ibu dari tiga pihak, yaitu suami, keluarga, dan tenaga kesehatan. Tetapi pengaruh dukungan yang paling besar adalah dukungan dari suami. Hal ini dikarenakan suami merupakan keluarga inti dan orang yang paling dekat dengan ibu, sehingga dukungan suami saat ini menjadi hal yang sangat perlu di lakukan. Cakupan ASI Eksklusif tahun 2012 , dari 19 Kecamatan di Grobogan, ternyata di Kecamatan XXXX tingkat pencapaian ASI Eksklusifnya adalah 46,4 %, sedangkan tahun 2013 kurang dari 60%. Angka ini jauh dari target 80 % cakupan pemberian ASI Eksklusif di Indonesia. Fenomena ini diperkuat dengan hasil survey awal yang telah dilakukan pada bulan Februari 2014 berdasarkan data KIA yaitu kurang dari 472 ibu yang memberikan ASI esklusif dari 787 jumlah kelahiran. Tanggal 25 Mei 2014 dilakukan kembali survey di salah satu desa wilayah kerja Puskesmas XXXX , di dapatkan dari 10 ibu menyusui 6 ibu memberikan ASI Eksklusif dan 4 ibu tidak memberikan ASI Eksklusif dengan alasan 2 orang air susunya keluar sedikit, 1 orang putting susunya tidak menonjol dan 1 orang bekerja. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada 6 ibu yang berhasil memberikan ASI Eksklusif didapatkan data bahwa suami memberikan dukungan penuh secara emosional dan spiritual pada ibu untuk membangun kepercayaan ibu selama menyusui. Mendukung ibu dalam pengambilan keputusan untuk memberikan ASI Eksklusif serta berpartisipasi aktif membantu ibu selama menyusui. Hal ini ditunjukkan dengan cara membuatkan makanan, membantu pekerjaan ibu serta turut menjaga bayi saat ibu tidur. Hasil wawancara pada 4 ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif didapatkan data bahwa pengetahuan dan pengalaman mereka memilki bayi pertama cenderung membuat mereka mendengarkan nasihat dari keluarga terdekat terutama pengalaman ibu mereka terdahulu saat menyususi. Ibu lebih menuruti perkataan orangtuanya dan mempercayai nasihat bahkan seringkali mitos negatif tentang menyusui. Tidak sedikit ibu yang baru menyusui berhenti memberikan ASI karena dipercaya ASI menjadikan anak diare dan tubuhnya menjadi bau amis. Seringkali ibu mendengar kata ‘ASI jahat’ karena ASI yang dihisap bayi baru lahir jika tidak segera dibersihkan mulut bayinya bisa menyebabkan kulit bayi menjadi bercak-bercak putih. Masih banyak pula ibu yang khawatir payudaranya akan berubah bentuk menjadi tidak menarik lagi jika memberikan ASI pada buah hati mereka. Kesalahpahaman ini yang menyebabkan pada akhirnya ibu memilih memberikan makanan selain ASI walaupun usia bayi belum genap 6 bulan. Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Persepsi dukungan suami terhadap pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas .” B. Fokus Penelitian Fokus penelitian ini adalah persepsi dukungan suami dalam pemberian ASI Eksklusif didalamnya mengeksplorasi pengetahuan suami tentang ASI Eksklusif (pengertian, manfaat, kandungan, cara memerah atau memompa ASI), bentuk dukungan suami terhadap pemberian ASI Eksklusif ( psikologi, sosial, informasi, lingkungan), hambatan yang dialami dan cara mengatasi hambatan tersebut. C. Rumusan Masalah Segmentasi penelitian yang akan dilakukan berfokus pada masalah “Bagaimana persepsi dukungan suami terhadap pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas ?” D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi secara mendalam tentang persepsi dukungan suami terhadap pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas XXXX. 2. Tujuan Khusus a. Mengeksplorasi pengetahuan suami tentang ASI Eksklusif b. Mengeksplorasi bentuk dukungan suami terhadap pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas XXXX c. Mengeksplorasi hambatan dukungan suami terhadap pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas XXXX d. Mengeksplorasi upaya untuk mengatasi hambatan dukungan suami terhadap pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas XXXX. E. Manfaat Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat : 1. Bagi institusi pendidikan Penelitian ini bermanfaat sebagai referensi atau sebagai bahan pembelajaran baru diperpustakaan STIKES XXXX tentang persepsi dukungan suami dengan pemberian ASI Eksklusif. 2. Bagi Ibu Menyusui Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan informasi dan pembelajaran kepada keluarga tentang pentingnya dukungan suami sebagai salah satu faktor pendorong kepada ibu untuk tetap memberikan ASI saja kepada bayinya selama 6 bulan. 3. Bagi peneliti Penelitian ini bermanfaat sebagai penambah pengetahuan tentang persepsi dukungan suami terhadap pemberian ASI Eksklusif dan sebagai pengalaman dalam melakukan penelitian lebih baik untuk selanjutnya. F. Originalitas Penelitian Tabel 1.1 Originalitas Penelitian No Peneliti Judul Hasil Penelitian Perbedaan 1. Maulita, 2014 Pengaruh Dukungan Suami Dan Persepsi Ibu Terhadap Perilaku Pemberian ASI Eksklusif Ada pengaruh dukungan suami terhadap perilaku pemberian ASI Eksklusif Penelitian ini menggunakan desain observasional analitik. Sedangkan penelitian yang disusun sekarang adalah penelitian kualitatif 2. Ira Puspita Pratiwi, (2013) Hubungan Persepsi Dukungan Suami Dengan Pemberian ASI Eksklusif hipotesa alternative diterima atau terdapat hubungan antara persepsi dukungan suami dengan pemberian ASI Eksklusif. Penelitian ini adalah analitik Sedangkan penelitan yang disusun penulis sekarang bersifat kualitatif. 3. Dyan Wahyuningsih, (2012) Dukungan Suami Dalam Pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Susukan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang Tidak ada hubungan antara karakteristik (umur, pendidikan, pekerjaan) ibu dan dukungan (informasional, penilaian, instrumental dan emosional ) suami dengan pemberian ASI Eksklusif. Penelitian ini adalah deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Persepsi a. Pengertian Persepsi Persepsi dapat mempengaruhi tingkah laku seseorang terhadap suatu obyek dan situasi lingkunganya, jadi tingkah laku seseorang terhadap suatu obyek dipengaruhi oleh persepsinya. “Persepsi adalah kesan seseorang terhadap obyek tertentu yang dipengaruhi faktor internal, yakni perilaku yang berada di bawah kendali pribadi dan faktor eksternal, yakni perilaku yang dipengaruhi oleh situasi di luarnya.” (Depdiknas, 2003). Sedangkan menurut Walgito (2002:69) “Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera namun proses itu tidak berhenti begitu saja melainkan stimulus tersebut diteruskan dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi”. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan suatu penilaian atau kesan seseorang terhadap suatu obyek yang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar