Selasa, 30 Agustus 2016

SKRIPSI TERBARU 2016 : HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN KANKER PAYUDARA DI RSUD

MURAH HUBUNGI SEGERA HP. 081225300100 LENGKAP BAB 12345+ DAFTAR PUSTAKA + KUESIONER

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Di dalam tubuh kita terdapat banyak sel yang membentuk jaringan. Sel mempunyai dua tugas utama, yaitu bekerja dan berkembang biak. Sel yang terkena kanker akan berubah sifat, sebagian besar dipakai untuk berkembang biak, bukan untuk bekerja. Oleh karna itu, kanker dapat menyebar ke bagian tubuh yang lain. Kalau tidak segera diketahui dan tidak dapat dicegah pertumbuhannya, bisa menyebabkan kematian (Purwoastuti, 2012:7). Saat ini, kanker payudara merupakan penyebab kematian kedua akibat kanker pada wanita, setelah kanker rahim, dan merupakan kanker yang paling banyak ditemui diantara wanita. Jumlah penderita kanker payudara diseluruh dunia terus mengalami peningkatan, baik pada daerah dengan insiden tinggi di negara-negara barat, maupun pada insiden rendah seperti dibanyak daerah di Asia. Angka insiden tertinggi dapat ditemukan pada daerah di Amerika Serikat (mencapai di atas 100/100.000; berarti ditemukan lebih 100 penderita / 100.000 orang). Kemudian diikuti dengan beberapa negara di Eropa Barat (tertinggi Swiss, 73,5/100.000). Untuk Asia, masih berkisar antara 10-20/100.000). Yang menarik angka ini akan berubah bila populasi dari daerah dengan insiden rendah melakukan migrasi ke daerah dengan insiden yang lebih tinggi, suatu bukti bahwa faktor lingkungan juga berperan pada proses terjadinya kanker (Purwoastuti,2012:14). Di negara berkembang setiap tahunnya lebih dari 580.000 kasus kanker payudara ditemukan. Kurang lebih 372.000 pasien meninggal karena penyakit ini. Data WHO menunjukkan bahwa 78% kanker payudara terjadi pada wanita usia 50 tahun ke atas. Sedangkan 6%-nya pada usia kurang dari 40 tahun. Tidak heran kanker ini juga masuk dalam catatan Word Health Organization (WHO) dimasukkan kedalam International classification of diseases (ICD) dengan kode nomor 17 (Suryaningsih,2009:7) Berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) 2007, kejadian kanker payudara di Indonesia sebanyak 8.227 kasus atau 16,85% dan pada tahun 2008, 12 juta pasien yang baru terdiagnosis Kanker dan lebih dari 7 juta pasien meninggal akibat Kanker. Pada tahun 2030 diperkirakan terjadi kasus Kanker sebanyak 20 hingga 26 juta pasien dan 13 hingga 17 juta pasien mininggal akibat Kanker. Peningkatan angka kejadian kanker diperkirakan sebesar 1% / tahun (Damiri, 2007). Kanker payudara menempati urutan kedua setelah kanker leher rahim. Dapat terjadi pada usia kapan saja, biasanya menyerang wanita umur 40-50 tahun, tapi saat ini sudah mulai ditemukan pada usia 18 tahun. Kanker sering ditemukan pada stadium lanjut, sehingga proses penyembuhan sulit. Kanker payudara menimbulkan berbagai ketakutan yang berhubungan dengan kehilangan gambaran tubuh, operasi, dan kematian. Yang termasuk faktor resiko kanker payudra yaitu umur, status perkawinan, paritas, berat badan,merokok, konsumsi alkohol, pemakaian hormon, riwayat keluarga, radiasi menyusui, periode menstruasi. Namun penyebab yang pasti kanker payudara belum diketahui dengan jelas. Sejumlah studi yang merperlihatkan bahwa deteksi dini kanker payudara yang diikuti dengan terapi dapat meningkatkan harapan hidup dan memberikan pilihan terapi lebih baik pada pasien. Setiap wanita beresiko mengalami kanker payudara. (Mawardi,2009:23). Wewenang bidan dalam penatalaksanaan pasien dengan kanker payudara hanya berbatas pada tindakan pencegahan yang dapat dilakukan dengan KIE pada remaja putri dan wanita usia subur tentang SADARI, informasi tentang faktor-faktor yang dapat memicu terjadinya kanker payudara (Sukaca,2008:54). Sedangkan di Jawa Tengah khususnya Kota Semarang terlihat pada tahun 2013 terdapat 1.205 kasus kanker payudara dan tahun 2014 terdapat 4.306 kasus kanker payudara. Pada tahun 2015 berjumlah 897 kasus kanker payudara yang terdiri dari kriteria remaja berumur 11 – 24 tahun ada 28 orang, sedangkan pada usia 25 – 44 tahun berjumlah 400 orang dan pada usia 45 tahun ke atas terdpat 451 orang yang menderita kanker payudara. Dari angka kejadian kanker payudara pada tahun 2013 ke 2014 melonjak drastis yaitu bertambah 3.101 kasus, sedangkan pada tahun 2015 penderita kanker payudara mengalami penurunan hampir 4 kali lipatnya atau 3.409 kasus kanker payudara. Walaupun kanker payudara jumlah penderitanya menurun namun usia wanita yang menderita kanker ini semakin muda hal ini dapat dikarenakan banyak faktor yang belum diketahui dengan pasti sebagai penyebab terjadinya kanker payudara ini (Dinkes XXXXX,2015). Efek dari jumlah paritas terhadap resiko kanker payudara telah lama diteliti. Dalam suatu studi metaanalisis, dilaporkan bahwa wanita primipara mempunyai resiko 30 % untuk berkembang menjadi kanker payudara dibandingkan dengan wanita yang multipara (Imam,2009:57). Prasurvey yang dilakukan oleh peneliti di RSUD Kota Semarang pada tanggal 13 Januari 2010 didapat hasil bahwa pasien penderita kanker payudara pada tahun 2009-2010 berjumlah 25 orang, 15 diantaranya adalah primipara atau sebanyak 60 % pasien dengan kanker payudara yang pernah melahirkan 1 kali. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Paritas Dengan Kejadian Kanker Payudara Di RSUD Tahun 2014-2015” B. Rumusan Masalah Rumusan masalah penelitian ini adalah : “Apakah ada hubungan antara Paritas dengan kejadian kanker payudara diRSUD Tahun 2014-2015? ” C. Tujuan penelitian 1. Tujuan umum Untuk mengetahui hubungan Paritas dengan kejadian kanker payudara di RSUD pada Tahun 2014-2015 2. Tujuan khusus a. Mendistribusikan karakteristik responden yang mengeluh ada benjolan di payudaranya di RSUD Kota Semarang Tahun 2014-2015 b. Mengetahui distribusi frekuensi paritas pasien yang mengeluh ada benjolan di payudaranya di RSUD Kota Semarang Tahun 2014-2015 c. Mengetahui distribusi frekuensi kanker payudara pasien yang mengeluh ada benjolan di payudaranya diRSUD Kota Semarang tahun 2014-2015 d.Menganalisa hubungan Paritas dengan kejadian kanker payudara di RSUD Kota Semarang Tahun 2014-2015. D. Manfaat penelitian 1. Bagi Rumah Sakit Hasil penelitian dapat digunakan sebagai dasar penentuan kebijakan yang terkait dengan angka kejadian kanker untuk melakukan penyuluhan, pencegahan dan penanganan Kanker payudara 2. Bagi Institusi Pendidikan Sebagai tambahan bahan referensi bagi institusi pendidikan tentang kanker payudara dalam melaksanakan pengajaran pada institusi pendidikan. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Data hasil penelitian dapat dijadikan sumber penelitian lain yang terkait 4. Bagi Masyarakat Menambah pengetahuan dan memberikan informasi pada masyarakat mengenai kanker payudara sehingga dapat melakukan deteksi dini secara mandiri dengan melakukan SADARI (periksa payudara sendiri). E. Keaslian Penelitian Tabel 1. NO Peneliti / publikasi Judul Hasil penelitian Gusrika Rambe/ perpustakaan Akbid ADILA Bandar Lampung Gambaran Kejadian Kanker Payudara Di RS Detasemen Kesehatan Wilayah 02.04.03 Bandar Lampung Tahun 2010 Umur >50 tahun :51,36% Sudah menikah :81,08% Berat badan >50kg :70,27% Multipara :78,38% Septi Ristiyana/ perpustakaan Akbid ADILA Bandar Lampung Gambaran Pengetahuan Siswi Kelas XII Tentang Kanker Payudara Di SMAN 6 Bandar Lampung Tahun 2009 Pengetahuan rendah : 60,04% Pengetahuan sedang : 20,06% Pengetahuan baik : 19,90% Perbedaan penelitian yang dahulu dengan sekarang : 1. Penelitian terdahulu hanya meneliti tentang gambaran kejadian penyebab kanker payudara, dan faktor-faktor nya adalah umur, status perkawinan, paritas, dan berat badan. Sedangkan penelitian ini meneliti tentang hubungan keduanya dan faktor yang diteliti adalah status paritas. 2. Pada penelitian terdahulu meneliti tentang gambaran pengetahuan yang mempengaruhi kejadian kanker payudara dan faktor yang diteliti adalah pengetahuan, dengan menggunakan data primer. Sedangkan pada penelitian ini faktor yang akan diteliti yaitu paritas dan menggunakan data sekunder.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar